Survei: Jika Pilpres Digelar Sekarang, Jokowi Menang Telak
https://kabar22.blogspot.com/2016/07/survei-jika-pilpres-digelar-sekarang.html
BLOKBERITA --- Presiden Joko Widodo
bakal menang telak jika pemilihan presiden digelar saat ini. Prediksi
itu tergambar dari survei Saiful Mujani Research and Consulting yang
dirilis di Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Sebanyak 32,4 persen responden mengaku akan memilih Jokowi sebagai Presiden. Pesaing Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto, hanya dipilih oleh 9,4 responden.
Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono mendapat angka 2,6 persen, disusul Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (1,9 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (1,4 persen) persen.
Sementara tokoh lainnya tak ada yang memperoleh angka di atas 1 persen. Saat responden diberi sejumlah nama pilihan, hasilnya tetap sama.
Elektabilitas Jokowi kini mencapai 44 persen. Disusul Prabowo Subianto (15,3 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (5,3 persen), dan Hary Tanoesoedibjo (3,9 persen).
Lalu, Basuki Tjahaja Purnama (3,2 persen) dan Ridwan Kamil (2,1 persen). Nama lain mendapatkan suara di bawah dua persen.
Direktur SMRC Sirojudin Abbas mengatakan, elektabilitas Jokowi yang tinggi tak terlepas dari kepuasan masyarakat terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Per Juni 2016, sebanyak 67 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Jokowi.
Angka ini terus naik sejak Juni tahun lalu, di mana masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi hanya 41 persen. "Makin tinggi tingkat kepuasan publik, makin tinggi elektabilitas Jokowi," kata Sirojudin.
Sirojudin menjabarkan, dari 67 persen masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi, 57 persennya menyatakan akan memilih Jokowi. Sementara dari 30 persen masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, hanya 16 persennya yang memilih mantan wali kota Solo itu.
Sementara 30 persen lainnya memilih Prabowo. "Kalau trennya positif sampai 2019, kita memprediksi Jokowi sulit dikalahkan," tambah Sirojudin.
Politisi PDI-P Maruarar Sirait mengaku senang dengan hasil survei yang menunjukkan bahwa masyarakat mulai memilih calon berdasarkan kinerjanya.
"Kalau kinerja jadi ukuran, bangsa ini akan mempunyai harapan jadi bangsa yang maju. Saya harap ini yang didorong. Bukan primordial, apa agama suku etnisnya, tapi bagaimana integritas dan kinerjanya," ucap dia.
Survei SMRC ini berlangsung pada 22-28 Juni 2016. Jumlah responden adalah 1.220 dipilih dengan metode random. Margin adalah 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
3 Sinyal Megawati Untuk Ahok
Sementara itu Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait meyakini partainya akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Menurut Maruarar, sejauh ini sudah ada tiga sinyal yang diberikan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk Ahok.
"Ahok sensitif, dia sudah tahu dari tiga sinyal itu," kata Maruarar saat menghadiri rilis survei Saiful Mujani Research and Consulting di Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Maruarar menjelaskan, sinyal pertama adalah saat Ahok menghadiri ulang tahun Megawati. Ahok yang saat itu hadir di tengah-tengah elite PDI-P mendapatkan potongan tumpeng pertama dari Megawati.
Sinyal kedua adalah saat Ahok menghadiri peluncuran buku Megawati. Di antara tamu-tamu penting yang hadir, Ahok juga mendapatkan buku pertama dari Megawati.
Ketiga, saat haul Taufiq Kiemas, hubungan Megawati-Ahok juga sangat akrab. Hanya saja, Maruarar menilai, selama ini ada pihak yang berusaha memisahkan PDI-P dan Ahok.
Menurut dia, pihak tersebut tak ingin PDI-P dan Ahok yang memiliki suara tinggi di DKI bersatu. Namun, dia meyakini bahwa pada akhirnya akan ada titik temu di mana PDI-P akan memutuskan untuk mendukung Ahok.
"Ini sudah ending, akan ada satu titik di mana Bu Megawati, Pak Jokowi, dan Ahok bertemu di satu titik yang sama," ucap anggota Komisi XI DPR ini. (elvira/kmps)
Sebanyak 32,4 persen responden mengaku akan memilih Jokowi sebagai Presiden. Pesaing Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto, hanya dipilih oleh 9,4 responden.
Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono mendapat angka 2,6 persen, disusul Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (1,9 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (1,4 persen) persen.
Sementara tokoh lainnya tak ada yang memperoleh angka di atas 1 persen. Saat responden diberi sejumlah nama pilihan, hasilnya tetap sama.
Elektabilitas Jokowi kini mencapai 44 persen. Disusul Prabowo Subianto (15,3 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (5,3 persen), dan Hary Tanoesoedibjo (3,9 persen).
Lalu, Basuki Tjahaja Purnama (3,2 persen) dan Ridwan Kamil (2,1 persen). Nama lain mendapatkan suara di bawah dua persen.
Direktur SMRC Sirojudin Abbas mengatakan, elektabilitas Jokowi yang tinggi tak terlepas dari kepuasan masyarakat terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Per Juni 2016, sebanyak 67 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Jokowi.
Angka ini terus naik sejak Juni tahun lalu, di mana masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi hanya 41 persen. "Makin tinggi tingkat kepuasan publik, makin tinggi elektabilitas Jokowi," kata Sirojudin.
Sirojudin menjabarkan, dari 67 persen masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi, 57 persennya menyatakan akan memilih Jokowi. Sementara dari 30 persen masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, hanya 16 persennya yang memilih mantan wali kota Solo itu.
Sementara 30 persen lainnya memilih Prabowo. "Kalau trennya positif sampai 2019, kita memprediksi Jokowi sulit dikalahkan," tambah Sirojudin.
Politisi PDI-P Maruarar Sirait mengaku senang dengan hasil survei yang menunjukkan bahwa masyarakat mulai memilih calon berdasarkan kinerjanya.
"Kalau kinerja jadi ukuran, bangsa ini akan mempunyai harapan jadi bangsa yang maju. Saya harap ini yang didorong. Bukan primordial, apa agama suku etnisnya, tapi bagaimana integritas dan kinerjanya," ucap dia.
Survei SMRC ini berlangsung pada 22-28 Juni 2016. Jumlah responden adalah 1.220 dipilih dengan metode random. Margin adalah 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
3 Sinyal Megawati Untuk Ahok
Sementara itu Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait meyakini partainya akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Menurut Maruarar, sejauh ini sudah ada tiga sinyal yang diberikan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk Ahok.
"Ahok sensitif, dia sudah tahu dari tiga sinyal itu," kata Maruarar saat menghadiri rilis survei Saiful Mujani Research and Consulting di Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Maruarar menjelaskan, sinyal pertama adalah saat Ahok menghadiri ulang tahun Megawati. Ahok yang saat itu hadir di tengah-tengah elite PDI-P mendapatkan potongan tumpeng pertama dari Megawati.
Sinyal kedua adalah saat Ahok menghadiri peluncuran buku Megawati. Di antara tamu-tamu penting yang hadir, Ahok juga mendapatkan buku pertama dari Megawati.
Ketiga, saat haul Taufiq Kiemas, hubungan Megawati-Ahok juga sangat akrab. Hanya saja, Maruarar menilai, selama ini ada pihak yang berusaha memisahkan PDI-P dan Ahok.
Menurut dia, pihak tersebut tak ingin PDI-P dan Ahok yang memiliki suara tinggi di DKI bersatu. Namun, dia meyakini bahwa pada akhirnya akan ada titik temu di mana PDI-P akan memutuskan untuk mendukung Ahok.
"Ini sudah ending, akan ada satu titik di mana Bu Megawati, Pak Jokowi, dan Ahok bertemu di satu titik yang sama," ucap anggota Komisi XI DPR ini. (elvira/kmps)