Ribuan Warga Yogyakarta Mengalami Gangguan Jiwa

BLOKBERITA, YOGYAKARTA -- Ribuan warga Kota Yogyakarta terindikasi mengalami gangguan jiwa. Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Agus Sudrajat, mengatakan hingga Oktober ini terdata ada 6.753 orang mengalami gangguan jiwa.

“Jadi gini, gangguan jiwa itu bukan sakit jiwa. Kalau sakit jiwa dia betul-betul sudah sakit. Kalau gangguan adalah dia timbul gejala-gejala sakit jiwa, tapi belum sakit,” ungkap Agus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta, Jumat (23/11).
Agus mengatakan gejala gangguan jiwa tersebut di antaranya seperti sakit maag yang tidak spesifik, sulit tidur, mudah marah tanpa alasan yang jelas, hingga tidak mandi atau memperhatikan penampilan.
“Contoh gampangnya di jalan raya orang berebut jalan. Mereka ambil jalannya orang lain kemudian dia ngepot dan lain sebagainya, dia memperlihatkan egonya. Padahal kan ada yang namanya toleransi,” jelasnya.
Agus melanjutkan, kasus gangguan jiwa di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun meningkat meski tidak signifikan. Pada tahun 2016 lalu ada sekitar 9.003 orang mengalami gangguan jiwa. Kemudian pada 2017 sebanyak 9.120 jiwa dan 2018 hingga Oktober mencapai 6.753 jiwa.
Diprediksi hingga akhir tahun, angka penderita gangguan jiwa akan mencapai angka 9 ribuan jiwa.
“Kemungkinan sampai akhir tahun kalau saya lihat masih ada 2 bulan lagi kira-kira mendekati sama dari 2016 dan 2017. Ya ada kasus baru dan lama dari angka tersebut,” katanya. 

“Ada sesuatu yang perlu diperhatikan apakah jumlah yang banyak, apa karena sisitem pencatatan sudah baik atau memang jumlahnya banyak,” imbuh Agus.
Berdasarkan teori yang ia ketahui, dalam setiap 10 orang, 3 di antaranya kemungkinan terkena gangguan jiwa. Sementara di Kota Yogyakarta total penduduknya ada 400 ribu jiwa lebih. Dari data Dinas Kependudukan Provinsi DIY, penduduk Kota Yogyakarta hingga semester I 2018 mencapai 412.437 jiwa.  

“Kalau hitung ini cukup banyak. Penduduk kota kan kira-kira 400 ribu, kita ambil 30 persennya kan cukup besar,” beber Agus.
Meski belum menjadi sakit jiwa namun gangguan jiwa ini atau bisa disebut stres, bisa berbahaya jika tidak ditangani karena bisa berlanjut menjadi depresi hingga sakit jiwa. Dari angka 6.753 penderita gangguan jiwa di Kota Yogya, 9 persen di antaranya sudah masuk kategori depresi.
“Ini bukan sakit jiwa, tapi gangguan jiwa. Bahasanya stres, arahnya depresi. Kalau tidak ada pertolongan, bisa berlanjut ke sakit jiwa,” bebernya
“Banyak yang tidak sadar dengan gangguan jiwa hingga mencapai tahap depresi. Depresi itu menarik diri, mengurung diri, atau bahkan mengamuk,” kata Agus.  

[ bazz / kumparan / jpnn / lip6 ]
View

Related

REGIONAL 1009263436631121902

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item