Bank Indonesia Putuskan BI Rate Tetap 7,5 Persen

https://kabar22.blogspot.com/2015/05/bank-indonesia-putuskan-bi-rate-tetap.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19
Mei 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen,
dengan suku bunga Deposit Facility 5,50 persen dan Lending Facility pada
level 8,00 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara mengatakan, keputusan tersebut sejalan dengan sikap kebijakan moneter yang cenderung ketat untuk menjaga agar inflasi berada dalam sasaran 4 kurang lebih 1 persen pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3 persen terhadap PDB dalam jangka menengah.
“ Sementara itu, untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui revisi ketentuan GWM-LDR, ketentuan LTV untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta ketentuan pembayaran uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB),” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (19/5).
Menurutnya Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah tidak saja dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, tetapi juga dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“ Untuk itu, Bank Indonesia mendukung upaya Pemerintah untuk mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural untuk menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi terhadap perbaikan prospek ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Terkait nilai tukar mata uang, Bank Indonesia menyatakan rupiah mengalami tekanan seiring penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang. Pada triwulan I 2015, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 4,4 persen secara kuartalan ke level Rp12.807 per dolar AS.
“ Penguatan dolar AS yang terjadi terhadap mayoritas mata uang dunia ditopang oleh ekonomi AS yang membaik dan kebijakan stimulus bank sentral Eropa (ECB). Namun, rupiah kembali menguat di bulan April 2015 sejalan dengan koreksi dolar AS dan persepsi risiko perekonomian domestik yang membaik,” jelasnya.
Bank Indonesia mencatat, rupiah secara rata-rata menguat 0,95 persen secara bulanan ke level Rp12.944 per dolar AS. Ke depan, Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, sehingga dapat mendukung stabilitas makroekonomi yang terjaga dan penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih sehat dan berkesinambungan.
[ bazz / cnni ]
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara mengatakan, keputusan tersebut sejalan dengan sikap kebijakan moneter yang cenderung ketat untuk menjaga agar inflasi berada dalam sasaran 4 kurang lebih 1 persen pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3 persen terhadap PDB dalam jangka menengah.
“ Sementara itu, untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui revisi ketentuan GWM-LDR, ketentuan LTV untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta ketentuan pembayaran uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB),” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (19/5).
Menurutnya Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah tidak saja dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, tetapi juga dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“ Untuk itu, Bank Indonesia mendukung upaya Pemerintah untuk mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural untuk menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi terhadap perbaikan prospek ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Terkait nilai tukar mata uang, Bank Indonesia menyatakan rupiah mengalami tekanan seiring penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang. Pada triwulan I 2015, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 4,4 persen secara kuartalan ke level Rp12.807 per dolar AS.
“ Penguatan dolar AS yang terjadi terhadap mayoritas mata uang dunia ditopang oleh ekonomi AS yang membaik dan kebijakan stimulus bank sentral Eropa (ECB). Namun, rupiah kembali menguat di bulan April 2015 sejalan dengan koreksi dolar AS dan persepsi risiko perekonomian domestik yang membaik,” jelasnya.
Bank Indonesia mencatat, rupiah secara rata-rata menguat 0,95 persen secara bulanan ke level Rp12.944 per dolar AS. Ke depan, Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, sehingga dapat mendukung stabilitas makroekonomi yang terjaga dan penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih sehat dan berkesinambungan.
[ bazz / cnni ]