Bisnis dan Politik Tommy Soeharto: Bakal Nyapres 2019 ?

BLOKBERITA -- Gerakan menjadikan Tommy Soeharto sebagai capres 2019 mulai bekerja. Pertanda Uang Tommy masih banyak.

“Piye kabare? Enak jamanku to?” Tulisan yang banyak terpampang di pantat bak truk dengan gambar mendiang mantan Presiden Soeharto sedang tersenyum itu, seolah mengajak orang agar tidak begitu saja melupakan keluarga Cendana.

Setelah 17 tahun meninggalkan kekuasaan tertinggi di negeri ini, keluarga Cendana seolah muncul kembali. Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, putra mantan Presiden Soeharto, tiba-tiba saja dideklarasikan menjadi bakal calon presiden melalui Pemilu 2019.

Tommy diusung organisasi kemasyarakatan (Ormas) Perisai Swara Rakyat Indonesia atau Parsindo. Deklarasi dilakukan di Surabaya, pada Minggu pekan lalu. “Secara terbuka kami mendukung Tommy maju menjadi calon presiden Indonesia 2019 mendatang,” kata Yusuf Rizal, Ketua Umum DPP Parsindo.

Parsindo sendiri bernaung di bawah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat atau Lira. Mereka menyebut memiliki anggota di seluruh Indonesia. Parsindo yakin, Tommy mampu menjadi pemimpin yang cerdas dan berwibawa. Bahkan, Tommy nantinya diyakini bakal sepopuler Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mengapa?

" Penampilan itu perlu, SBY menjadi populer salah satunya juga karena penampilan dan ketampanannya. Masyarakat memiliki anggapan, kesempurnaan fisik menjadi salah satu syarat seorang pemimpin," kata Yusuf.

Meski begitu, Yusuf mengakui bahwa Tommy tak bisa dipisahkan dari mantan penguasa Orde Baru yang digulingkan akibat korupsi, kolusi, dan nepotisme. “Kami juga tak khawatir dicap sebagai antek Orde Baru,” kata Yusuf yang tak lain Presiden Lira.

Itulah sebabnya, Parsindo bakal terus bergerilya menyosialisasikan Tommy. Yusuf terang-terangan mengaku tak menutup kemungkinan Parsindo menjadi partai politik. “Sebab, Parsindo merupakan organisasi kebangsaan untuk mencari pemimpin bangsa dan bertekad membangun semangat kebangsaan yang mulai luntur,” ujarnya.

Tahun lalu, sekelompok orang juga sempat menggadang-gadang Tommy menjadi capres. Mereka kemudian membentuk Partai Nasional Republik (PNR). Sayangnya, PNR tak lolos verifikasi, artinya tak bisa ikut pemilu.

Terlepas dari persoalan tahun lalu, dana Tommy sangat cukup untuk berkompetisi pada Pemilu 2019. Banyak yang percaya bahwa kekayaan keluarga Cendana masih berlebih untuk itu. Apalagi bisnis pribadi pangeran Cendana itu juga tetap menggurita.

Melalui bendera PT Humpuss, yang notabene akronim dari Hutomo Mandala Putra Soeharto, bisnis Tommy sejak tahun lalu mulai bergairah. Sebut saja bagaimana PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HIT), salah satu anak perusahaan Humpuss, yang mematok investasi Rp 8 triliun.

Tahun 2014 memang bisa disebut sebagai tahun kebangkitan HIT yang sukses mengoperasikan 19 kapal tanker dan juga kapal penumpang. Kapal-kapal tanker ini banyak membantu perusahaan dari lilitan utang.

Hingga saat ini, Tommy masih sepenuhnya mengendalikan gurita bisnisnya yang membentang dari  sektor energi, pertambangan, transportasi, kapal tanker,  properti, hingga bisnis penyewaan pesawat dan helikopter.

Untuk sektor energi, Tommy memiliki PT Humpuss Patragas, PT Humpuss Pengolahan Minyak, dan PT Usaha Gemilang Utama. Bersama Pertamina, Humpuss menjadi pengelola ladang minyak Cepu di Bojonegoro.

Sementara di transportasi, Humpuss memiliki HIT yang bergerak di transportasi laut dan PT Gatari Air Service di penyewaan pesawat.  Sedangkan sektor petrokimia, Humpus memiliki PT Humpuss Aromatik, PT Humpuss Karbometil Selulose, dan PT Kaltim Methanol Industri.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini, memang turut memengaruhi bisnis Tommy. Saat digelar rapat umum pemegang saham PT HIT, pada Mei silam, perseroan merevisi target pendapatan tahun ini dari sebelumnya US$ 100 juta menjadi US$ 72,6 juta.

Namun, HIT tetap optimis. Mereka sedang mengincar tender proyek pengangkutan liquid natural gas (LNG) dari PT PLN (persero). Hasil tender diperkirakan baru akan diketahui hasilnya tahun depan. Jika sukses menang tender, Humpuss optimis bisa menguasai 70% pangsa pasar. Sebab nilai kontrak pengangkutan ini diperkirakan mencapai US$ 30 juta-US$ 50 juta per tahun.

Artinya, Tommy tak perlu risau soal dana demi meretas impian menapak balik menuju istana. Hanya saja, apakah Tommy bisa menjadi idaman pemilih? Banyak kalangan pesimis Tommy mampu memenangkan Pilpres 2019. Selain berasal dari keluarga Cendana yang telah berkuasa berpuluh-puluh tahun di Indonesia, citra Tommy yang pernah tersandung masalah hukum sulit untuk hilang dari ingatan publik.

[ bmw / ir ]
nReview.com -- Gerakan menjadikan Tommy Soeharto sebagai capres 2019 mulai bekerja. Uang Tommy masih banyak. 
“Piye kabare? Enak jamanku to?” Tulisan yang banyak terpampang di pantat bak truk dengan gambar mendiang mantan Presiden Soeharto sedang tersenyum itu, seolah mengajak orang agar tidak begitu saja melupakan keluarga Cendana.
Setelah 17 tahun meninggalkan kekuasaan tertinggi di negeri ini, keluarga Cendana seolah muncul kembali. Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, putra mantan Presiden Soeharto, tiba-tiba saja dideklarasikan menjadi bakal calon presiden melalui Pemilu 2019.
Tommy diusung organisasi kemasyarakatan (Ormas) Perisai Swara Rakyat Indonesia atau Parsindo. Deklarasi dilakukan di Surabaya, pada Minggu pekan lalu. “Secara terbuka kami mendukung Tommy maju menjadi calon presiden Indonesia 2019 mendatang,” kata Yusuf Rizal, Ketua Umum DPP Parsindo.
Parsindo sendiri bernaung di bawah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat atau Lira. Mereka menyebut memiliki anggota di seluruh Indonesia. Parsindo yakin, Tommy mampu menjadi pemimpin yang cerdas dan berwibawa. Bahkan, Tommy nantinya diyakini bakal sepopuler Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mengapa?
"Penampilan itu perlu, SBY menjadi populer salah satunya juga karena penampilan dan ketampanannya. Masyarakat memiliki anggapan, kesempurnaan fisik menjadi salah satu syarat seorang pemimpin," kata Yusuf.
Meski begitu, Yusuf mengakui bahwa Tommy tak bisa dipisahkan dari mantan penguasa Orde Baru yang digulingkan akibat korupsi, kolusi, dan nepotisme. “Kami juga tak khawatir dicap sebagai antek Orde Baru,” kata Yusuf yang tak lain Presiden Lira.
Itulah sebabnya, Parsindo bakal terus bergerilya menyosialisasikan Tommy. Yusuf terang-terangan mengaku tak menutup kemungkinan Parsindo menjadi partai politik. “Sebab, Parsindo merupakan organisasi kebangsaan untuk mencari pemimpin bangsa dan bertekad membangun semangat kebangsaan yang mulai luntur,” ujarnya.
Tahun lalu, sekelompok orang juga sempat menggadang-gadang Tommy menjadi capres. Mereka kemudian membentuk Partai Nasional Republik (PNR). Sayangnya, PNR tak lolos verifikasi, artinya tak bisa ikut pemilu.
Terlepas dari persoalan tahun lalu, dana Tommy sangat cukup untuk berkompetisi pada Pemilu 2019. Banyak yang percaya bahwa kekayaan keluarga Cendana masih berlebih untuk itu. Apalagi bisnis pribadi pangeran Cendana itu juga tetap menggurita.
Melalui bendera PT Humpuss, yang notabene akronim dari Hutomo Mandala Putra Soeharto, bisnis Tommy sejak tahun lalu mulai bergairah. Sebut saja bagaimana PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HIT), salah satu anak perusahaan Humpuss, yang mematok investasi Rp 8 triliun.
Tahun 2014 memang bisa disebut sebagai tahun kebangkitan HIT yang sukses mengoperasikan 19 kapal tanker dan juga kapal penumpang. Kapal-kapal tanker ini banyak membantu perusahaan dari lilitan utang.
Hingga saat ini, Tommy masih sepenuhnya mengendalikan gurita bisnisnya yang membentang dari  sektor energi, pertambangan, transportasi, kapal tanker,  properti, hingga bisnis penyewaan pesawat dan helikopter.
Untuk sektor energi, Tommy memiliki PT Humpuss Patragas, PT Humpuss Pengolahan Minyak, dan PT Usaha Gemilang Utama. Bersama Pertamina, Humpuss menjadi pengelola ladang minyak Cepu di Bojonegoro.
Sementara di transportasi, Humpuss memiliki HIT yang bergerak di transportasi laut dan PT Gatari Air Service di penyewaan pesawat.  Sedangkan sektor petrokimia, Humpus memiliki PT Humpuss Aromatik, PT Humpuss Karbometil Selulose, dan PT Kaltim Methanol Industri.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini, memang turut memengaruhi bisnis Tommy. Saat digelar rapat umum pemegang saham PT HIT, pada Mei silam, perseroan merevisi target pendapatan tahun ini dari sebelumnya US$ 100 juta menjadi US$ 72,6 juta.
Namun, HIT tetap optimis. Mereka sedang mengincar tender proyek pengangkutan liquid natural gas (LNG) dari PT PLN (persero). Hasil tender diperkirakan baru akan diketahui hasilnya tahun depan. Jika sukses menang tender, Humpuss optimis bisa menguasai 70% pangsa pasar. Sebab nilai kontrak pengangkutan ini diperkirakan mencapai US$ 30 juta-US$ 50 juta per tahun.
Artinya, Tommy tak perlu risau soal dana demi meretas impian menapak balik menuju istana. Hanya saja, apakah Tommy bisa menjadi idaman pemilih? Banyak kalangan pesimis Tommy mampu memenangkan Pilpres 2019. Selain berasal dari keluarga Cendana yang telah berkuasa berpuluh-puluh tahun di Indonesia, citra Tommy yang pernah tersandung masalah hukum sulit untuk hilang dari ingatan publik.
- See more at: http://indonesianreview.com/satrio/tommy-comeback#sthash.s0wj0Bjm.dpuf
View

Related

TOKOH 757383183843498784

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item