Waoww..! China Bangun 24 Pelabuhan, 15 Bandara, dan 8.700 Km Jalur Kereta di Indonesia

Dalam pertemuan itu, Jokowi ingin memastikan RRC dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang meliputi pembangunan 24 pelabuhan, 15 bandar udara (airport), pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer (km), pembangunan jalan kereta sepanjang 8.700 km, dan pembangunan pembangkit listrik (powerplan) berkapasitas 35 ribu megawatt.
Selain itu, RRC juga akan terlibat dalam pembagunan kereta api (KA) cepat jalur Jakarta–Bandung, dan Jakarta–Surabaya, demikian dilansir dari laman Setkab.
Adapun terkait masalah jalur sutra laut dan poros maritim dunia, menurut Jokowi, perlu dibicarakan secara detil, dan bisa segera disepakati jika menguntungkan kedua negara. Namun pada prinsipnya, Presiden setuju agar ditetapkan proyek-proyek besar kerjasama kedua negara untuk segera direalisasikan.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah RRC atas dukungannya dalam pembangunan infrastruktur di tanah air. Terkait masalah internasional, Jokowi dan Presiden Xi Jinping sepakat untuk membangun tata dunia baru yang lebih seimbang dan adil.
Presiden RRC Xi Jinping sendiri dalam kesempatan itu mengharapkan, agar hubungan diplomatik RI dan RRC yang sudah berusia 65 tahun dapat memberikan hasil yang lebih konkret, terutama setelah adanya saling kunjung antara dirinya dengan Presiden Jokowi.
Terkait pembangunan jalur sutra laut abad 21, Xi Jinping berharap dapat segera disepakati kerjasamanya dalam bentuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Sementara terhadap proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, Presiden RRC berharap bisa lebih cepat direalisasikan, khususnya untuk proyek-proyek yang telah disepakati kedua negara.
Dia bahkan berjanji akan terus meningkatkan investasi ke Indonesia, dan akan terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Pemerintah RRT sudah sepakat akan membangun kereta api cepat Jakarta–Bandung, dan terbuka kemungkinan juga untuk Jakarta–Surabaya,” katanya.
Pinjami Duit Rp 625 Triliun
Tiongkok akan memberikan pinjaman sebesar US$ 50 miliar atau setara dengan Rp 625 triliun kepada Indonesia untuk membangun proyek infrastruktur. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, beberapa perusahaan BUMN karya maupun infrastruktur bakal kecipratan pinjaman tersebut.
Rini mengungkapkan utang senilai US$ 50 miliar tersebut akan berasal dari China Development Bank (CDB) dan ICBC. Sebanyak 20 persen atau sebesar US$ 10 miliar akan dialokasikan untuk PT PLN (Persero) untuk mendanai proyek pembangkit listrik dan transmisi.
" Juga untuk Antam, selain mendapatkan PMN, mereka pun meminjam. Sedangkan proyeknya seperti jalan tol Trans Sumatera dan beberapa pelabuhan di Indonesia, termasuk kereta super cepat (High Speed Railways)," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/4).
Untuk proyek kereta cepat, lanjut Rini, rencananya akan digarap oleh beberapa perusahaan BUMN, yang saat ini masuk dalam tahap finalisasi studi kelayakan teknikal dan keuangan.
" Hitungannya belum selesai, jadi saya belum bisa menjawab. Tapi bagian untuk HSR (High Speed Railways) ada, termasuk program transportasi lain seperti perkapalan untuk Pelni," katanya.
Dalam pengerjaannya, Rini mengatakan proyek tersebut dikerjakan secara konsorsium antara perusahaan BUMN infrastruktur yakni, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api (Persero), PT Len Industri (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Konsorsium tersebut nantinya akan dipimpin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
" Tapi apakah akan dibentuk holding atau yang lain masih dalam tahap review internal," katanya.
[ bin / Cnn / rol ]