Polri Bentuk Satgas Anti-SARA
https://kabar22.blogspot.com/2017/12/polri-bentuk-satgas-anti-sara.html
BLOKBERITA, JAKARTA -- Kejahatan yang berkembang di media sosial (medsos) seperti
hoaks, SARA, dan provokasi jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
2018 akan diantisipasi. Pengawasan akan digencarkan. Masyarakat pun
diimbau agar bijak berinteraksi di media sosial.
Kepala
Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal M
Iqbal menegaskan Polri telah diberi amanat untuk menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat serta menangani kasus kejahatan melalui medsos
seperti hoaks.
Untuk itu, Biro Multimedia Divisi
Humas, Direktorat Siber Bareskrim Polri, dan Baintelkam Polri terus
menggencarkan pengawasan di media sosial.
" Tiga
jabatan ini akan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta
melindungi dan mengayomi masyarakat dengan cara preemptive dan
preventif," ujar Iqbal
Polri juga akan mendorong
KPU agar bersama-sama membuat nota kesepahaman untuk mengikat para
kontestan yang ikut pilkada untuk menggunakan medsos secara sehat.
Dalam
konteks yang sama, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto
menegaskan, dengan berkaca pada fenomena pilkada DKI Jakarta beberapa
waktu lalu, ketika media sosial marak digunakan sebagai wadah menggiring
opini berbau SARA, Polri akan mengantisipasi hal tersebut.
Patroli
siber pun dilakukan 24 jam setiap hari. Patroli itu juga ditingkatkan
polda dan polres. Ketika mendapatkan hal-hal negatif, mereka langsung
melakukan profiling untuk mengetahui siapa yang membuat dan menyebarkan
konten tersebut.
"Lalu kami akan mengecap 'hoax'
pada konten itu, resmi dari Divisi Humas Polri. Kemudian kita sebar
luaskan bahwa itu adalah hoaks dan tidak perlu disebarluaskan lagi oleh
masyarakat," ungkapnya.
Namun, lanjut dia, jika
hal tersebut tak juga diindahkan dan penyebar konten sudah tidak bisa
dibina lagi, Polri pun tak segan-segan untuk menindak tegas sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
Hargai Perbedaan
Sebanyak
171 pilkada, baik pemilihan gubernur, bupati, maupun wali kota, akan
dilaksanakan di seantero Tanah Air pada 2018. Dalam kaitan itu, Presiden
Joko Widodo mengingatkan agar pilkada tersebut tidak memecah kerukunan
yang telah berjalan selama ini.
"Saya titip,
negara ini negara besar. Jangan sampai pemilihan gubernur, pemilihan
bupati, pemilihan wali kota, apalagi nanti menginjak Pemilihan Presiden
2019, jangan sampai pilihan berbeda karena demokrasi yang kita jalankan
menjadi pecah, tidak rukun lagi," ucap Presiden saat memberikan sambutan
pada Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-51 Angkatan Muda Siliwangi di
Gedung Merdeka, Kota Bandung, kemarin.
Presiden juga mengingatkan, perbedaan yang muncul jangan sampai menghilangkan persaudaraan sebagai bangsa.
"Kita
merupakan saudara sebangsa dan setanah air, silakan pilih pemimpin
negara yang paling baik. Setelah itu, kita kembali jadi saudara sebangsa
setanah air. Jangan sampai tidak saling sapa tetangga, antarkampung,
antarteman, jangan!" tegas Presiden.
Presiden
tidak menginginkan negara hancur akibat perselisihan. "Kalau ada gesekan
sedikit, segera selesaikan. Jangan seperti Afghanistan, sudah 40 tahun
(konflik) tak terselesaikan," Presiden berpesan kembali. (bazz/MI)