Subsidi Sudah Dicabut, Mengapa Utang Indonesia Terus Bertimbun ?

BLOKBERITA — Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar mempertanyakan tambahan utang pemerintah bulan lalu sebesar Rp 68,28 triliun.

Asal tahu saja, hingga Mei 2015 total utang pemerintah pusat sudah mencapai Rp 2.854 triliun. Utang ini naik sebesar Rp 62,28 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal, pemerintah telah mencabut subsidi BBM dari APBN.

Sebagian besar utang pemerintah adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Sampai Mei 2015, nilai penerbitan SBN mencapai Rp 2.151,58 triliun atau 75,7 persen dari total utang pemerintah. Sementara pinjaman bilateral maupun multilateral tercatat Rp 691,66 triliun atau 24,3 persen dari total utang pemerintah.

Menurut Nasril, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan mencabut subsidi beberapa kebutuhan masyarakat seharusnya bisa menghemat APBN. “Kami melihat kinerja pemerintah khususnya di bidang ekonomi dan keuangan belum jelas. Di sektor perdagangan apalagi, ekspor mandek, padahal nilai rupiah sedang turun,” kata Nasril yang dikutip dari laman rmol, Rabu (24/6).

Menurut anggota Fraksi Partai Amanat Nasional itu, peningkatan utang tersebut akan mewarisi beban kepada rakyat dan pemerintahan pada masa yang akan datang dengan harus membayar cicilan dan bunga.

“ Katanya kenaikan harga BBM bertujuan menyehatkan fiskal. Tetapi pada kenyataannya tahun ini malah pemerintah berutang terus. Ini patut dipertanyakan,” kata Nasril pula.

Nasril pun menyayangkan dalam keadaan ekonomi sulit sekarang ini pemerintah justru menurunkan target penerimaan negara yang datang dari pajak. Sementara pada sisi lain belanja pemerintah pusat tidak mengalami penurunan.

“ Target pemasukan negara dari sektor pajak pada kuartal pertama tahun ini meleset. Keuangan negara lampu kuning kalau pemasukan pajak minim, tapi utang naik terus,” ujar Nasril.

[ bass / Pbm ]
View

Related

NASIONAL 3616614076319868724

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item