Solusi Pamungkas Akhiri Kisruh Ahok vs DPRD DKI

Konflik ini sudah terlalu banyak menyedot perhatian khalayak. Keduanya terus saja melempar sindiran dan makian ke hadapan publik.
Dari Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful, Mendagri Tjahjo Komolo hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah membantu keduanya berdamai dan mencari satu solusi terbaik. Tapi kenyataannya, mediasi mereka tak juga meluluhkan hati Ahok dan DPRD DKI.
Keduanya malah makin doyan perang sindiran dengan kalimat kotor dan nama binatang di bawa. Lantas cara apa lagi yang bisa mendamaikan dua belah pihak?
Ketua Forum Warga Jakarta, Azas Tigor Nainggolan mengatakan, persoalan ini hanya bisa diselesaikan bila keduanya menurunkan tensi emosi. Sebagai pejabat teras yang dipilih rakyat, tugas keduanya harusnya menjalankan amanah yang diberikan bukan sibuk dengan kepentingan masing-masing.
"Saya lihat keduanya telah memperlihatkan contoh buruk ke warga DKI. Sama-sama ngotot bahkan Ahok sampai ngomong kotor," katanya kepada pers di Jakarta, Kamis (26/3).
Kalau keduanya tak bisa bekerja dan sibuk saling adu bacot, kata dia, warga bisa menggugat kepemimpinan mereka. Sebab, tugas yang dijalankan malah terbengkalai karena sikap saling merasa paling benar.
"Apapun alasannya, memang gak ada padanan yang pantas untuk menunjukkan keburukan DPRD. Tapi caranya tidak begitu. Kalau begini terus buat apa ada DPRD dan gubernur yang cuma pentingin emosional diri sendiri. Mereka harusnya sadar mereka itu buat siapa," terangnya.
Ditambahkannya, niat Ahok membongkar borok DPRD satu kebaikan yang mulia. Tapi caranya yang cuma bisa koar-koar di media malah buat warga DKI muak.
"Warga Jakarta muak dengan Ahok, sekarang dua-dua saling buktikan aja deh jangan cuma saling tuding," tambahnya.
Harusnya Ahok, kata dia, pakai cara yang elegan membongkar korupsi ini. Jangan malah serampangan sampai menanggalkan etika dan antipati untuk menyatakan maaf.
"Rencana dan tujuan bongkar korupsi itu setuju, tapi caranya gak benar. Cara dia merusak tujuan yang akan dicapai. Malah buat orang antipati. Orang dua lembaga itu sama-sama kotor kok. Langsung aja tunjuk orang dan buktikan jangan semua dipukul rata."
"Atau jangan-jangan ini untuk nutupin kegagalan Ahok selama mimpin DKI toh enggak ada efek positif yang signifikan," pungkasnya. [merdeka/zip]