Kronologi Ahok Marah-Marah Kepada Wartawan di Balai Kota DKI
https://kabar22.blogspot.com/2016/06/kronologi-ahok-marah-marah-kepada.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Kejadian mengejutkan sempat terjadi ketika wartawan mewawancarai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (16/6/2016), pagi ini.
Awalnya, pagi ini berjalan seperti biasanya. Wartawan televisi, media online, dan media cetak bersiaga di ruang tamu Balai Kota DKI menunggu Basuki tiba. Sekitar pukul 08.00 WIB, pria yang akrab disapa Ahok tiba. Dia langsung meladeni warga yang ingin melapor berbagai hal kepada Ahok.
Setelah selesai meladeni warga, Ahok melayani pertanyaan wartawan seperti biasanya. Setelah beberapa menit, awak media bertanya kepada Ahok mengenai isu aliran dana Rp 30 miliar kepada Teman Ahok dari pengembang reklamasi.
Berawal dari pertanyaan tersebut, penjelasan Ahok merambah kepada kecurigaannya. Dia curiga isu ini dibuat untuk menyerangnya. Ahok merasa ada yang ingin menghancurkan citra baiknya selama ini.
" Ahok punya brand apa sih? Apa yang membedakan saya dengan politisi yang umum? Saya bersih, saya berani periksa harta saya, biaya hidup saya, saya berani dorong UU pembuktian harta terbalik pejabat," ujar Ahok.
Ahok mengatakan dia merupakan pejabat yang konsisten terhadap pemberantasan korupsi. Sejak dia masih menjadi bupati, dia sudah berbicara soal pembuktian harta terbalik. Selama menjabat sebagai gubernur DKI, dia juga menerapkan model transaksi non tunai untuk mencegah tindak korupsi.
" Kamu enggak pernah dengar pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari DPRD, sampai bupati, sampai DPR RI, sampai sekarang," ujar Ahok.
Mulai Marah
Setelah berbicara seperti itu, salah satu wartawan media online pun melontarkan pertanyaan. "Berarti tidak ada pejabat yang sehebat Bapak?" ujar wartawan tersebut.
Ahok langsung menegaskan bahwa bukan itu yang dia maksud. Ahok menegaskan bahwa dia tidak mungkin berani menantang banyak orang untuk membuktikan dia tidak bersalah, jika dia tidak benar.
Selanjutnya, Ahok mulai naik pitam dan merasa diadu domba dengan pertanyaan itu. "Anda dari koran mana?" tanya Ahok dengan nada tinggi kepada wartawan itu.
" Makanya lain kali enggak usah masuk sini lagi. Enggak jelas kalau begitu. Saya tegesin aja. Kamu juga enggak usah tekan saya dengan media, saya enggak pernah takut sama kalian," tambah Ahok.
Setelah itu, Ahok kembali mengibaratkan dirinya seperti cahaya fajar rembang (jelang) pagi, yang sinarnya terang, tetapi menyilaukan banyak orang yang ingin melihatnya. Cahaya tersebut begitu terang, tidak ada yang bisa menahannya.
"Jadi enggak usah bolak balikin kalimat kayak begitu. Enggak usah tanya lagi," ujar Ahok.
Setelah bernada cukup tinggi seperti itu, Ahok berbalik dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Semua wartawan yang ikut proses wawancara pagi itu hanya bisa mematung, kehabisan kata-kata.
Setelah beberapa menit, wartawan televisi sudah merapihkan perlengkapan kameranya. Wartawan lain masih berbisik-bisik membicarakan kemarahan Ahok tadi. Tanpa diduga, Ahok keluar lagi dari ruang kerjanya. Ahok berjalan ke arah kumpulan wartawan.
Dia mengusir wartawan yang pertanyaannya tidak dia sukai tadi dan melarang masuk ke Balai Kota DKI.
"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda sebetulnya. Saya tegaskan itu, bolak-balik adu domba! Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi. Enggak boleh wawancara!" ujar Ahok.
Bukan Kejadian Pertama
Ini bukanlah kejadian pertama Ahok memarahi wartawan. Sebelumnya, Ahok juga sempat memarahi wartawan usai memberi kesaksian dalam sidang UPS di Pengadilan Tipikor, Kamis (4/2/2016). Wartawan itu bertanya mengenai enam temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terkait dugaan penyalahgunaan pembelian lahan.
"Itu udah basi. Lu dari koran apa, sih? Lu koran apa, sih? Pertanyaan lu basi," kata Ahok.
Saat wawancara itu terjadi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mengumpulkan bukti-bukti dugaan penyalahgunaan pembelian lahan RS Sumber Waras pada APBD Perubahan 2014.
"Ah, sudahlah, enggak jelas, mending enggak usahlah kalau kayak gitu nanyanya. Itu sudah basi," kata Ahok.
Pada Jumat, (30/10/2015), Ahok juga sempat bersitegang dengan salah satu wartawan. Dia marah ketika ditanya mengenai Pansus DPRD DKI yang melaporkan hasil pansus termasuk soal RS Sumber Waras kepada KPK.
"Anda dari harian mana sih?" tanya Ahok.
Ketika itu, Ahok menantang wartawan tersebut membuat liputan khusus mengenai kasus itu.
"Lu bilang ke seluruh grup koran lu, cari dan bikin judul khusus (tentang RS Sumber Waras). Cari wartawan yang lebih pinter, mau apalagi kamu. Mau interview khusus sama gue," ujar Ahok ketika itu.
Saat itu, wartawan yang kena omelan hanya bisa menjawab bahwa dia sedang menjalankan perintah saja.
"Ini tugas, Pak," ujar wartawan tersebut.
Ahok juga pernah marah ketika salah satu wartawan bertanya mengenai isu barter uang reklamasi dengan penertiban Kalijodo. Ketika itu, Ahok sampai mengancam mengadukan media tersebut ke Dewan Pers.
Berdasarkan beberapa kejadian di atas, Ahok memang bersikap lebih reaktif ketika ditanya mengenai isu-isu yang digunakan lawan politiknya untuk menyerangnya. Misalnya saja seperti isu RS Sumber Waras dan juga reklamasi.
Ahok juga tidak suka dengan pertanyaan yang mengarahkannya menjawab hal yang bukan menjadi tujuannya. (bin/kmps)