Inilah Dugaan Kuat Penyebab 7-Eleven Bangkrut

BLOKBERITA -- Mulai 30 Juni 2017, tak akan ada lagi gerai 7-Eleven (Sevel) di seluruh Indonesia. Bahkan sudah sejak dua pekan terakhir, sejumlah gerai Sevel sudah mendahului tutup toko. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebut kondisi Sevel makin terpuruk setelah gagal diakuisisi perusahaan bisnis besar di Indonesia bernama PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. 
Menurut Ketua KPPU Syarkawi Rauf, pihak Sevel baru akan melapor kepada KPPU terkait rencana akuisisi tersebut. Namun entah mengapa rencana itu batal dilaksanakan. Malah, tiba-tiba muncul kabar ditutupnya seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia.
’’Informasi ini sejak awal katanya Sevel akan diambil alih bisnis besar Charoen Pokphand. Namun saya enggak tahu prosesnya bagaimana, apakah hitung-hitung bisnis dan akhirnya malah tutup,” kata Syarkawi kepada JawaPos.com, Kamis (29/6).

Potongan surat yang disampaikan manajemen 7-Eleven ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Potongan surat yang disampaikan manajemen 7-Eleven ke Bursa Efek Indonesia (BEI). (Istimewa)
Menurutnya, saat proses akuisisi tersebut, pihak Sevel belum sempat lapor secara resmi kepada KPPU. Syarkawi menjelaskan sebuah perusahaan memutuskan akuisisi bisa bermacam-macam, entah karena sedang kesulitan keuangan atau memang hendak ekspansi.
“Akuisisi bisa alasan macam-macam, kesulitan keuangan atau adanya mau ekspansi,” jelasnya.
Nah, pernyataan Ketua KPPU Syarkawi Rauf persis dengan surat resmi yang diterima dari sumber JawaPos.com. Surat itu ditandatangani Direktur PT Modern Internasional Chandra Wijaya dan ditujukan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal keputusan penutupan gerai-gerai Sevel.
Dalam suratnya, Chandra Wijaya menuliskan adanya keterbatasan sumber daya. Selain itu, disebutkan pula di dalam surat tersebut terjadinya pembatalan kesepakatan dengan PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. Isinya sebagai berikut:
Bersama dengan surat ini, kami bermaksud untuk menginformasikan bahwa per tanggal 30 Juni 2017, seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah satu entitas anak Perseroan akan menghentikan kegiatan operasionalnya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven setelah Rencana Transaksi Material Perseroan atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store di Indonesia dengan merk waralaba 7-Eleven beserta aset-aset yang menyertainya oleh PT Modern Sevel Indonesia sebagai salah satu entitas anak dari Perseroan kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia, mengalami pembatalan karena tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak berkepentingan.
Hal-hal material yang berkaitan dan yang timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya.
JawaPos.com sudah berusaha untuk mengonfirmasi kepada Chandra Wijaya perihal surat dan kegagalan akuisisi oleh PT Charoen Pokphand sebagai penyebab tutupnya gerai 7-Eleven di seluruh Indonesia. Namun, hingga berita ini diturunkan, Kamis (29/6) malam pukul 21.00, belum ada respon dari yang bersangkutan.
Besok, seluruh gerai dipastikan sudah ditutup massal. Dalam perjalanannya, muncul alasan kegagalan 7-Eleven bertahan diduga karena kesalahan pengelolaan dan larangan menjual minuman beralkohol. Pihak Sevel sangat tertutup dan sulit dimintai konfirmasi. Dari mulai Direktur, Sekretaris Perusahaan, jajaran direksi, hingga humas tak ada satupun yang menanggapi penutupan itu.

Menanggung Hutang Rp 1,3 T 

Kinerja dari PT Modern Internasional Tbk (MDRN) selaku induk usaha dari PT Modern Sevel Indonesia (MSI) hingga saat ini masih terseok-seok. Hingga kuartal I-2017 perseroan mengalami kerugian hingga Rp 447,9 miliar.

Melansir dari laporan keuangan konsolidasian perseroan, Senin (3/7/2017), kerugian perseroan tersebut berbanding terbalik dengan kondisi perseroan di kuartal I-2016 yang masih mampu membukukan laba sebesar Rp 21,3 miliar.

Rapor merah perseroan sepertinya juga dibebani dengan meningkatnya pos liabilitas atau utang. Tercatat total liabilitas MDRN meningkat dari Rp 1,34 triliun di kuartal I-2016 menjadi Rp 1,38 triliun di kuartal I-2017.

Peningkatan total liabilitas terbesar terjadi di liabilitas jangka pendek yang naik dari Rp 1,03 triliun menjadi Rp 1,07 triliun. Sementara total liabilitas jangka panjang masih tetap sebesar Rp 305,01 miliar.

Total aset perseroan juga turun 20,84% dari Rp 1,98 triliun menjadi Rp 1,57 triliun. Di mana terdiri dari total aset lancar sebesar Rp 335,6 miliar dan total aset tidak lancar sebesar Rp 1,23 triliun.

Tidak hanya itu, tanah dan bangunan perseroan sebesar Rp 864,39 miliar digunakan sebagai jaminan atas pinujaman bank berjangka pendek dan panjang dari Standard Chartered Bank Singapore, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Permata Tbk dan PT BNI Tbk.

Selain itu berdasarkan akta fidusia, mesin dan peralatan sebesar Rp 580,6 miliar digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek dan panjang dari deretan bank yang sama. (bass/dtc/jawapos)


View

Related

Tembus Rp 14.200 Per Dollar AS, Rupiah Terendah sejak Krisis 1998

JAKARTA, BLOKBERITA — Nilai tukar rupiah tehadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot Senin (7/9/2015) kembali terpuruk, bahkan menembus level psikologis 14.200.Berdasarkan data Blo...

Rupiah 'Nyungsep' Sekarat !

BLOKBERITA -- Benarkah Rupiah bakal 'nyungsep' (menukik dan ambruk tak berdaya)? Nasib rupiah semakin mengkawatirkan para pelaku pasar. Sampai saat ini belum ada obat mujarab untuk menyembuhkan peny...

Rupiah, Mata Uang Berkinerja Terburuk Nomor 2 di Asia

JAKARTA, BLOKBERITA — Saat ini, rupiah adalah mata uang berkinerja terburuk nomor dua di Asia. Rupiah hanya satu peringkat di atas mata uang Malaysia, ringgit.Direktur Sustainable Development ...

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Ketum PPP, Romahurmuziy Terjaring OTT KPK di Jatim

BLOKBERITA, JAKARTA -- Ketua Umum PPP Romahurmuziy terkena operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi. Seperti dikutip Antara, penangkapan dilakukan di Kantor Wilayah Kemente...

Ruang Kerja Menag dan Sekjen Kemenag di Segel KPK

BLOKBERITA, JAKARTA  -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyegel dua ruangan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019). Salah satu ruangan yang disegel adalah ruang Mente...

Teroris di Masjid Selandia Baru sudah Rencanakan 3 Bulan Sebelumnya

BLOKBERITA, CHRISTCHURCH -- Pelaku teror di masjid Selandia baru, Brenton Tarrant ternyata sudah merencanakan jauh hari 3 bulan sebelumnya untuk melakukan aksinya di Masjid Al Noor, Christchurch, Se...

Terjerat Narkoba, Andi Arief akan Mundur dari Partai Demokrat

BLOKBERITA, JAKARTA --  Andi Arief terjerat kasus narkoba dan hingga kini masih menjalani proses hukum. Atas kasusnya itu, Andi mengajukan pengunduran diri dari jabatan Wase...

Sebaris Prosa Apologi Sri Mulyani: Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang

BLOKBERITA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab tudingan terhadap dirinya dan pemerintah umumnya terutama soal utang. Isu ini mencuat menjelang Pilpres yang digelar April mendatang. Kubu pena...

IHSG Menguat, Ditutup pada level 0,09%

BLOKBERITA, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mantap menguat pada awal perdagangan hari pertama di bulan Februari, Jumat (1/2/2019). Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,54% ata...

Facebook

Quotes



















.

.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item