Inflasi bulan Juli Mengimbas IHSG Hari Ini
https://kabar22.blogspot.com/2018/08/inflasi-bulan-juli-mengimbas-ihsg-hari.html
BLOKBERITA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menguat jelang akhir pekan ini, Kamis (2/8). Realisasi inflasi Juli 2018 disinyalir menjadi salah satu 'obat kuat' bagi indeks.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan inflasi Juli 2018 terbilang membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi Juli 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan. Angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi Juni 2018, yakni 0,59 persen.
Di sisi lain, Dennies menilai IHSG juga akan sedikit
berfluktuasi hari ini setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya
kemarin, Rabu (1/8).
Walhasil, suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat itu masih berada di kisaran 1,75-2 persen. Sepanjang tahun ini, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali.
"Pengumuman suku bunga The Fed akan menyebabkan tingginya fluktuasi harga saham," papar Dennies dalam risetnya.
Namun begitu, ia tetap optimis IHSG bisa bertahan di area 6.000. Menurutnya, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.915-5.974 dan resistance 6.063-6.093.
Sementara, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko berpendapat IHSG sedang menuju level 6.085 untuk hari ini. Makanya, ia menyarankan pelaku pasar untuk melakukan aksi beli jangka pendek (trading buy).
"Tapi dengan menjaga cutloss point di 5.920," kata Yuganur melalui risetnya.
Pada perdagangan kemarin IHSG melonjak 1,63 persen atau 96,97 poin ke level 6.033. Pelaku pasar asing pun tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp675,95 miliar.
Kondisi yang berbeda diperlihatkan oleh bursa saham Wall Street tadi malam. Mayoritas indeksnya ditutup melemah, yakni Dow Jones dan S&P500 yang masing-masing turun 0,32 persen dan satu persen. (gram/cnni)
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan inflasi Juli 2018 terbilang membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi Juli 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan. Angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi Juni 2018, yakni 0,59 persen.
Walhasil, suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat itu masih berada di kisaran 1,75-2 persen. Sepanjang tahun ini, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali.
"Pengumuman suku bunga The Fed akan menyebabkan tingginya fluktuasi harga saham," papar Dennies dalam risetnya.
Namun begitu, ia tetap optimis IHSG bisa bertahan di area 6.000. Menurutnya, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.915-5.974 dan resistance 6.063-6.093.
Sementara, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko berpendapat IHSG sedang menuju level 6.085 untuk hari ini. Makanya, ia menyarankan pelaku pasar untuk melakukan aksi beli jangka pendek (trading buy).
"Tapi dengan menjaga cutloss point di 5.920," kata Yuganur melalui risetnya.
Pada perdagangan kemarin IHSG melonjak 1,63 persen atau 96,97 poin ke level 6.033. Pelaku pasar asing pun tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp675,95 miliar.
Kondisi yang berbeda diperlihatkan oleh bursa saham Wall Street tadi malam. Mayoritas indeksnya ditutup melemah, yakni Dow Jones dan S&P500 yang masing-masing turun 0,32 persen dan satu persen. (gram/cnni)