Wabah Batu Akik Nasional, SBY-Obama dan KAA. Sampai Kapan Berakhir ?


BLOKBERITA -- " Bacan... bacan.... bacan.... giok....giok.... zamrud...zamrud.... jemmbrruutt.... jembrruutt......! ", demikian seseorang berseloroh di tengah kerumunan orang dan para penjual akik di sebuah kawasan perdagangan batu akik. Entah apa maksudnya, karena antara antusias, kejenuhan dan satirisme tersirat di wajahnya.

Memang tak bisa dipungkiri saat ini di mana-mana orang sedang gila batu akik. Anda boleh tengok di setiap titik keramaian pasti ada penjual akik. Mulai dari yang jual bongkahan batu sampai yang akik sudah dipoles.

Bahkan kadang kerumunan penggila akik itu membuat jalanan menjadi macet, tengok saja di kawasan Rawa Bening, Jaktim tempat pusat penjualan akik.

Tapi beberapa akhir ini soal booming akik ini menjadi perbincangan di media sosial sampai ke forum-forum internet. Banyak yang membandingkan nasib akik akan sama dengan nasib tanaman gelombang cinta. Di masa jayanya, tanaman hias gelombang cinta (anthurium) berharga hingga jutaan rupiah.

Namun kemudian ketika banyak orang ikut 'bermain' gelombang cinta dan membudidayakannya, nasibnya terpuruk. Tak lagi jadi primadona, dan nasib gelombang cinta jadi biasa-biasa saja. Nah, soal akik ini pun demikian, banyak prediksi nasibnya akan seperti gelombang cinta.

Saat ini harga akik sejumlah jenis batu seperti Bacan, Giok Aceh, Solar Aceh, Red Raflesia, fire opal, Sungai Dareh, panca warna Garut, dan akik Pacitan memang sedang melambung. Bahkan bila sudah keluar kristal bisa sampai jutaan rupiah.



Lalu akankah harga batu akik yang gila-gilaan itu akan turun drastis? Ada yang bilang akan drop, ada juga yang bilang tetap akan bertahan.

Yang menyebut harga akik turun mereka yang menyandingkan akik dengan gelombang cinta (anthurium). Saat ini banyak yang sekedar ikut-ikutan latah demam akik. Suatu saat akan sampai pada titik jenuh. Sedang yang pro harga akik tetap bertahan mereka yang percaya, kalau booming akik berbeda dengan booming gelombang cinta. Akik itu dari alam, tak bisa dibudidayakan. Bahkan sekarang untuk akik kualitas super sudah langka, di pasaran untuk jenis Bacan saja lebih banyak batu yang muda. Belum lagi akik juga menjadi bahan ekspor. Penambang batu Bacan dan giok Aceh saja misalnya, batu mereka sudah banyak yang dibeli buyers asal Taiwan.

Soal pro kontra booming akik ini memang terus menjadi perdebatan. Tapi pastinya akik membuat berkembang ekonomi suatu daerah. Mungkin karena bacan meroket saja, sekarang banyak yang ngeh soal daerah bernama Bacan. Belum lagi akik juga memberikan banyak lapangan kerja.

Bupati Purbalingga bahkan sampai mewajibkan PNS-nya memakai akik. Hal itu dilakukan agar daerah yang dikenal dengan akik Klawing itu menggeliat UKM akik-nya.

Tapi harus dicatat juga jangan sampai perburuan akik menyebabkan rusaknya lingkungan. Di Aceh, Walhi bahkan sampai meminta pemerintah melarang penambangan akik karena menyebabkan kerusakan lingkungan.

 










Sampai Kapan ?

Tentu, demam batu akik mendatangkan fulus bagi para pemain yang terlibat. Budi Sampurno, penjual batu akik asal Klaten, menuturkan, dirinya bisa meraup omzet Rp 16 juta per bulan dari bisnis berjualan batu akik. Yang jelas, perputaran duit dalam bisnis akik sangat besar. “ Rata-rata transaksi jual-beli batu akik  per hari saat pameran setidaknya mencapai Rp 500 juta,” jelas Budi.

Lantaran uang yang berputar relatif besar, menurut Budi, booming batu akik telah menggerakkan laju perekonomian menggelinding lebih cepat. Sebab, perputaran duit di bisnis batu akik tidak hanya dinikmati penjual batu. Penambang batu, perajin, maupun pemilik bengkel akik juga ikut menikmati berkah. Demam akik sekaligus juga menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha.

Pertanyaannya: seberapa lama demam batu akik bertahan ? Apakah bisa bertahan bertahun-tahun atau hanya demam sesaat layaknya demam tanaman hias Gelombang Cinta atau anthurium dan adenium beberapa tahun silam ?

Budi optimistis, tren batu akik bisa bertahan lama, setidaknya hingga lima tahun ke depan. Wiragil, kolektor batu akik asal Purworejo, mengamini, euforia batu akik bisa bertahan lama. Meski demam batu akik berakhir, harga batu akik tidak akan jatuh. 
“ Harga batu akik semakin meningkat karena sumber daya batu akik terbatas dan semakin lama semakin langka,” tandas Wiragil. Bisa dimaklumi kalau dia ngomong demikian karena ia seorang kolektor dan penjual batu akik.

Namun, Sukir, pedagang batu akik di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, menyatakan, tren batu akik cuma musiman. “ Harga batu akik akan jatuh dalam beberapa tahun mendatang karena tren batu akik makin tergerus,” ungkap Sukir.

 










Mungkin satu hal yang perlu di ingat, dalam dunia bisnis tak ada yang bersifat abadi, semua terkait dengan supply and demand. Ketika permintaan tinggi maka harga akan naik, begitu pun sebaliknya. Fenomena batu akik yang sedang booming sekarang ini karena faktor musiman, ada beberapa hal yang mendukungnya, antara lain; Pertemuan SBY dan Obama dulu - yang kala itu SBY memberikan suvenir batu bacan kepada obama. Tak berapa lama harga batu bacan terus melonjak karena permintaan meningkat. Kemudian adanya KAA ( Konferensi Asia-Afrika )  bulan ini di Jakarta dan Bandung, pemerintah akan memberikan cindera mata berupa batu akik/mulia yang ada di Indonesia kepada para peserta KAA nanti. Ini otomatis oleh para pedagang batu mulia dimanfaatkan sebagai momentum yang tepat untuk menaikkan harga setinggi langit karena 'pamor' KAA akan mendongkrak lonjakan harga batu mulia. Yang semula Rp 100 ribu bisa berubah Rp 500 ribu dan seterusnya. Bahkan lonjakan harga batu mulia sekarang mencapai 1000 persen. Ini yang namanya 'Demam Mendadak Batu Akik' musiman.

Namun bagaimanapun juga fenomena batu akik ini pasti akan sampai pada titik jenuh pada saatnya nanti karena sebagaimana fenomena anthurium akhirnya sampai pada titik jenuh juga. Orang juga akan berpikir secara sehat apa manfaatnya mengkoleksi  batu akik hingga ratusan biji kalau dia tak bisa menjualnya kembali, atau alasan lain "ngapain beli batu akik, mending belikan emas atau ditabung jauh lebih bermanfaat ", dan segudang alasan lainnya.

Jadi fenomena "wabah batu akik nasional " ini pada suatu ketika akan tiba pada titik jenuh dan kembali seperti sedia kala, orang jadi ogah atau bahkan muak dengan batu akik, terutama kaum wanita yang paling gusar karena suaminya penggemar batu akik, sehingga berdampak pada jatah bulanannya. Sejumlah kalangan pengamat batu akik memprediksi booming atau demam batu akik ini paling akan berakhir satu hingga dua tahun ke depan. Karena satu hal yang pasti tak ada yang abadi di dunia ini, that's it guys !!   

Oleh: mrheal / bbcom

View

Related

OPINI 2884338397016248034

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item