"Hanky Panky" Munas Golkar: Angpao Dolar Sampai 'Gratifikasi' Jet Pribadi
https://kabar22.blogspot.com/2016/02/hanky-panky-munas-golkar-angpao-dolar.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Sulit melepas citra Partai Golkar sebagai partai yang
glamor. Menjelang munas, bukan isu ecek-ecek yang bergulir, dari
bagi-bagi dolar sampai tudingan grafitikasi konsolidasi dengan jet
pribadi.
Ketua DPD I Golkar yang mengeluhkan adanya caketum Golkar yang melobi DPD II Golkar di wilayah Sulawesi Utara dengan sejumlah lembaran uang dolar. Dolar itu konon ditukar dengan surat dukungan maju sebagai caketum Golkar.
" Pengakuannya SGD 10.000 untuk 1 DPD II. Kan rusak Partai Golkar kalau begini," kata Nurdin Halid yang menerima pengaduan dari DPD I Golkar, Kamis (18/2/2016).
Para ketua DPD I kemudian menggalang dukungan untuk membersihkan munas dari politik transaksional. Belakangan dorongan DPD I Golkar yang didukung sejumlah caketum ini disetujui oleh Ketum Golkar Aburizal Bakrie. Ical akan menyurati KPK secara resmi meminta lembaga pemberantas korupsi itu mengawasi Munas Golkar.
Kenapa perlu melibatkan KPK? Karena memang isu money politics di Munas Golkar tak sesederhana itu. Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo mengungkap ada rumor harga sebuah suara di Munas Golkar sampai Rp 1 miliar. Terdengar fantastis, tapi bagi elite Golkar sudah biasa.
Isu money politics bukan satu-satunya isu yang memanaskan pertarungan menjelang Munas Golkar. Caketum Golkar Ade Komarudin yang belum lama duduk di kursi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto dihempas isu panas. Ade Komarudin dilaporkan ke MKD DPR terkait dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi.
Tim suksesnya, Bambang Soesatyo, langsung membela. Bambang menuturkan kepergian dengan jet pribadi ke sejumlah wilayah itu bukanlah gratifikasi, karena jet perusahaan Bambang Soesatyo yang digunakan. Ade Komarudin pun tak tinggal diam, Ketum SOKSI ini langsung menuding ada pihak yang bermain menjelang munas.
" Saya maklum ini pasti manuver yang dikembangkan oleh beberapa teman yang mungkin kalau saya mencalonkan merasa terganggu, merasa tersaingi. Adalah biasa yang pasti main-main (bermanuver)," kata Akom kepada wartawan di Gedung DPR, kemarin Selasa (23/2/2015).
Pertarungan pun semakin memanas jelang Munas Golkar. Sepertinya tak hanya dua isu itu yang bakal terlontar sebagai senjata saling menjatuhkan caketum Golkar. Jika belum munas sudah sepanas ini, apakah munas benar-benar akan menyelesaikan perpecahan Golkar ? (bin/dtc)
Ketua DPD I Golkar yang mengeluhkan adanya caketum Golkar yang melobi DPD II Golkar di wilayah Sulawesi Utara dengan sejumlah lembaran uang dolar. Dolar itu konon ditukar dengan surat dukungan maju sebagai caketum Golkar.
" Pengakuannya SGD 10.000 untuk 1 DPD II. Kan rusak Partai Golkar kalau begini," kata Nurdin Halid yang menerima pengaduan dari DPD I Golkar, Kamis (18/2/2016).
Para ketua DPD I kemudian menggalang dukungan untuk membersihkan munas dari politik transaksional. Belakangan dorongan DPD I Golkar yang didukung sejumlah caketum ini disetujui oleh Ketum Golkar Aburizal Bakrie. Ical akan menyurati KPK secara resmi meminta lembaga pemberantas korupsi itu mengawasi Munas Golkar.
Kenapa perlu melibatkan KPK? Karena memang isu money politics di Munas Golkar tak sesederhana itu. Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo mengungkap ada rumor harga sebuah suara di Munas Golkar sampai Rp 1 miliar. Terdengar fantastis, tapi bagi elite Golkar sudah biasa.
Isu money politics bukan satu-satunya isu yang memanaskan pertarungan menjelang Munas Golkar. Caketum Golkar Ade Komarudin yang belum lama duduk di kursi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto dihempas isu panas. Ade Komarudin dilaporkan ke MKD DPR terkait dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi.
Tim suksesnya, Bambang Soesatyo, langsung membela. Bambang menuturkan kepergian dengan jet pribadi ke sejumlah wilayah itu bukanlah gratifikasi, karena jet perusahaan Bambang Soesatyo yang digunakan. Ade Komarudin pun tak tinggal diam, Ketum SOKSI ini langsung menuding ada pihak yang bermain menjelang munas.
" Saya maklum ini pasti manuver yang dikembangkan oleh beberapa teman yang mungkin kalau saya mencalonkan merasa terganggu, merasa tersaingi. Adalah biasa yang pasti main-main (bermanuver)," kata Akom kepada wartawan di Gedung DPR, kemarin Selasa (23/2/2015).
Pertarungan pun semakin memanas jelang Munas Golkar. Sepertinya tak hanya dua isu itu yang bakal terlontar sebagai senjata saling menjatuhkan caketum Golkar. Jika belum munas sudah sepanas ini, apakah munas benar-benar akan menyelesaikan perpecahan Golkar ? (bin/dtc)