Koalisi Mahasiswa Demo di Istana Negara, Minta Jokowi-JK Lengser

https://kabar22.blogspot.com/2015/05/koalisi-mahasiswa-demo-di-istana-negara.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Puluhan mahasiswa yang
mengatasnamakan Koalisi Pergerakan Mahasiswa Indonesia melakukan unjuk
rasa di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu
(20/5/2015). Para mahasiswa ini berasal dari gabungan sejumlah
universitas.
Salah satu tuntutan dalam aksi tersebut meminta Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mundur dari jabatannya. Koalisi mahasiswa menilai Jokowi-JK tak mampu menyejahterakan rakyat.
Salah satu mahasiswa yang melakukan orasi, Rahmat Moni, menyinggung mengenai sumber daya alam (SDA) Indonesia yang belum dirasa dipergunakan bagi kesejahteraan rakyat.
Rahmat mengatakan, sumber daya alam Indonesia justru jatuh ke tangan asing. "Negara yang begitu kaya, bahwa bumi dan air yang di dalamnya dikuasai oleh negara untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat seluas-luasnya, tetapi kondisi realitas tidak," kata Rahmat.
Dia mencontohkan krisis di daerah Indonesia timur. Dia memaparkan, harga bahan bakar minyak (BBM) di daerah seperti Ambon dan Papua yang begitu tinggi. "Di Papua, BBM satu liter Rp 50.000," ujar Rahmat.
Selain sumber daya alam, Rahmat menyinggung masalah liberalisasi dan kabinet Jokowi yang dianggap telah disusupi. Karena itu, koalisi mahasiswa meminta Jokowi-JK turun.
"Rakyat Indonesia tidak butuh pemimpin seperti Jokowi dan JK. Kita ingin sampaikan ke Jokowi, kita sudah muak dengan agenda politis. Jokowi-JK harus turun dari jabatannya," ujarnya.
Aksi ini masih berlangsung di depan Istana Negara. Ratusan polisi terlihat mengawal ketat aksi unjuk rasa itu.
Alasan Demo Mahasiswa
Berbeda dengan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menolak melakukan aksi demonstrasi hari ini, sekelompok mahasiswa lain justru turun untuk melakukan unjuk rasa.
Seperti yang terjadi di depan Istana Negara, Jakarta, puluhan elemen mahasiswa mulai berdatangan untuk melakukan aksi. Salah satunya ialah yang mengatasnamakan diri Koalisi Pergerakan Mahasiswa Indonesia (KPMI).
KPMI mengaku memiliki perbedaan sikap dengan BEM. "Kita enggak mengatasnamakan BEM. Kita mengatasnamakan koalisi mahasiswa Indonesia," kata salah satu peserta aksi, Rahmat Moni, di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).
KPMI mengaku menurunkan 60 orang yang terdiri dari mahasiswa sejumlah kampus, yakni Universitas Bung Karno (UBK), Universitas Ibnu Khaldun, dan lain-lain.
Menurut Rahmat, beda sikap dengan BEM soal demo hari ini hanya soal semangat semata. "Ini semangat saja, besok juga kita turun," ujar Rahmat.
Pantauan di lapangan, sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam kelompok lain juga sudah mulai berdatangan ke depan Istana Negara. Masing-masing memiliki "komando" sendiri dalam melakukan aksi.
Beberapa yang disuarakan ialah seputar kritik terhadap pemerintahan Jokowi-JK, masalah BBM, pemerintahan, sumber daya alam, dan juga soal institusi Polri. Saat ini, mahasiswa mulai berkumpul di depan Istana Negara.
[ bmw /kmps ]
Salah satu tuntutan dalam aksi tersebut meminta Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mundur dari jabatannya. Koalisi mahasiswa menilai Jokowi-JK tak mampu menyejahterakan rakyat.
Salah satu mahasiswa yang melakukan orasi, Rahmat Moni, menyinggung mengenai sumber daya alam (SDA) Indonesia yang belum dirasa dipergunakan bagi kesejahteraan rakyat.
Rahmat mengatakan, sumber daya alam Indonesia justru jatuh ke tangan asing. "Negara yang begitu kaya, bahwa bumi dan air yang di dalamnya dikuasai oleh negara untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat seluas-luasnya, tetapi kondisi realitas tidak," kata Rahmat.
Dia mencontohkan krisis di daerah Indonesia timur. Dia memaparkan, harga bahan bakar minyak (BBM) di daerah seperti Ambon dan Papua yang begitu tinggi. "Di Papua, BBM satu liter Rp 50.000," ujar Rahmat.
Selain sumber daya alam, Rahmat menyinggung masalah liberalisasi dan kabinet Jokowi yang dianggap telah disusupi. Karena itu, koalisi mahasiswa meminta Jokowi-JK turun.
"Rakyat Indonesia tidak butuh pemimpin seperti Jokowi dan JK. Kita ingin sampaikan ke Jokowi, kita sudah muak dengan agenda politis. Jokowi-JK harus turun dari jabatannya," ujarnya.
Aksi ini masih berlangsung di depan Istana Negara. Ratusan polisi terlihat mengawal ketat aksi unjuk rasa itu.
Alasan Demo Mahasiswa
Berbeda dengan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menolak melakukan aksi demonstrasi hari ini, sekelompok mahasiswa lain justru turun untuk melakukan unjuk rasa.
Seperti yang terjadi di depan Istana Negara, Jakarta, puluhan elemen mahasiswa mulai berdatangan untuk melakukan aksi. Salah satunya ialah yang mengatasnamakan diri Koalisi Pergerakan Mahasiswa Indonesia (KPMI).
KPMI mengaku memiliki perbedaan sikap dengan BEM. "Kita enggak mengatasnamakan BEM. Kita mengatasnamakan koalisi mahasiswa Indonesia," kata salah satu peserta aksi, Rahmat Moni, di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).
KPMI mengaku menurunkan 60 orang yang terdiri dari mahasiswa sejumlah kampus, yakni Universitas Bung Karno (UBK), Universitas Ibnu Khaldun, dan lain-lain.
Menurut Rahmat, beda sikap dengan BEM soal demo hari ini hanya soal semangat semata. "Ini semangat saja, besok juga kita turun," ujar Rahmat.
Pantauan di lapangan, sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam kelompok lain juga sudah mulai berdatangan ke depan Istana Negara. Masing-masing memiliki "komando" sendiri dalam melakukan aksi.
Beberapa yang disuarakan ialah seputar kritik terhadap pemerintahan Jokowi-JK, masalah BBM, pemerintahan, sumber daya alam, dan juga soal institusi Polri. Saat ini, mahasiswa mulai berkumpul di depan Istana Negara.
[ bmw /kmps ]