Ribuan Penari Fragmenkan Sejarah Banyuwangi di Pantai Boom
https://kabar22.blogspot.com/2015/09/ribuan-penari-fragmenkan-sejarah.html
BANYUWANGI, BLOKBERITA -- Sebanyak 1.208 penari Gandrung
menampilkan pertunjukan kolosal sejarah Banyuwangi di Pantai Boom
Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (26/9/2015), pada acara Festival Gandrung
Sewu. Pertunjukan yang mengambil tema "Podo Nonton" ini berhasil
menyedot ribuan perhatian masyarakat Banyuwangi.
"Podo Nonton" merupakan salah satu tembang wajib yang mengiringi tarian gandrung dengan makna tentang perjuangan. Pertunjukan diawali dengan masuknya ribuan penari Gandrung ke venue yang berada di Pantai Boom Banyuwangi.
Lalu dilanjutkan dengan fragmen yang menggambarkan kedaan rakyat Banyuwangi yang makmur hingga akhirnya mengalami penderitaan karena masuknya Belanda yang merusak tatanan kehidupan masyarakat Banyuwangi. Dilanjutkan dengan fragmen perlawanan masyarakat Banyuwangi dipimpin oleh Rempeg Jogopati dan Sayu Wiwit.
Selama
fragmen berlangsung sepanjang satu jam, ribuan penari Gandrung tetap
menari menjadi latar pertunjukan. Di akhir pertunjukan, ribuan penari
tersebut membentuk formasi menjadi ombak yang menvisualisasikan para
pejuang Banyuwangi yang pada akhir peperangan dibuang ke Selat Bali.
Festival Gandrung Sewu dengan tema 'Podo Nonton' menampilkan fragmen
tentang perjuangan masyarakat Banyuwangi melawan penjajah di Pantai Boom
Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2015).
Ribuan penari Gandrung yang ikut dalam Festival Gandrung tersebut berasal dari para pelajar tingkat SD hingga SMA. "Jika pada tahun 2012 lalu susah untuk mencari penari Gandrung, untuk tahun ini ada proses audisi dan seleksi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada KompasTravel, Jumat (26/9/2015).
Anas berharap melalui Festival Gandrung Sewu, budaya Banyuwangi tetap menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri.
Dalam
kesempatan itu, Bupati Anas dan Dirjen Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan juga menyerahkan penghargaan
kepada dua penari Gandrung senior, yaitu Poniti (66 tahun) dan Kusniah
(60 tahun). Penghargaan ini diberikan atas dedikasi dua seniman tersebut
dalam melestarikan tari Gandrung. (bass/kmps)
Sayu wiwit dan Rempeg Jogopati yang memimpin masyarakat untuk melawan
Belanda tampil dalam tarian kolosal dengan tema 'Podo Nonton' di Pantai
Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2015).
"Podo Nonton" merupakan salah satu tembang wajib yang mengiringi tarian gandrung dengan makna tentang perjuangan. Pertunjukan diawali dengan masuknya ribuan penari Gandrung ke venue yang berada di Pantai Boom Banyuwangi.
Lalu dilanjutkan dengan fragmen yang menggambarkan kedaan rakyat Banyuwangi yang makmur hingga akhirnya mengalami penderitaan karena masuknya Belanda yang merusak tatanan kehidupan masyarakat Banyuwangi. Dilanjutkan dengan fragmen perlawanan masyarakat Banyuwangi dipimpin oleh Rempeg Jogopati dan Sayu Wiwit.
Ribuan penari Gandrung yang ikut dalam Festival Gandrung tersebut berasal dari para pelajar tingkat SD hingga SMA. "Jika pada tahun 2012 lalu susah untuk mencari penari Gandrung, untuk tahun ini ada proses audisi dan seleksi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada KompasTravel, Jumat (26/9/2015).
Anas berharap melalui Festival Gandrung Sewu, budaya Banyuwangi tetap menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri.