Jeremi Teti Setuju dan Mendukung Perkawinan Sejenis di Indonesia

https://kabar22.blogspot.com/2015/07/jeremi-teti-setuju-dan-mendukung.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Menonton acara debat di TV swasta petang ini (6/7) yang mengambil tema "Nikah Sejenis: Manusiawi atau Eksistensi " yang diikuti oleh kalangan agamawan, sosiolog, DPR, para mahasiswa, dan artis di antaranya adalah Jeremy Teti, mantan penyiar TV yang kini nyasar ke dunia artis yang membuatnya jadi tajir dan lebih pede sekarang. Jeremi tampak bersemangat sekali dalam acara dialog tersebut, sepertinya dia sedang memperjuangkan sebuah kemerdekaan suatu bangsa dan negara. Dengan penampilannya yang layyin (gemulai) dan genit ia membuka acara dialog tersebut. Jeremy Teti, setuju dengan perkawinan sejenis, karena perkawinan adalah hak setiap individu.
" Kita lihat amerika sebagai parameter dunia, perkawinan sejenis di ijinkan, massak negara kita enggak sihh, " ujar dia.
.
Pernyata Jeremi ditanggapi oleh Prof. Dr. Neng Zubaidah:
" Kita jangan sedikit-dikit amerika ya adik jeremi. Perkawinan sejenis tidak bisa diberlakukan di Indonesia karena negara kita warganya berdasarkan Pancasila yang salah satu sumbernya adalah agama, dan agama sama sekali melarang pernikahan sejenis," jelas Neng.
Pro-kontra dalam perdebatan itu terasa sengit, yang satu ingin perkawinan sejenis ini dilegalkan, sementara pihak satunya menginginkan dilarang keras dan haram hukumnya. Sebenarnya persoalan intinya ada di sisi mana kita berpijak, apa rujukan kita dalam kasus ini. Kalau rujukannya adalah HAM dan Kebebasan individu atau neolib, maka perkawinan sejenis itu sah-sah saja, seperti yang dibilang Jeremi Teti;
" Lho itu kan urusan yang melakukan, kenapa orang lain ikut campur, di Amerika saja boleh kok " kata Jeremi.
Sementara itu sosiolog UI, Musni Umar menggambarkan bagaimana dahsyatnya azab yang ditimpakan kepada kaum sodomi di era Nabi Luth dulu sebagai contoh sejarah sex bebas dan perkawinan sejenis, tatkala peringatan Alam atau Tuhan sudah tak dihiraukan lagi oleh manusia, maka alam pula lah yang akan melakukan 'seleksi' (pembinasaan massal) terhadap suatu kaum yang dikehendakinya.
" Negara kita ini berdasarkan pada Ketuhanan yang maha Esa, agama menjadi panutan bangsa kita, tidak akan mungkin negara membolehkan perkawinan sejenis, dalam sejarah agama pun telah ditunjukkan yaitu saat jamannya nabi luth yang masyarakatnya waktu itu banyak melakukan perkawinan sejenis akhirnya di azab dan musnah semuanya " tegasnya.
Dan memang kalau kita melihat berbagai fenomena zaman sekarang tanda-tanda tibanya hari kiamat (the doomdays) sudah semakin nyata, diantaranya adalah kehidupan sex yang bebas telah merajalela, perkawinan sejenis marak dimana-mana, laki-perempuan sama penampilannya, orang-orang sudra banyak menduduki singgasana, dan seterusnya.
Jadi kalau Jeremi Teti itu menyetujui perkawinan sejenis ya itu hak prerogatif dia, tapi dari jawaban dia itu sebenarnya tercermin esensi jati dirinya. Orang banyak bertanya, kenapa hingga kini Jeremi nggak menikah-nikah? Alasan klise selalu jadi andalannya, belum ketemu jodoh, belum ada kecocokan, dan lain-lain. Oohh may god....yes...yes....no..no... yess.... lesssss.......
[ mrbin / bbcom ]
" Kita lihat amerika sebagai parameter dunia, perkawinan sejenis di ijinkan, massak negara kita enggak sihh, " ujar dia.
.
Pernyata Jeremi ditanggapi oleh Prof. Dr. Neng Zubaidah:
" Kita jangan sedikit-dikit amerika ya adik jeremi. Perkawinan sejenis tidak bisa diberlakukan di Indonesia karena negara kita warganya berdasarkan Pancasila yang salah satu sumbernya adalah agama, dan agama sama sekali melarang pernikahan sejenis," jelas Neng.
Pro-kontra dalam perdebatan itu terasa sengit, yang satu ingin perkawinan sejenis ini dilegalkan, sementara pihak satunya menginginkan dilarang keras dan haram hukumnya. Sebenarnya persoalan intinya ada di sisi mana kita berpijak, apa rujukan kita dalam kasus ini. Kalau rujukannya adalah HAM dan Kebebasan individu atau neolib, maka perkawinan sejenis itu sah-sah saja, seperti yang dibilang Jeremi Teti;
" Lho itu kan urusan yang melakukan, kenapa orang lain ikut campur, di Amerika saja boleh kok " kata Jeremi.
Sementara itu sosiolog UI, Musni Umar menggambarkan bagaimana dahsyatnya azab yang ditimpakan kepada kaum sodomi di era Nabi Luth dulu sebagai contoh sejarah sex bebas dan perkawinan sejenis, tatkala peringatan Alam atau Tuhan sudah tak dihiraukan lagi oleh manusia, maka alam pula lah yang akan melakukan 'seleksi' (pembinasaan massal) terhadap suatu kaum yang dikehendakinya.
" Negara kita ini berdasarkan pada Ketuhanan yang maha Esa, agama menjadi panutan bangsa kita, tidak akan mungkin negara membolehkan perkawinan sejenis, dalam sejarah agama pun telah ditunjukkan yaitu saat jamannya nabi luth yang masyarakatnya waktu itu banyak melakukan perkawinan sejenis akhirnya di azab dan musnah semuanya " tegasnya.
Dan memang kalau kita melihat berbagai fenomena zaman sekarang tanda-tanda tibanya hari kiamat (the doomdays) sudah semakin nyata, diantaranya adalah kehidupan sex yang bebas telah merajalela, perkawinan sejenis marak dimana-mana, laki-perempuan sama penampilannya, orang-orang sudra banyak menduduki singgasana, dan seterusnya.
Jadi kalau Jeremi Teti itu menyetujui perkawinan sejenis ya itu hak prerogatif dia, tapi dari jawaban dia itu sebenarnya tercermin esensi jati dirinya. Orang banyak bertanya, kenapa hingga kini Jeremi nggak menikah-nikah? Alasan klise selalu jadi andalannya, belum ketemu jodoh, belum ada kecocokan, dan lain-lain. Oohh may god....yes...yes....no..no... yess.... lesssss.......
[ mrbin / bbcom ]