Setelah Saling “Hisap” Reza dan Gatot Kini Saling Lapor ke Polda

BLOKBERITA -- Reza Artamevia tiba-tiba saja melaporkan Gatot Brajamusti (GB) ke Polda Metro Jaya  belum lama ini (7/10). Kini, pihak Gatot pun juga akan melaporkan balik Reza ke polisi.

" Pihak kita akan melaporkan balik karena kita memiliki bukti-buktinya. Karena barang siapa yang melaporkan dengan mengarang cerita itu ada tindak pidananya," ujar kuasa hukum Gatot, Ahmad Rifa'i, ditemui usai mengisi acara 'Rumpi No Secret' di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2016).

Sementara pihak Reza merasa dikibuli lantaran GB memberinya aspat yang katanya obat stimulan tapi ternyata itu adalah sabu-sabu. Ini merupakan pelanggaran pasal 378 KUHP menurut pihak Reza Artamevia.

" Saya hari ini datang untuk laporkan masalah penipuan mengenai aspat yang selama ini saya ketahui adalah stimulan atau makanan untuk kesehatan dan juga untuk bangsa gaib dan sejenisnya yang tidak mengandung zat adiktif sama sekali selama ini," ujar Reza usai melaporkan Gatot di SPKT Polda Metro Jaya.

" Ternyata, berdasarkan adanya kejadian kemarin, saya baru tahu, setelah ada pemeriksaan darah dan rambut, bahwa ternyata (zat adiktif narkoba) itu telah terpapar di tubuh saya cukup lama. Berarti, yang selama ini saya ketahui itu aspat, ternyata bukan," lanjutnya.

Demikian kutipan riwayat ringkas perseteruan Reza vs GB yang kini semakin membuncah.


Ironis memang, dulu Reza dan GB sangat kolaboratif dan saling protektif bahkan sudah saling
menikmati lezatnya aspat dan legitnya “surga dunia”  lewat ritual atau sex party-nya baik secara individual maupun kelompok. Namun kini mereka saling serang, saling lapor dan saling tuntut setelah keduanya ketangkap aparat sedang mengkonsumsi sabu di kamar Hotel Golden Tulip, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu (28/8/2016), sekitar pukul 23.00 WIB.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi ?

Barangkali ini salah satu strategi defensif dari kedua belah untuk menyelamatkan diri masing-masing, atau setidaknya ada keringanan hukuman. Rasanya agak sulit dipercaya bagaimana mungkin dua orang yang selama ini tampil elegan dan mesra di hadapan publik – bahkan sempat beredar isu bahwa GB dan Reza sudah kumpul kebo atau kawin siri, karena dimana ada GB disitu ada Reza dan selalu tampil keren, mesra lagi layaknya pasutri. Memang publik juga sudah ma’fum kalau Reza memposisikan GB sebagai guru spiritualnya sehingga kecurigaan negatif jadi ternegasikan. Namun demikian bagi orang yang “waskita” sepertinya bisa melihat kalau hubungan mereka tidak sekedar “guru dan murid” tapi sudah lebih dari itu. Dan fakta tersebut baru terkuak sekarang setelah GB dan Reza kecongkok polisi sedang pesta sabu di Mataram, NTB.

Skandal sabu GB-Reza ini tampaknya akan meroyak dan panjang ceritanya karena kedua belah pihak akan saling membongkar masing-masing borok lawannya. Bahkan GB akan membongkar lebih jauh keterlibatan berbagai pihak terkait peredaran sabu-sabu yang dimilikinya itu.

Di Indonesia fenomena “penipuan berkedok agama” sudah menjamur dimana-mana. Agama dikapitalisasikan untuk kepentingan diri sendiri ataupun golongan. Agama dikemas “altruisme” untuk memikat orang-orang agar simpatik dan loyal kepadanya kemudian secara halus dan perlahan diporotin duitnya. Contoh riel yang masih segar dalam ingatan kita adalah fenomena “Kanjeng Dimas Taat Pribadi” (baca: KDTP) di Probolinggo, Jawa Timur -- yang telah sukses gemilang meraup trilyunan uang mahar dari para korbannya dengan dalih untuk dilipatgandakan jumlahnya agar kesejahteraan kliennya meningkat. Dan absurd-nya lagi yang jadi korbannya tidak hanya orang-orang marginal pada umumnya tapi juga dari kalangan pejabat, ABRI, Polri, dan intelektual sekali pun. Siapa yang menyangka seorang DR. Marwah Daud Ibrahim lulusan Washington University, USA, bisa terpikat dan faithfully kepada seorang Taat Pribadi yang prestasi akademiknya sangat memprihatinkan. Bahkan Bu Marwah sendiri menjadi salah satu pengelola yayasan padepokan KDTP dan secara mantap pula Bu Marwah mengundurkan diri dari jabatannya di MUI.

Inikah jaman edan? Jaman dimana rasionalitas atau common sense mudah tergusur atau di knock-out oleh hal-hal irasional? Atau keterbatasan manusia itu sendiri yang belum bisa menjangkau dan memahami antara fenomena irasional (metafisik), fenomena trans-rasional, dengan fenomena triks sulap ataupun ilusionisme ? alias fenomena tipu-tipu berkedok religi yang dibungkus altruisme? saya percaya kita semua bisa menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan di atas. Tetapi faktanya kenapa hal-hal tersebut bisa terjadi?

Dijaman yang sudah super modern ini segala sesuatunya sekarang serba instan, serba cepat, dari makanan cepat saji hingga kendaraan supersonik sehingga perilaku manusia pun juga berubah inginnya serba instan dan cepat saji, cepat jadi. Fenomena ingin kaya mendadak adalah salah satu alasan kenapa orang-orang mudah terpikat dan terkibuli oleh ulah padepokan KDTP. Pun orang sekaliber Marwah Daud yang sudah doktor tersebut bisa terpedayai oleh triks sulap Taat Pribadi yang elementer  itu.

Begitu pun dengan ulah Padepokan GB, dengan bermodalkan penampilan bak seorang sufi atau wali berhasil memperdayai orang-orang yang sedang ‘kejepit” hidupnya dan  fortunately, yang jadi sasaran adalah perempuan-perempuan denok, semok, gebboyy dan bohhaay lagi. Bahkan tidak sedikit dari kalangan artis ibukota. Diantaranya Elma Theana dan Reza Artamevia, belum lagi artis-srtis figuran yang entah sudah berapa banyak yang “digogohi” oleh GB lewat jimat andalannya yang diberi nama “aspat” – yang ternyata adalah sejenis zat adiktif (narkoba) yang dikenal dengan nama sabu-sabu. Hmmm…Lesssss… Eennakk tennaann..dabb..! Wajar saja kalau GB dan kroninya ketagihan dan “pesta hedonis” berulang-ulang. Konon tidak sedikit yang mengandung dan digugurin. Sebagaimana pengakuan CT salah seorang gadis korban kemaniakan GB yang sempat hamil dan digugurin, namun pada kehamilan yang kedua CT tak mau digugurin hingga lahirlah bayi buah karya gatot brajamusti lewat jimat andalannya “aspat”, makanan favorit jin alias sabu-sabu. “ Kalian memang luar biasaa,” kata vokalis Noah, Ariel.

Terkait dengan Reza yang kini malah berseteru dengan GB karena saling melaporkan ke aparat polisi. Akibat ulah GB, Reza merasa dirugikan hingga Rp 15 juta lebih selama di padepokannya. Padahal sebelumnya, keduanya saling sayang, saling mesra, saling hisap aspat dan saling hisap-menghisap lainnya apalagi lewat sex-party–nya yang diakui sendiri oleh Reza dan kawan-kawan lainnya yang telah bersaksi kepada aparat polisi. Pokoknya komplit dehh…. Tapi kini mereka (Reza cs vs GB) saling melaporkan ke polisi untuk mempertanggungjawabkan masing-masing perbuatannya. Waoww…bakal seru nihh “perang bubat hisap-menghisap”. Sebagaimana peribahasa mengatakan; “Habis Manis Sepah Dibuang… tapi kali ini menjadi; Habis Hisap, Saling Melaporkan”… Hmmm... yang udah-udah sihh kalau habis di “hisap” terus pada “nggayerr liyerr-liyer” (leyeh-leyeh) ke-enakkan….. lalu tidur ngorok…Zzezzz...nggrokkk... nggrrookkssk… nggrreekkks… engggrrookkkss…!...xixixixi…..!  (mrhill/bbcom)















View

Related

OPINI 6103957741754260174

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item