Polemik Rashdul Qiblah, Saatnya Membetulkan Arah Kiblat ?

https://kabar22.blogspot.com/2015/05/polemik-rashdul-qiblah-saatnya.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama Machasin menyatakan, fenomena tegak lurusnya matahari dengan Ka'bah tidak akan mengubah kiblat. Namun, fenomena tersebut dapat dimanfaatkan bagi masyarakat yang ingin mengetahui arah kiblat.
" Jadi nanti pas matahari di atas Ka'bah kan bayang-bayang tegak lurus dengan Ka'bah, jadi bisa diketahui dari sana" kata Machasin kepada pers, Kamis, 28 Mei 2015.
Peristiwa matahari tepat berada di atas Ka'bah ini disebut juga rashdul qiblah, yaitu ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Berbagai fenomena alam seperti gempa bumi memang dapat mengubah geografis daratan, yang secara tidak langsung mengubah arah kiblat. Sehingga, fenomena rashdul qiblah dapat dimanfaatkan untuk mengetahui arah kibat.
Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Mukhtar Ali menjelaskan, berdasarkan data astronomi, Kamis, 28 Mei 2015, matahari akan melintas tepat di atas Kabah. Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA.
Sementara, Ketua Lembaga Antariksa Nasional, Profesor Thomas Djamaludin mengatakan, fenomena matahari di atas Ka'bah ini tidak mengubah arah kiblat. Dia hanya menyarankan kepada umat Islam untuk memperbaiki arah kiblat jika merasa pengukuran arah kiblatnya tidak akurat. Pada jam tersebut dianggap sebagai waktu yang tepat untuk melihat arah kiblat yang sesuai karena matahari berada tegak lurus di atas Ka'bah.
" Arah kiblat tidak berubah. Hanya saja kadang kita tidak akurat mengukurnya atau hanya berdasarkan perkiraan. Nah, sekarang saatnya mengoreksi," ujarnya.
Menurut dia, tidak ada mekanisme di bumi yang menyebabkan perubahan atau pergeseran arah kiblat. Bahkan gempa bumi yang mampu menggeser lempeng bumi sekalipun tidak akan menyebabkan perubahan atau pergeseran arah kiblat.
" Banyaknya masjid yang arahnya tidak tepat mengarah ke Masjidil Haram di Mekah bukan disebabkan oleh perubahan arah kiblat tapi karena ketidakakuratan pengukuran saat awal pembangunan."
Saatnya Betulkan Arah Kiblat
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Mukhtar Ali mengatakan, matahari diperkirakan bakal melintas tepat di atas Ka'bah, Kamis, 28 Mei 2015. Peristiwa berdasarkan data astronomi ini diperkirakan terjadi pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA.
" Bayang-bayang benda yang berdiri tegak pada tanggal dan jam tersebut akan mengarah tepat ke arah Ka’bah," kata Mukhtar Ali dalam pernyataannya seperti yang dilansir oleh laman resmi Kementerian Agama, Rabu siang, 27 Mei 2015.
Menurut Mukhtar, fenomena semacam itu dikenal dengan nama Rashdul Qiblah. Yaitu, ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk ke arah kiblat, yang menjadi panduan umat muslim untuk mengerjakan salat.
Seiring dengan fenomen alam tersebut, Mukhtar mengatakan, momen-momen inilah yang tepat bagi umat muslim dan pengurus takmir masjid atau musala di seluruh Indonesia untuk memverifikasi kesesuaian arah kiblatnya masing-masing.
Dari informasi yang dikumpulkan Tempo, secara astronomis fenomena matahari melintasi persis di atas Ka'bah terjadi akibat gerakan semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah dengan lintang antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan.
Dalam rentang ini matahari menyinari daerah yang memiliki lintang antara 23,5 derajat LU dan 23,5 derajat LS itu. Matahari melintasi Ka'bah terjadi ketika matahari mencapai titik paling utara dan kembali terjadi ketika matahari menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Posisi matahari tepat di atas Ka'bah terjadi bila deklinasi sang surya sama dengan lintang Ka'bah atau Mekah. Saat itu matahari berkulminasi di atas Ka'bah. Arah terjadinya bayang matahari terhadap suatu benda merupakan arah kiblat di berbagai wilayah di bumi.
[ bin / tempo / vivanews ]
" Jadi nanti pas matahari di atas Ka'bah kan bayang-bayang tegak lurus dengan Ka'bah, jadi bisa diketahui dari sana" kata Machasin kepada pers, Kamis, 28 Mei 2015.
Peristiwa matahari tepat berada di atas Ka'bah ini disebut juga rashdul qiblah, yaitu ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Berbagai fenomena alam seperti gempa bumi memang dapat mengubah geografis daratan, yang secara tidak langsung mengubah arah kiblat. Sehingga, fenomena rashdul qiblah dapat dimanfaatkan untuk mengetahui arah kibat.
Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Mukhtar Ali menjelaskan, berdasarkan data astronomi, Kamis, 28 Mei 2015, matahari akan melintas tepat di atas Kabah. Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA.
Sementara, Ketua Lembaga Antariksa Nasional, Profesor Thomas Djamaludin mengatakan, fenomena matahari di atas Ka'bah ini tidak mengubah arah kiblat. Dia hanya menyarankan kepada umat Islam untuk memperbaiki arah kiblat jika merasa pengukuran arah kiblatnya tidak akurat. Pada jam tersebut dianggap sebagai waktu yang tepat untuk melihat arah kiblat yang sesuai karena matahari berada tegak lurus di atas Ka'bah.
" Arah kiblat tidak berubah. Hanya saja kadang kita tidak akurat mengukurnya atau hanya berdasarkan perkiraan. Nah, sekarang saatnya mengoreksi," ujarnya.
Menurut dia, tidak ada mekanisme di bumi yang menyebabkan perubahan atau pergeseran arah kiblat. Bahkan gempa bumi yang mampu menggeser lempeng bumi sekalipun tidak akan menyebabkan perubahan atau pergeseran arah kiblat.
" Banyaknya masjid yang arahnya tidak tepat mengarah ke Masjidil Haram di Mekah bukan disebabkan oleh perubahan arah kiblat tapi karena ketidakakuratan pengukuran saat awal pembangunan."
Saatnya Betulkan Arah Kiblat
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Mukhtar Ali mengatakan, matahari diperkirakan bakal melintas tepat di atas Ka'bah, Kamis, 28 Mei 2015. Peristiwa berdasarkan data astronomi ini diperkirakan terjadi pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA.
" Bayang-bayang benda yang berdiri tegak pada tanggal dan jam tersebut akan mengarah tepat ke arah Ka’bah," kata Mukhtar Ali dalam pernyataannya seperti yang dilansir oleh laman resmi Kementerian Agama, Rabu siang, 27 Mei 2015.
Menurut Mukhtar, fenomena semacam itu dikenal dengan nama Rashdul Qiblah. Yaitu, ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk ke arah kiblat, yang menjadi panduan umat muslim untuk mengerjakan salat.
Seiring dengan fenomen alam tersebut, Mukhtar mengatakan, momen-momen inilah yang tepat bagi umat muslim dan pengurus takmir masjid atau musala di seluruh Indonesia untuk memverifikasi kesesuaian arah kiblatnya masing-masing.
Dari informasi yang dikumpulkan Tempo, secara astronomis fenomena matahari melintasi persis di atas Ka'bah terjadi akibat gerakan semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah dengan lintang antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan.
Dalam rentang ini matahari menyinari daerah yang memiliki lintang antara 23,5 derajat LU dan 23,5 derajat LS itu. Matahari melintasi Ka'bah terjadi ketika matahari mencapai titik paling utara dan kembali terjadi ketika matahari menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Posisi matahari tepat di atas Ka'bah terjadi bila deklinasi sang surya sama dengan lintang Ka'bah atau Mekah. Saat itu matahari berkulminasi di atas Ka'bah. Arah terjadinya bayang matahari terhadap suatu benda merupakan arah kiblat di berbagai wilayah di bumi.
[ bin / tempo / vivanews ]