BPJS-KT Sosialisasi Masif “Brand Awareness” di Jakarta Selatan
https://kabar22.blogspot.com/2015/04/bpjs-kt-sosialisasi-masif-kampanye.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Kantor Cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Kacab BPJS) Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman untuk ke-3 (tiga) kalinya menggelar Sosialisasi Masif “Kampanye Tanya Saya” di mall ITC Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel), Bulan lalu Kacab BPJS-KT (Ketenagakerjaan) Jakarta-Sudirman telah menggelar Sosialisasi Masif ini di kegiatan Car Free Day sepanjang Jalan MH Thamrin hingga ke Jalan Jenderal Sudirman, Jaksel.
Kepala
Kantor Cabang (Ka Kacab) BPJS-KT (Ketenagakerjaan) Jakarta-Sudirman Sri Surastono
mengatakan, sosialisasi ini dilakukan untuk menyampaikan Brand Awareness (pemahaman terhadap
lembaga BPJS Ketenagakerjaan dan program-programnya) dari masyarakat tenaga kerja dan khalayak ramai.
“ Selama ini memamg kalau dalam istilah
penyiaran itu, ratting (tingkat) masih rendah pemahaman
masyarakat terhadap BPJS-KT (Ketenagakerjaan). Oleh karena itu, sesuai
kebijakan Direksi, Kacab BPJS Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman
melakukan Sosialisasi Masif agar masyarakat, khususnya masyarakat tenaga kerja
dan pemberi kerja aware (paham dan mengetahui) terhadap branding BPJS
Ketenagakerjaan,” ujar Sri Surastono kepada wartawan, saat
ditemui di sela-sela acara Sosialisasi Masif “Kampanye Tanya Saya” yang digelar
oleh Kacab BPJS Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman di lantai dasar mall ITC
Kuningan, Jaksel, Minggu lalu.
Kacab BPJS Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman
diberi tanggungjawab untuk membuka Kantor Cabang Perintis (KCP) mandiri yang
berlokasi di mall ITC Kuningan, Jaksel.
“ Wacananya KCP ini akan diluncurkan atau di-launching paling lambat bulan Juni 2015. Kenapa di ITC Kuningan, Jaksel ini didirikan? Karena banyak sekali tenant (penyewa ruang stand atau toko) dari mall ITC Kuningan, Jaksel, memekerjakan tenaga kerja. Ini sangat tidak pas kalau tenaga kerja yang bekerja ditenant-tenant tidak dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan,” paparnya.
“ Wacananya KCP ini akan diluncurkan atau di-launching paling lambat bulan Juni 2015. Kenapa di ITC Kuningan, Jaksel ini didirikan? Karena banyak sekali tenant (penyewa ruang stand atau toko) dari mall ITC Kuningan, Jaksel, memekerjakan tenaga kerja. Ini sangat tidak pas kalau tenaga kerja yang bekerja ditenant-tenant tidak dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan,” paparnya.
“ Target
kita, secara kuantitatif, ada 2700 tenant yang ada di ITC
Kuningan, Jaksel, ditambah yang ada di Mall Ambasor, Jaksel, 2300 tenant,
jadi totalnya kurang lebih ada 6000 tenant. Untuk itu, kita harus
hadir di mall ini,” katanya.
Belum
lagi, imbuhnya, Kacab BPJS Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman juga menargetkan
kepesertaan dari tenant yang ada di Mall Ciputra World, Jakarta. “ Mall Ciputra World ini juga masih masuk dalam target kita karena
potensi wilayah kita,” ungkapnya.
“ BPJS
Ketenagakerjaan ingin betul-betul menyatu dengan masyarakat tenaga kerja dan pemberi kerja, dan
kita ingin mereka mengetahui, bahwa program-program yang ada di BPJS
Ketenagakerjaan ini betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga program
BPJS Ketenagakerjaan dan keberadaannya ini menjadi suatu kebutuhan, bukan lagi
karena wajib atau paksaan, atau karena adanya Undang-Undang (UU) Nomor 24
Tahun 2011 tentang BPJS, dan bukan
lagi karena adanya arahan-arahan dari pada stakeholders (instansi terkait),” ungkapnya.
Ia mengharapkan,
muncul keinginan dari pemberi kerja dan tenaga kerja menjadi sebuah kebutuhan terhadap BPJS Ketenagakerjaan, sehingga
seluruh masyarakat tenaga kerja dan pemberi kerja bisa dilindungi oleh BPJS
Ketenagakerjaan melalui program-programnya.
“ Karena program BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan jejaring sosial, bahwa yang namanya potensi kemiskinan, pencegahan kemiskinan, itu bisa diselesaikan dengan mengikuti program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan. Coba kita bayangkan, orang bekerja yang selama ini menghidupi atau menjadi tulang punggung dalam sebuah rumah tangga hingga menghidupi lima jiwa dalam satu rumah tangga, kalau si tulang punggung keluarga mengalami resiko sosial ekonomi, misalnya dia terkena kecelakaan kerja, lalu dia tidak bisa bekerja kembali, maka anak dan istri yang ditinggalkan, bagaimana hidupnya ke depan. Kemudian, seandaianya pun tidak terjadi resiko kecelakaan kerja selama masih bekerja, manusia itu pasti mengalami hari tua, itu sesuatu yang pasti terjadi dan dialami oleh masyarakat tenaga kerja,” paparnya.
“ Karena program BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan jejaring sosial, bahwa yang namanya potensi kemiskinan, pencegahan kemiskinan, itu bisa diselesaikan dengan mengikuti program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan. Coba kita bayangkan, orang bekerja yang selama ini menghidupi atau menjadi tulang punggung dalam sebuah rumah tangga hingga menghidupi lima jiwa dalam satu rumah tangga, kalau si tulang punggung keluarga mengalami resiko sosial ekonomi, misalnya dia terkena kecelakaan kerja, lalu dia tidak bisa bekerja kembali, maka anak dan istri yang ditinggalkan, bagaimana hidupnya ke depan. Kemudian, seandaianya pun tidak terjadi resiko kecelakaan kerja selama masih bekerja, manusia itu pasti mengalami hari tua, itu sesuatu yang pasti terjadi dan dialami oleh masyarakat tenaga kerja,” paparnya.
“ Kalau tidak
terjadi resiko kecelakaan kerja, dia pasti mengalami hari tua,” terang Sri.
Untuk itu,
imbuhnya, di saat pekerja ini tidak lagi bekerja, sedangkan usia harapan hidup
manusia di Indonesia ini berkisar 70 hingga 73 tahun, seumpamanya di usia 55 atau 56 tahun pensiun,
sisa waktu hidupnya menjadi tanggungjawab siapa?
“ Maka, dengan adanya Jaminan Hari Tua (JHT), pekerja bisa dibantu untuk menanggulangi kebutuhan disisa masa hidupnya. Misalnya, dia bisa membuka usaha dengan tabungan (JHT) yang diambilnya. Kalau tabungan atau saldonya bisa besar di Program JHT, maka ia bisa membuka usaha besar. Intinya, dengan menjadi peserta JHT, kehidupan pekerja itu terjamin ke depannya, dan bisa diharapkan,” tegasnya.
“ Maka, dengan adanya Jaminan Hari Tua (JHT), pekerja bisa dibantu untuk menanggulangi kebutuhan disisa masa hidupnya. Misalnya, dia bisa membuka usaha dengan tabungan (JHT) yang diambilnya. Kalau tabungan atau saldonya bisa besar di Program JHT, maka ia bisa membuka usaha besar. Intinya, dengan menjadi peserta JHT, kehidupan pekerja itu terjamin ke depannya, dan bisa diharapkan,” tegasnya.
“ JHT ini, BPJS
Ketenagakerjaan memberikan tingkat pengembangn, kalau istilah financial / perbankan itu, adalah bunga. BPJS Ketenagakerjaan ini memberikan
tingkat pengembangan di atas rata-rata bunga bank, Cukup besar, sehingga saldo JHTnya cukup menjanjikan jumlahnya, dan tidak ada biaya administrasi sepeser pun
dalam pengurusan JHT ini,” paparnya.
Misalkan, kita mempunyai uang di BPJS Ketenagakerjaan Rp 500 ribu,
bagi pekerja yang sudah tidak aktif, maka otomatis tidak mengiur lagi, dan uang
tersebut didiamkan, ini justru nanti akan bertambah banyak karena diberikan
tingkat pengembangan setiap tahunnya. “ Kemudian, uang tersebut akan meningkat
terus. Ini berbeda dengan mekanisme di perbankan, ada biaya administrasinya. BPJS Ketenagakerjaan, intinya ingin memberikan
atau meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya,” jelas Tono.
Di samping itu,
sambung Tono panggilan akrabnya, BPJS
Ketenagakerjaan juga masih memberikan layanan tambahan, adalah pemberian pembiayaan bea siswa kepada
putra dan putri peserta BPJS Ketenagakerjan,
ada Program Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP), masih diberikan dan
digulirkan.
“ Ke depan, BPJS Ketenagakerjaan, program-programnya akan lebih bagus. Kalau nanti Peraturan Pemerintah (PP)-nya sudah keluar tentang semua program, seperti Program Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Kecelakaan Kerja-Return To Work (JKK-RTW) yang merupakan program pengembangan dari Program JKK, ini sangat luar biasa. Jadi JKK tetap masih berlangsung dengan plafond-plafondnya, malah ada peningkatan jaminan di biaya pemeriksaan dan pengobatan tak terbatas sepanjang diperkuat keterangan/sesuai indikasi medis. Tetapi JKK-RTW ini, adalah semacam diversifikasi pengembangan lebih bagus dan memiliki manfaat lebih bagi peserta,” ujarnya.
“ Ke depan, BPJS Ketenagakerjaan, program-programnya akan lebih bagus. Kalau nanti Peraturan Pemerintah (PP)-nya sudah keluar tentang semua program, seperti Program Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Kecelakaan Kerja-Return To Work (JKK-RTW) yang merupakan program pengembangan dari Program JKK, ini sangat luar biasa. Jadi JKK tetap masih berlangsung dengan plafond-plafondnya, malah ada peningkatan jaminan di biaya pemeriksaan dan pengobatan tak terbatas sepanjang diperkuat keterangan/sesuai indikasi medis. Tetapi JKK-RTW ini, adalah semacam diversifikasi pengembangan lebih bagus dan memiliki manfaat lebih bagi peserta,” ujarnya.
“ Jadi pekerja
yang mengalami kecelakaan kerja itu akan dijamin dan dibiayai kesembuhannya sampai masuk kerja kembali, walaupun dia akhirnya cacat
fisik atau disabilitas akibat kecelakaan kerja, tetapi ini membutuhkan
komitmen dan adanya satu keterbukaan dari para pengusaha untuk bersedia melakukan JKK-RTW, dan berjiwa besar untuk menerima kembali pekerjanya. Pengusaha diharapkan bisa ikut serta
dalam Program JKK-RTW ini supaya bisa berjalan lancar. Jadi pengusaha bisa menerima kembali karyawannya, dan
untuk masalah kesembuhan tenaga kerja tersebut, itu menjadi tugas kami BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.
Sri Surastono
melaporkan, selama 3 (tiga) kali Kacab BPJS
Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman menggelar Sosialisasi Masif
“Kampanye Tanya Saya” jumlah perusahaan yang mendaftar menjadi peserta mencapai angka 50 perusahaan dari
seluruh wilayah Sudirman, dengan jumlah tenaga kerja 400.
“ Untuk jumlah peserta bukan penerima upah (PBPU) cukup lumayan. Sekali kita menggelar Sosialisasi Masif, kurang lebih bisa merekrut 100 orang. Jadi total untuk tiga kali menggelar Sosialisasi Masif, ada 300 orang,” paparnya.
“ Untuk jumlah peserta bukan penerima upah (PBPU) cukup lumayan. Sekali kita menggelar Sosialisasi Masif, kurang lebih bisa merekrut 100 orang. Jadi total untuk tiga kali menggelar Sosialisasi Masif, ada 300 orang,” paparnya.
Kacab BPJS
Ketenagakerjaan Jakarta-Sudirman, ditargetkan pada tahun 2015 harus mengakuisisi 911 perusahaan baru, dari semua jenis perusahaan, baik mikro, kecil,
menengah dan besar.
Sementara, target
jumlah tenaga kerja, adalah 50.779 orang.
“ Target iuran, kami ditargetkan bisa mencapai angka Rp 554 miliar. Itu target yang harus kami capai di tahun 2015. Makanya, kami melakukan segala sesuatunya untuk bisa mencapai target tersebut,” tandasnya.
“ Target iuran, kami ditargetkan bisa mencapai angka Rp 554 miliar. Itu target yang harus kami capai di tahun 2015. Makanya, kami melakukan segala sesuatunya untuk bisa mencapai target tersebut,” tandasnya.
[ plo / mur / BPJS-KT / bbcom ]