Politisi PDIP: Jangankan PAN, Semua Partai Mendukung Pun Tak Bisa Membaik !
https://kabar22.blogspot.com/2015/09/politisi-pdip-jangankan-pan-semua.html
BLOKBERITA -- Politisi PDI Perjuangan Effendi Simbolon mengatakan, jangankan cuma PAN yang bergabung ke pemerintah, semua partai ini mendukung pemerintah belum tentu bisa menolong kondisi ekonomi tanah air sekarang.
"PAN itu di parelemen nomor berapa, cuma di urutan ke lima, ya maaf
saja, semua mendukung pemerintah pun belum tentu bisa membaik,"
katanya, Jumat (4.9/2015).
Soal parpol itu murni politik, padahal investor memandang politik di
Indonesia tidak ada masalah. Bukan seperti Malaysia yang dipartai
pemerintah ada tiga kubu bertikai.
"Yang jadi masalah adalah pemimpinnya, investor tidak percaya dengan
kepemimpinan Jokowi-JK. Masalahnya itu, jadi kalau pun dukung pemerintah
semua belum tentu bisa baik," katanya lagi.
Benar kata Presiden Jokowi, lanjut anggota Komisi I DPR ini, Indonesia
sekarang duaitnya banyak. Hasil dari pengalihan subsidi jumlahnya besar,
hasil dari pinjaman juga besar. "Tapi fiskalnya khan tidak jalan karena
semua ragu dengan kondisi sekarang," tambahnya.
Politik sekarang jalan, tidak ada masalah, meski ada KIH dan KMP semua
sudah dimakan dan bagi-bagi kekuasaan sampai habis. Sayangnya, lanjut
Effendi, meski sebagai pemenang pemilu, PDI Perjuangan hanya jadi
penonton.
Dinilai Tidak Becus, Diminta Turun
Politisi PDI Perjuangan yang satu ini
memang dikenal suka beda pandangan. Laiknya pemeran bad cop dan good
cop, maka mungkin saha seorang Effendi Simbolon tengah melakonkan peran
seorang Bad Cop. Ketika dihubungi Kantor Berita RMOL (1/9), Effendi
menyatakan kecewa dengan duet Jokowi – JK yang dianggapnya jauh dari
ekspektasi semula.
Dia menegaskan, seluruh aspek kehidupan semakin menurun, terutama
perekonomian dan kesejahteraan rakyat disebabkan tidak becusnya
Jokowi-JK dalam memimpin pemerintahan. Effendi menyebut mereka sebagai
pemimpin penuh kepalsuan dan kedustaan.
“Saya sudah ingatkan jauh-jauh hari bahwa kondisi akan seperti ini.
Pemerintahan saat ini terlalu asik bercengkerama dengan manuver-manuver
tidak penting. Pemimpinnya tidak punya kemampuan. Pemimpinnya juga
terlalu banyak kepalsuan sehingga wajar saja kondisi jadi memburuk
seperti saat ini,” ujar Effendi enteng.
Ketidakmampuan pemerintahan dan juga banyaknya kepalsuan, menurut dia
tidak bisa membohongi pasar. Merosotnya nilai tukar rupiah merupakan
efek dari kepalsuan tersebut.
" Memang tidak mampu kok. Kalau rupiah
merosot salah satunya kan karena ketidakpercayaan pasar pada pemerintah,
kalau percaya pasti rupiah kuat. Ini semua lari ke dolar. Artinya pasar
tidak terima ketidakmampuan dan kepalsuan pemimpin,” tegasnya.
Kondisi ini membuat seluruh pihak menjadi apatis terhadap pemerintahan,
sehingga yang terjadi masing-masing orang mencari jalan sendiri-sendiri.
Saat ini baik yang kelompok yang diuntungkan maupun kelompok yang
dirugikan akibat kegagalan pemerintahan memang diam, namun jelasnya hal
ini justru membahayakan.
“Kondisi saat ini memang terlihat adem meski situasi politik, hukum,
ekonomi, dan lainnya terpuruk. Tapi ini semua tidak bisa dikatakan aman.
Justru kondisi sekarang sangat mengkhawatirkan karena silent majority
ini sebenarnya sedang melawan. Saya lihat ini tinggal sebentar lagi
sampai terjadi ledakan yang hebat,” tambahnya.
“Kalau pondasi bener pasti bener. Saya mohon maaf ya nggak ada efeknya
lagi jokowi bagi-bagi sembako, malu-maluin. Presiden kurang kerjaan
bagi-bagi sembako. Masak negeri mau runtuh malah bagi-bagi sembako,
nggak ngefek itu,” ketusnya.
Dia pun menyarankan Jokowi untuk menyadari ketidakmampuannya dan memintanya untuk turun tahta sebagai presiden.