Cile Rajai Copa America ! Ganyang Argentina 4-1 lewat Adu Penalti

Alexis Sanchez menjadi penentu kemenangan Cile dalam drama menegangkan tersebut setelah mengecoh kiper Sergio Romero. Sementara itu, di kubu Argentina, hanya Lionel Messi yang berhasil mencetak gol, sedangkan dua penendang lainnya, Gonzalo Higuain dan Ever Banega, tak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Ini gelar pertama Cile dalam 99 tahun sejarah Copa America dan dari lima kali tampil pada final setelah 1955, 1956, 1979, dan 1987. Sementara itu, Argentina, yang 14 kali menjuarai ajang ini, lagi-lagi harus menunda keinginan mengakhiri paceklik gelar internasional dalam 22 tahun terakhir. Sebelumnya, mereka pun gagal pada final Piala Dunia Brasil karena kalah 0-1 dari Jerman.
Duel dua tim yang ingin mengakhiri paceklik gelar internasional ini berlangsung ketat sejak wasit Wilmar Roldan membunyikan peluit kick-off. Cile, yang berstatus tuan rumah, langsung menggebrak dengan serangan berbahaya.
Pada menit ke-13, Arturo Vidal memberikan ancaman setelah menerima umpan Alexis Sanchez. Beruntung, kiper Sergio Romero sangat sigap mengantisipasi sehingga selamatlah gawang Argentina.
Setelah itu, Cile terus berusaha menguasai pertandingan. Peluang kembali diperoleh Eduardo Vargas pada menit ke-22, tetapi tendangannya masih di atas mistar gawang.
Argentina pun sempat membuat publik tuan rumah terperenyak, ketika sundulan Sergio Aguero dari dalam kotak penalti pada menit ke-20 mengarah ke mulut gawang. Claudio Bravo pun bereaksi dengan bagus untuk menghalaunya.
Pada menit ke-29, Argentina kehilangan Angel di Maria, yang mengalami cedera. Pelatih Gerardo Martino memainkan Ezequiel Lavezzi.
Hadirnya pemain Paris Saint-Germain ini cukup memberikan efek karena, di pengujung paruh pertama, Argentina melancarkan serangan dari sayap kiri lewat Javier Pastore. Bola yang diumpan ke mulut gawang disambut Lavezzi, tetapi lagi-lagi Bravo membuat penyelamatan gemilang dengan mengebloknya. Babak pertama berakhir 0-0.
Pada paruh kedua, Cile tetap mendominasi, terutama lewat serangan dari sayap kanan. Akan tetapi, lagi-lagi lemahnya penyelesaian akhir tak menghasilkan gol, termasuk tendangan voli Sanchez yang masih melebar.
Argentina sempat mengoyak jala Cile pada menit ke-87 lewat tendangan Lavezzi. Sayang, wasit menganulirnya karena Lavezzi sudah dalam posisi offside saat menerima umpan dari Messi. Di pengujung laga pun, Argentina kembali mendapatkan peluang, tetapi sontekan Higuain menyambut umpan silang Lavezzi hanya mengenai sisi kiri gawang Bravo. Alhasil, pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
Selama 2 x 15 menit babak perpanjangan, tetap tak ada gol yang tercipta. Status pemenang pun harus ditentukan lewat adu penalti.
Dalam drama tersebut, Cile tampil sangat percaya diri. Empat penendangnya, yang dimulai dari Mati Fernández, disusul Arturo Vidal, Charles Aranguiz, hinggal Alexis, berhasil mengoyak jala Romero.
Sebaliknya, Argentina tak berdaya menghadapi adu tendangan penalti ini. Setelah gol Messi, pasukan Albiceleste justru melempem karena tendangan Higuain melayang dan eksekusi Banega di sisi kiri gawang bisa dihalau Bravo. Cile pun menang 4-1.
Susunan pemain:
Cile: 1-Claudio Bravo; 4-Mauricio Isla, 5-Francisco Silva, 17-Gary Medel, 15-Jean Beausejour, 20-Charles Aranguiz, 21-Marcelo Diaz, 8-Arturo Vidal, 10-Jorge Valdivia (Mati Fernández 75); 7-Alexis Sanchez, 11-Eduardo Vargas (Ángelo Henríquez 95)
Pelatih: Jorge Sampaoli
Argentina: 1-Sergio Romero; 4-Pablo Zabaleta, 15-Martin Demichelis, 17-Nicolas Otamendi, 16-Marcos Rojo; 6-Lucas Biglia, 14-Javier Mascherano, 21-Javier Pastore (Ever Banega 81);10-Lionel Messi, 7-Angel Di Maria (Ezequiel Lavezzi 29), 11-Sergio Aguero (Gonzalo Higuain 74)
Pelatih: Gerardo Martino.
Wasit: Wilmar Roldan (Kolombia.
Argentina Gagal Maning
Gelandang sayap Argentina, Angel di Maria, memuji permainan yang diperlihatkan oleh Cile saat menghadapi timnya pada laga final Copa America 2015 di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos, Santiago, Minggu (6/7/2015) pagi WIB.
Cile sukses menjadi juara Copa America untuk yang pertama kalinya melalui kemenangan melalui drama adu penalti 4-1. Kedua tim tak mampu mencetak gol pada waktu normal dan perpanjangan waktu.
Saat drama adu penalti, Argentina hanya mampu mencetak gol melalui Lionel Messi. Sedangkan dua penendang lainnya, Gonzalo Higuain dan Ever Banega, tak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Sementara, seluruh algojo Cile sukses membobol gawang Sergio Romero.
Selepas pertandingan, Di Maria menyatakan kekecewaannya atas hasil yang diraih oleh La Albiceleste . Namun, ia juga memuji taktik yang diterapkan oleh Cile. "Lagi-lagi pertandingan ditentukan dalam hitungan detik, dan lagi-lagi kami tidak bisa mencapai target kami," ujar Di Maria kepada Sky Sport News.
Ini menjadi kegagalan kedua beruntun Argentina pada partai final turnamen antarnegara. Pada Piala Dunia 2014 di Brasil, Argentina menyerah 0-1 dari Jerman pada laga puncak.
"Kami telah melakukan segalanya untuk menang. Kami juga telah menciptakan sejumlah peluang. Akan tetapi, Cile menerapkan taktik dengan sempurna pada pertandingan tadi," lanjutnya.
Pada laga tersebut, Di Maria mengalami cedera hamstring yang membuat posisinya digantikan oleh Ezequiel Lavezzi pada menit ke-29. Alhasil, Di Maria juga diragukan tampil pada laga pembuka Premier League Manchester United melawan Tottenham Hotspur pada 8 Agustus 2015.
[ bmw / skysport / kmps ]