Rupiah Terpuruk Lagi, Tembus Rp 14.600 Per USD
https://kabar22.blogspot.com/2015/09/rupiah-terpuruk-lagi-tembus-rp-14600.html
JAKARTA, BLOKBERITA — Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS makin terpuruk pada awal perdagangan di pasar spot, Rabu (23/9/2015). rupiah menyentuh posisi terlemah baru sejak tahun 1998 dengan menembus level 14.600.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda pada pukul 08.35 WIB melorot ke posisi Rp 14.647 per dollar AS, lebih rendah dibanding penutupan sebelumnya pada 14.552.
Posisi tersebut merupakan level terendah sejak era krisis tahun 1998 silam. Ketika itu, rupiah menyentuh rekor terlemah terhadap dollar AS di posisi 16.650.
Analis Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano, menyebut, melemahnya rupiah terjadi karena spekulasi kenaikan fed fund rate mencuat lagi. Ini lantaran The Fed menyatakan masih ada peluang bank sentral mengerek suku bunga pada Oktober atau Desember nanti.
"Akibatnya, rupiah sulit bangkit, apalagi dari dalam negeri, belum ada langkah nyata pemerintah yang bisa menyokong rupiah dalam jangka pendek," ujarnya seperti dikutip Kontan.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan, spekulasi The Fed menyebabkan pelaku pasar masih lebih nyaman memegang dollar AS. Josua menilai, rupiah masih sulit bangkit. Terlebih lagi, aksi jual di bursa saham masih tinggi. Peluang penguatan rupiah terbuka jika data manufaktur China membaik. Ia memprediksi, hari ini, rupiah melemah di kisaran Rp 14.400-Rp 14.600.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia kemarin berada di posisi Rp 14.486 per dollar AS, turun dibanding sebelumnya pada 14.451.
[ bass / kmps ]
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda pada pukul 08.35 WIB melorot ke posisi Rp 14.647 per dollar AS, lebih rendah dibanding penutupan sebelumnya pada 14.552.
Posisi tersebut merupakan level terendah sejak era krisis tahun 1998 silam. Ketika itu, rupiah menyentuh rekor terlemah terhadap dollar AS di posisi 16.650.
Analis Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano, menyebut, melemahnya rupiah terjadi karena spekulasi kenaikan fed fund rate mencuat lagi. Ini lantaran The Fed menyatakan masih ada peluang bank sentral mengerek suku bunga pada Oktober atau Desember nanti.
"Akibatnya, rupiah sulit bangkit, apalagi dari dalam negeri, belum ada langkah nyata pemerintah yang bisa menyokong rupiah dalam jangka pendek," ujarnya seperti dikutip Kontan.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan, spekulasi The Fed menyebabkan pelaku pasar masih lebih nyaman memegang dollar AS. Josua menilai, rupiah masih sulit bangkit. Terlebih lagi, aksi jual di bursa saham masih tinggi. Peluang penguatan rupiah terbuka jika data manufaktur China membaik. Ia memprediksi, hari ini, rupiah melemah di kisaran Rp 14.400-Rp 14.600.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia kemarin berada di posisi Rp 14.486 per dollar AS, turun dibanding sebelumnya pada 14.451.
[ bass / kmps ]