Jokowi Tunjuk 9 Wanita Pansel KPK, Abdullah: Innalillahi... Kiamat Sudah Dekat !

https://kabar22.blogspot.com/2015/05/jokowi-tunjuk-9-wanita-pansel-kpk.html
BLOKBERITA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memilih anggota Panitia Seleksi (Pansel) Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang seluruhnya berisi kaum perempuan. Hal itu langsung mendapat kecaman dari mantan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua.
" Innalillahi wa innailaihi raji'un. Kiamat sudah makin dekat," cetus Abdullah saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (21/5/2015).
Abdullah mengungkapkan hal itu, karena berpegangan kepada ajaran agama. " Maaf, saya seorang muslim dan selalu berusaha menjadi muslim yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga yakin akan pernyataan Nabi Muhammad yang pernah mengatakan: "Barangsiapa yang menyerahkan urusahan pemerintahan kepada perempuan, maka tunggulah kehancuran," terangnya.
Bahkan menurut dia, pilihan Presiden Jokowi masih jauh dari keseriusan melakukan pemberantasan terhadap kejahatan korupsi dengan melihat latar belakang para anggota Pansel tersebut.
" Bukan cuma tidak maksimal, tetapi akan menuju kehancuran. Karena emansipasi perempuan itulah negara akan menuju kehancuran," tegas Abdullah.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan sembilan nama anggota Pansel Komisioner KPK. Mereka yakni, ahli ekonomi keuangan dan moneter Destry Damayanti. Kemudian pakar hukum tata negara, Enny Nurbaningsih, pakar hukum pidana Harkrituti Harkrisnowo, ahli informasi teknologi dan manajemen Betti S Alisjahbana.
Selain itu, ada pakar hukum pidana ekonomi dan pencucian uang Yenty Garnasih, ahli psikologi SDM dan pendidikan Supra Wimbarti , ahli tata negara pemerintahan Natalia Subagyo, ahli sosiologi korupsi dan modal sosial Meuthia Genie Rochman, serta ahli hukum Diani Sadiawati juga dipercaya sebagai anggota Pansel KPK.
Masyarakat akan Menilai
Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mengumumkan anggota Panitia Seleksi (Pansel) Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anggota Pansel tersebut berjumlah sembilan orang yang semuanya dari kalangan perempuan dengan latar belakang yang berbeda.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman Ruki mengatakan, masyarakat yang nantinya akan menilai terkait komposisi anggota Pansel yang berisi dari kaum hawa.
" Silakan saja, nanti kan masyarakat juga yang menilai," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat, di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Namun demikian, Ruki enggan mempersalahkan soal komposisi anggota Pansel dari perempuan. Bahkan dirinya, menganalogikan jika seorang anak yang sehat, kuat, cerdas, dan bermoral lahir dari ibu dengan kualitas yang baik pula.
" Tidak ada pembatasan gender baik sebagai pimpinan KPK dan sebagai Pansel pimpinan KPK. Prinsip saya anak yang sehat, kuat, cerdas dan bermoral hanya bisa dilahirkan dan dibesarkan dari ibu dengan kualitas yang sama," tandasnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan sembilan nama anggota Pansel Komisioner KPK. Mereka yakni, ahli ekonomi keuangan dan moneter Destry Damayanti.
Kemudian pakar hukum tata negara, Enny Nurbaningsih, pakar hukum pidana Harkrituti Harkrisnowo, ahli informasi teknologi dan manajemen Betti S Alisjahbana.
Selain itu, ada pakar hukum pidana ekonomi dan pencucian uang Yenty Garnasih, ahli Psikologi SDM dan pendidikan Supra Wimbarti, ahli tata negara pemerintahan Natalia Subagyo, ahli sosiologi korupsi dan modal sosial Meuthia Genie Rochman, serta ahli hukum Diani Sadiawati.
[ bmw / Oke ]
" Innalillahi wa innailaihi raji'un. Kiamat sudah makin dekat," cetus Abdullah saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (21/5/2015).
Abdullah mengungkapkan hal itu, karena berpegangan kepada ajaran agama. " Maaf, saya seorang muslim dan selalu berusaha menjadi muslim yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga yakin akan pernyataan Nabi Muhammad yang pernah mengatakan: "Barangsiapa yang menyerahkan urusahan pemerintahan kepada perempuan, maka tunggulah kehancuran," terangnya.
Bahkan menurut dia, pilihan Presiden Jokowi masih jauh dari keseriusan melakukan pemberantasan terhadap kejahatan korupsi dengan melihat latar belakang para anggota Pansel tersebut.
" Bukan cuma tidak maksimal, tetapi akan menuju kehancuran. Karena emansipasi perempuan itulah negara akan menuju kehancuran," tegas Abdullah.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan sembilan nama anggota Pansel Komisioner KPK. Mereka yakni, ahli ekonomi keuangan dan moneter Destry Damayanti. Kemudian pakar hukum tata negara, Enny Nurbaningsih, pakar hukum pidana Harkrituti Harkrisnowo, ahli informasi teknologi dan manajemen Betti S Alisjahbana.
Selain itu, ada pakar hukum pidana ekonomi dan pencucian uang Yenty Garnasih, ahli psikologi SDM dan pendidikan Supra Wimbarti , ahli tata negara pemerintahan Natalia Subagyo, ahli sosiologi korupsi dan modal sosial Meuthia Genie Rochman, serta ahli hukum Diani Sadiawati juga dipercaya sebagai anggota Pansel KPK.
Masyarakat akan Menilai
Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mengumumkan anggota Panitia Seleksi (Pansel) Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anggota Pansel tersebut berjumlah sembilan orang yang semuanya dari kalangan perempuan dengan latar belakang yang berbeda.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman Ruki mengatakan, masyarakat yang nantinya akan menilai terkait komposisi anggota Pansel yang berisi dari kaum hawa.
" Silakan saja, nanti kan masyarakat juga yang menilai," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat, di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Namun demikian, Ruki enggan mempersalahkan soal komposisi anggota Pansel dari perempuan. Bahkan dirinya, menganalogikan jika seorang anak yang sehat, kuat, cerdas, dan bermoral lahir dari ibu dengan kualitas yang baik pula.
" Tidak ada pembatasan gender baik sebagai pimpinan KPK dan sebagai Pansel pimpinan KPK. Prinsip saya anak yang sehat, kuat, cerdas dan bermoral hanya bisa dilahirkan dan dibesarkan dari ibu dengan kualitas yang sama," tandasnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan sembilan nama anggota Pansel Komisioner KPK. Mereka yakni, ahli ekonomi keuangan dan moneter Destry Damayanti.
Kemudian pakar hukum tata negara, Enny Nurbaningsih, pakar hukum pidana Harkrituti Harkrisnowo, ahli informasi teknologi dan manajemen Betti S Alisjahbana.
Selain itu, ada pakar hukum pidana ekonomi dan pencucian uang Yenty Garnasih, ahli Psikologi SDM dan pendidikan Supra Wimbarti, ahli tata negara pemerintahan Natalia Subagyo, ahli sosiologi korupsi dan modal sosial Meuthia Genie Rochman, serta ahli hukum Diani Sadiawati.
[ bmw / Oke ]