Trump: Paus Fransiskus Memalukan
https://kabar22.blogspot.com/2016/02/trump-paus-fransiskus-memalukan.html
CAROLINA SELATAN, BLOKBERITA -- Kandidat Calon Presiden
Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump langsung berkomentar
sengit begitu mendengar kritik yang dilontarkan Paus Fransiskus kepada
dirinya.
Dalam kesempatan kampanye di Carolina Selatan, Trump mengecam pernyataan pemimpin umat Katolik sedunia tersebut.
Sebelumnya diberitakan, dalam perjalanan pulang dari kunjungan selama lima hari di Meksiko, Kamis (18/2/2016), Paus sempat mengomentari Trump.
" Seseorang yang hanya memikirkan untuk membangun 'dinding pemisah' dan bukan 'jembatan' dia bukan Kristen, itu tidak diajarkan di dalam Alkitab," kata Paus.
Trump lantas menegaskan, dirinya adalah pemeluk agama Kristen yang taat. Segala argumentasi Paus muncul semata-mata karena Paus tidak memahami krisis imigrasi yang sedang melanda AS.
" Sebagai seorang pemimpin agama, pernyataan Paus soal keimanan seseorang merupakan hal yang memalukan," kata Trump, seperti dikutip New York Times.
" Tidak ada satu pun pemimpin di dunia, khususnya pemimpin agama yang memiliki hak untuk menakar kadar keimanan seseorang," tegas dia lagi.
Trump lantas balik menuding, komentar Paus tersebut ditunggangi kepentingan politik oleh Pemerintah Meksiko. Paus memang dilahirkan di Flores, Buenos Aires, Argentina.
" Paus ditunggangi oleh mereka (Pemerintah Meksiko) untuk kepentingan itu. Mereka seharusnya malu dengan tindakan seperti itu," ujar Trump.
" Seandainya Vatican diserang oleh ISIS (Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah) --di mana semua orang tahu kekejaman ISIS, saya jamin, satu-satunya harapan Paus adalah Donald Trump menjadi Presiden," cetus Trump.
Paus: Trump Bukan Kristen
Pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus pun akhirnya turut mengomentari sosok kandidat calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump.
Paus melontarkan pernyataannya dalam perjalanan kembali ke Roma, Italia, setelah menuntaskan kunjungan selama lima hari di Meksiko, Kamis (18/2/2016).
Menurut Paus, Trump tidak dapat menyatakan dirinya seorang Kristen, jika merujuk kepada segala pernyataannya dalam kampanye. Khususnya yang terkait dengan persoalan imigran gelap.
[ plo / reuters / kmps ]
Dalam kesempatan kampanye di Carolina Selatan, Trump mengecam pernyataan pemimpin umat Katolik sedunia tersebut.
Sebelumnya diberitakan, dalam perjalanan pulang dari kunjungan selama lima hari di Meksiko, Kamis (18/2/2016), Paus sempat mengomentari Trump.
" Seseorang yang hanya memikirkan untuk membangun 'dinding pemisah' dan bukan 'jembatan' dia bukan Kristen, itu tidak diajarkan di dalam Alkitab," kata Paus.
Trump lantas menegaskan, dirinya adalah pemeluk agama Kristen yang taat. Segala argumentasi Paus muncul semata-mata karena Paus tidak memahami krisis imigrasi yang sedang melanda AS.
" Sebagai seorang pemimpin agama, pernyataan Paus soal keimanan seseorang merupakan hal yang memalukan," kata Trump, seperti dikutip New York Times.
" Tidak ada satu pun pemimpin di dunia, khususnya pemimpin agama yang memiliki hak untuk menakar kadar keimanan seseorang," tegas dia lagi.
Trump lantas balik menuding, komentar Paus tersebut ditunggangi kepentingan politik oleh Pemerintah Meksiko. Paus memang dilahirkan di Flores, Buenos Aires, Argentina.
" Paus ditunggangi oleh mereka (Pemerintah Meksiko) untuk kepentingan itu. Mereka seharusnya malu dengan tindakan seperti itu," ujar Trump.
" Seandainya Vatican diserang oleh ISIS (Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah) --di mana semua orang tahu kekejaman ISIS, saya jamin, satu-satunya harapan Paus adalah Donald Trump menjadi Presiden," cetus Trump.
Paus: Trump Bukan Kristen
Pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus pun akhirnya turut mengomentari sosok kandidat calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump.
Paus melontarkan pernyataannya dalam perjalanan kembali ke Roma, Italia, setelah menuntaskan kunjungan selama lima hari di Meksiko, Kamis (18/2/2016).
Menurut Paus, Trump tidak dapat menyatakan dirinya seorang Kristen, jika merujuk kepada segala pernyataannya dalam kampanye. Khususnya yang terkait dengan persoalan imigran gelap.
Hal itu terkait ucapan Trump mengenai keberadaan imigran gelap di AS dan niat membangun tembok pembatas antara AS dan Meksiko.
Sementara, salah satu misi dalam perjalan Paus di Amerika Selatan juga adalah mendesak AS untuk ikut peduli mengatasi krisis kemanusiaan di wilayah selatan teritorialnya itu.
" Seseorang yang hanya memikirkan untuk membangun 'dinding pemisah' dan bukan 'jembatan' dia bukan Kristen, itu tidak diajarkan di dalam Alkitab," kata Paus, seperti yang dilansir CNN.com.
Paus kemudian menegaskan, dia tak terkait dengan persoalan kampanye dan proses pemilihan umum di AS. Dia pun tidak mengajak orang untuk memilih atau tidak memilih seorang kandidat.
" Saya tidak akan campur tangan dengan persoalan pemilu, saya hanya mengatakan bahwa orang ini bukan Kristen jika mengatakan hal-hal semacam itu," tegas Paus.
Sementara, salah satu misi dalam perjalan Paus di Amerika Selatan juga adalah mendesak AS untuk ikut peduli mengatasi krisis kemanusiaan di wilayah selatan teritorialnya itu.
" Seseorang yang hanya memikirkan untuk membangun 'dinding pemisah' dan bukan 'jembatan' dia bukan Kristen, itu tidak diajarkan di dalam Alkitab," kata Paus, seperti yang dilansir CNN.com.
Paus kemudian menegaskan, dia tak terkait dengan persoalan kampanye dan proses pemilihan umum di AS. Dia pun tidak mengajak orang untuk memilih atau tidak memilih seorang kandidat.
" Saya tidak akan campur tangan dengan persoalan pemilu, saya hanya mengatakan bahwa orang ini bukan Kristen jika mengatakan hal-hal semacam itu," tegas Paus.
[ plo / reuters / kmps ]