Politisi PDIP: Jangankan PAN, Semua Partai Mendukung Pun Tak Bisa Membaik !



BLOKBERITA -- Politisi PDI Perjuangan Effendi Simbolon mengatakan, jangankan cuma PAN yang bergabung ke pemerintah, semua partai ini mendukung pemerintah belum tentu bisa menolong kondisi ekonomi tanah air sekarang. 
"PAN itu di parelemen nomor berapa, cuma di urutan ke lima, ya maaf saja, semua  mendukung pemerintah pun belum tentu bisa membaik," katanya, Jumat (4.9/2015).
Soal parpol itu murni politik, padahal investor memandang politik di Indonesia tidak ada masalah. Bukan seperti Malaysia yang dipartai pemerintah ada tiga kubu bertikai.  

"Yang jadi masalah adalah pemimpinnya, investor tidak percaya dengan kepemimpinan Jokowi-JK. Masalahnya itu, jadi kalau pun dukung pemerintah semua belum tentu bisa baik," katanya lagi.
Benar kata Presiden Jokowi, lanjut anggota Komisi I DPR ini, Indonesia sekarang duaitnya banyak. Hasil dari pengalihan subsidi jumlahnya besar, hasil dari pinjaman juga besar. "Tapi fiskalnya khan tidak jalan karena semua ragu dengan kondisi sekarang," tambahnya.
Politik sekarang jalan, tidak ada masalah, meski ada KIH dan KMP semua sudah dimakan dan bagi-bagi kekuasaan sampai habis. Sayangnya, lanjut Effendi, meski sebagai pemenang pemilu,  PDI Perjuangan hanya jadi penonton. 
"Itu pun penonton tanpa karcis yang bisanya hanya ngintip dari luar," terangnya lagi.
Dinilai Tidak Becus, Diminta Turun
Politisi PDI Perjuangan yang satu ini memang dikenal suka beda pandangan. Laiknya pemeran bad cop dan good cop, maka mungkin saha seorang Effendi Simbolon tengah melakonkan peran seorang Bad Cop. Ketika dihubungi Kantor Berita RMOL (1/9), Effendi menyatakan kecewa dengan duet Jokowi – JK yang dianggapnya jauh dari ekspektasi semula.
Dia menegaskan,  seluruh aspek kehidupan semakin menurun, terutama perekonomian dan kesejahteraan rakyat disebabkan tidak becusnya Jokowi-JK dalam memimpin pemerintahan. Effendi menyebut mereka sebagai pemimpin penuh kepalsuan dan kedustaan.
“Saya sudah ingatkan jauh-jauh hari bahwa kondisi akan seperti ini. Pemerintahan saat ini terlalu asik bercengkerama dengan manuver-manuver tidak penting. Pemimpinnya tidak punya kemampuan. Pemimpinnya juga terlalu banyak kepalsuan sehingga wajar saja kondisi jadi memburuk seperti saat ini,” ujar Effendi enteng.
Ketidakmampuan pemerintahan dan juga banyaknya kepalsuan, menurut dia tidak bisa membohongi pasar. Merosotnya nilai tukar rupiah merupakan efek dari kepalsuan tersebut.
" Memang tidak mampu kok. Kalau rupiah merosot salah satunya kan karena ketidakpercayaan pasar pada pemerintah, kalau percaya pasti rupiah kuat. Ini semua lari ke dolar. Artinya pasar tidak terima ketidakmampuan dan kepalsuan pemimpin,” tegasnya.
Kondisi ini membuat seluruh pihak menjadi apatis terhadap pemerintahan, sehingga yang terjadi masing-masing orang mencari jalan sendiri-sendiri. Saat ini baik yang kelompok yang diuntungkan maupun kelompok yang dirugikan akibat kegagalan pemerintahan memang diam, namun jelasnya hal ini justru membahayakan.
“Kondisi saat ini memang terlihat adem meski situasi politik, hukum, ekonomi, dan lainnya terpuruk. Tapi ini semua tidak bisa dikatakan aman. Justru kondisi sekarang sangat mengkhawatirkan karena silent majority ini sebenarnya sedang melawan. Saya lihat ini tinggal sebentar lagi sampai terjadi ledakan yang hebat,” tambahnya.
“Kalau pondasi bener pasti bener. Saya mohon maaf ya nggak ada efeknya lagi jokowi bagi-bagi sembako, malu-maluin. Presiden kurang kerjaan bagi-bagi sembako. Masak negeri mau runtuh malah bagi-bagi sembako, nggak ngefek itu,” ketusnya.
Dia pun menyarankan Jokowi untuk menyadari ketidakmampuannya dan memintanya untuk turun tahta sebagai presiden.
”Tolong kita sportif saja  kalau mampu go, kalau nggak mampu turun tahta dong. Itu sah dan halal kok demi bangsa. Kalau anda nggak mampu anda hanya jadi pencundang untuk orang di sekeliling. Harusnya kan presidennya yang mampu bukan pembantunya yang mampu,” tegasnya. [bass/pm]

View

Related

POLITIK 8941811189247981991

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item