Tommy Terus Bermanuver, Take Over Golkar


JAKARTA, BLOKBERITA -- Pengamat Politik Yunarto Wijaya menilai manuver Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto benar-benar gebrakan bagi Partai Golkar. Gebrakan yang dimaksud adalah, karena akhirnya ada nama lain yang muncul selain Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.

 " Bisa menjadi nama penengah diantara dua nama yang kalau misalnya terpilih akan memunculkan masalah baru," ujar Toto -- panggilan Yunarto, saat berbincang dengan CNN Indonesia, Minggu (26/4).

Lebih lanjut, ia menilai langkah ini merupakan hal yang positif sehingga para kader akhirnya akan melihat dan berpikir 'kenapa tidak nama baru yang lebih memungkinkan membuat partai ini bersatu?'

" Kalau yang maju atau terpilih Ical atau Agung lagi. Nanti akan mengulang perpecahan lagi," tegasnya.

Tidak hanya itu, Direktur Eksekutif Charta Politika ini juga sudah memprediksikan bahwa bukan Ical yang akan maju kembali bertarung untuk memperebutkan posisi Ketua Umum. Menurutnya hal tersebut terlihat dari dasar perpecahan Partai Golkar saat ini.
" Saya tidak yakin Ical maju. Titik awal perpecahannya karena ketidaksetujuan Ical untuk maju kembali," tuturnya.

Oleh sebab itu, menurutnya Ical akan berpikir secara realistis apabila memang ingin memenangkan kepengurusan Partai Golkar secara menyeluruh. "Untuk memenangkan pihak Ical, tidak harus Ical yang maju. Tapi tokoh lain yang resistensinya rendah," tegasnya.

Apakah Tommy Soeharto Orangnya ?

Penilaian Toto tidak berhenti disitu. Ia mengakui, memang nama besar Soeharto masih sangat melekat bahkan magnet di internal Partai Golkar. Kendati demikian, Toto mengatakan akan berat bagi Tommy untuk bertarung hanya bertamengkan nama besar sang ayah, mendiang Presiden Soeharto.

" Menurut saya kalau mendompleng dengan nama besar Soeharto tidak akan langsung berkorelasi linear (memimpin Golkar)," ungkapnya.

Ada dua hal, lanjut Toto, yang menjadi bukti nyata akan penilaian tersebut. Pertama adalah pada saat putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana yang akrab disapa Mbak Tutut mendeklarasikan sebagai calon presiden dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)

Namun sayang hal tersebut batal direalisasikan, karena PKPB hanya memperoleh 2,11 persen suara secara nasional pada Pemilu 2004.

Hal serupa juga terjadi pada Tommy. Diketahui, Tommy sempat maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar pada Kongres 2009. Namun, dirinya dan Yudi Chrisnandi sama sekali tidak memperoleh dukungan suara.

"Artinya, peluang Tommy itu bukan karena nama besar Soeharto. Melainkan kemauan untuk membangun kekuatan politik secara bottom-up di Golkar," ujar Toto.

Diketahui, Tommy secara terang-terangan menunjukkan manuvernya dengan menemui Ketua Umum Golkar hasil Musyawarah Nasional Bali Aburizal Bakrie, melalui foto yang di unggah di akun Twitter @HutomoMP_9 pada Jumat (10/4) lalu.

Selain itu, Orang kepercayaan sekaligus pengacara Tommy Soeharto, Elza Syarief, mengatakan Tommy bukan hanya bertemu Ical dan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Golkar hasil Munas Bali, tapi juga dengan seluruh Dewan Pimpinan Daerah Golkar I tingkat provinsi se-Indonesia. Sang 'Pangeran Cendana' serius untuk memegang peran di partai paling tua di negeri ini.
Penghambat Tommy
Peneliti Center for Startegic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto akan sulit untuk memimpin Partai Golkar. Penilaian tersebut disampaikannya juga bukan tanpa ada alasan. Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan Tommy memimpin partai peninggalan ayahnya, Soeharto.

" Baik Aburizal Bakrie dan Agung Laksono masih bersikukuh menyelesaikan konflik melalui jalur hukum," ujar Arya, Minggu (26/4).

Selain itu, ia melihat loyalitas pengurus kepada Ical dan Agung juga akan memberatkan langkah putra bungsu Soeharto ini. " Kubu Ical dan Agung relatif loyal. Jadi tidak mudah untuk berpindah ke Tommy," tuturnya. 

Lebih lanjut mengenai dukungan, Arya menilai sangat kecil kemungkinan Ical akan menyetir para pendukungnya untuk Tommy Soeharto. Hal tersebut terlihat dari besarnya upaya yang dilakukan Ical untuk tetap menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

" Enggak mungkin Ical mengarahkan dukungannya kepada Tommy. Wong selama ini dia bersikukuh mempertahankan kursi ketumnya," katanya. 

Oleh sebab itu, ia melihat manuver yang dilakukan oleh Tommy dalam beberapa minggu ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang masih dimilikinya di dalam partai beringin tersebut. " Tommy ingin mengukur peluangnya saja apakah masih diterima atau tidak," ujar Arya.

Pada awal April ini, Tommy secara terang-terangan menunjukkan manuvernya dengan menemui Ketua Umum Golkar hasil Musyawarah Nasional Bali Aburizal Bakrie, melalui foto yang di unggah di akun Twitter @HutomoMP_9 pada Jumat (10/4) lalu.

Diatas foto itu, Tommy menulis " Tidak ada kata 'tidak' jika serius ingin membesarkan partai, dan tentunya selalu ada kata 'tidak' jika berniat merusak partai."

Empat hari kemudian, Selasa (14/4), Titiek di Gedung DPR RI mengatakan ia dan Tommy memang berinisiatif mengundang Ical untuk bertemu guna mencari tahu konflik apa yang sesungguhnya terjadi di Partai Golkar. 

Pertemuan antara putra-putri Cendana dan kubu Ical itu digelar di kantor Titiek di Gedung Granadi, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Saat berfoto bersama, Ical yang berkemeja putih berdiri diapit Titiek dan Tommy.

Sementara di sebelah kiri Tommy berturut-turut berjejer Ketua Dewan Pertimbangan Golkar kubu Ical Akbar Tandjung dan Ketua Fraksi Golkar DPR RI Ade Komarudin. Masih ada sejumlah orang lain dari kubu Ical yang berdiri bersama mereka.

Selain itu, Orang kepercayaan sekaligus pengacara Tommy Soeharto, Elza Syarief, mengatakan Tommy bukan hanya bertemu Ical dan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Golkar hasil Munas Bali, tapi juga dengan seluruh Dewan Pimpinan Daerah Golkar I tingkat provinsi se-Indonesia. Tommy tampaknya sangat serius untuk memegang peran di partai paling tua di negeri ini. 

Pertemuan antara Tommy dan para pengurus DPD I Golkar digelar belum lama ini, yakni pertengahan April --berdekatan dengan waktu pertemuan antara Tommy, kakaknya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, dengan Ical dan Akbar Tandjung.

Pertemuan dengan DPD I Golkar berlangsung di rumah Tommy di Jalan Yusuf Adiwinata Nomor 4, Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan digelar siang hari, antara pukul 11.00 hingga 12.00 WIB. 

[ mrhill / Cnnin / okez / merdeka ]
View

Related

TOKOH 2695943997480536507

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item