Barang Palsu Rugikan Negara Rp 65,1 Triliun Per Tahun


JAKARTA, BLOKBERITA -- Produksi dan peredaran barang palsu terus menyebabkan kerugian bisnis puluhan triliun bagi produsen asli, buruh dan pemerintah. Perlu terobosan hukum untuk mengatasinya. Peredaran barang palsu di Indonesia diperkirakan telah menimbulkan kerugian ekonomi senilai Rp65,1 triliun per tahun. Kesimpulan dari survey oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan organisasi non­pemerintah Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) itu menunjukkan kenaikan hingga Rp 43,2 triliun, dibandingkan hasil survey serupa tahun 2010.

“ Secara nominal, pemalsuan barang dan kerugiannya di Indonesia meningkat hampir 1.5 kali lipat dalam periode waktu 5 Tahun,” ujar Eugenia Mardanugraha, anggota tim survei FEUI dalam paparannya di Jakarta, Rabu (16/7). Survey menjaring 591 responden di wilayah Jabodetabek dan Surabaya di Provinsi Jawa Timur, yang meliputi para pedagang dan pembeli produk. Jumlah sampel ini lebih banyak dari survei yang sama di 2010.

Jika setiap tahun terjadi kebocoran perekonomian negara senilai Rp 65,1 triliun akibat produksi dan peredaran beragam produk palsu, survey MIAP­FEUI menyimpulkan para buruh akan kehilangan potensi upah senilai Rp 3 triliun. Pemerintah juga kehilangan potensi pendapatan pajak tidak langsung sekitar Rp 424 milyar per tahun. “Potensi kehilangan pendapatan pemerintah dapat lebih besar lagi, bila kita menghitung pula hasil pajak langsung, seperti pajak penghasilan dari upah dan gaji, serta pajak penghasilan perusahaan,” lanjut Eugenia.

Dari hasil survei MIAP­FEUI 2014 itu, terungkap bahwa komoditas pakaian, tinta printer, barang dari kulit dan software komputer adalah produk­produk yang paling sering dipalsukan serta paling banyak beredar di pasaran.
“ Persentase produk tinta printer palsu mencapai 49.4%, pakaian palsu mencapai 38.90%, diikuti oleh barang dari kulit 37.20% dan software 33.50%. Sisanya produk kosmetika palsu 12.60%, makanan dan minuman palsu 8.50% dan produk farmasi palsu 3.80%,” lanjut Eugenia.

Angka­-angka di atas bukanlah hasil tebak­-tebakan. Merujuk pada penelitian Shelley (2012), nilai perdagangan barang­barang palsu di seluruh dunia pada tahun 2003 saja mencapai USD450 miliar. Khusus untuk obat­obatan dan peralatan farmasi, nilai pemalsuannya berkisar USD 14 miliar.
Pemalsuan software komputer juga telah menimbulkan kerugian bisnis bagi produsen software asli senilai USD 1,46 miliar (Rp17,3 triliun) di seluruh dunia. Dari hasil razia aparat Polri dan organisasi produsen software asli (Business Software Alliance/BSA) di beberapa provinsi Indonesia pada Januari 2013 hingga 31 Maret 2014 berhasil menyita software bajakan bernilai USD 2 juta (Rp22 miliar).

Eugenia Mardanugraha menilai survey konsumen FEUI­MIAP dengan data penggunaan softaware palsu dari BSA menunjukkan korelasi yang mencemaskan. BSA mencatat sebanyak 84% software yang digunakan dalam beragam perangkat komputer di Indonesia terbukti palsu atau hasil bajakan. Dalam survey FEUI­MIAP, ternyata 85% konsumen mengaku ingin membeli dan memakai software bajakan dibandingkan memakai yang asli.

Ketua Umum MIAP Widyaretna Buenastuti SH menilai, masih maraknya bisnis barang palsu dipicu daya beli konsumen yang minim dan penegakan hukum yang lemah. “Dari survey disimpulkan, 64,6% konsumen merasa tidak mungkin diadili kalau memakai barang palsu. 27% penjual mengaku razia petugas kurang gencar. Sedangkan 27% produsen barang menilai, hukuman bagi pemalsu dan pengedar barang palsu masih terlalu ringan,” ujar ahli hukum perusahaan itu.

Penyidik Bareskrim Mabes Polri, AKBP Rus Haryanto SH mengatakan, penegakan hukum sudah berjalan. Namun terlalu banyaknya peraturan yang terkait justru membuat penegakan hukum menjadi rumit. “Pemalsuan itu delik aduan dalam KUHPidana, korban yang dirugikan harus mengajukan aduan dulu agar polisi dapat menindak. Padahal UU Hak Cipta mengatur pemalsuan software dengan delik biasa yang tidak perlu menunggu aduan.,” katanya. Ada pula UU Kesehatan dan UU Perlindungan Konsumen yang bisa menjerat pelaku pemalsuan dengan taktik berbeda.

[ Fk / bbcom / elvi ]
View

Related

EKBIS 2374483380319406473

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item