Teori Kontrak membawa Dua Profesor ini Raih Nobel Bidang Ekonomi
https://kabar22.blogspot.com/2016/10/teori-kontrak-membawa-dua-profesor-ini.html
BLOKBERITA, STOCKHOLM -- Akademi Ilmu Pengetahuan
Kerajaan Swedia (Royal Swedish Academy of Sciences) memutuskan untuk
menganugerahkan penghargaan Nobel di bidang ekonomi tahun 2016 kepada
Oliver Hart dan Bengt Holmström.
Hart adalah profesor di Harvard University, sementara Holmström adalah profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.
Dalam siaran pers resmi, Selasa (11/10/2016), Hart dan Holmström dianugerahi penghargaan bergengsi itu berkat kontribusinya berupa teori kontrak.
Ekonomi modern terikat banyak kontrak dan teori yang diciptakan Hart dan Holmström sangat berguna untuk memahami kontrak dan institusi dalam kehidupan nyata, serta potensi jebakan dalam merancang kontrak.
"Hubungan kontraktual di masyarakat termasuk misalnya pemegang saham dan jajaran manajemen top, perusahaan asuransi dan pemilik mobil, atau otoritas publik dan pemasoknya," tulis Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia tentang penjelasan teori kontrak.
Hubungan tersebut berpotensi memicu konflik kepentingan, sehingga kontrak harus dirancang secara tepat dan sesuai untuk memastikan semua pihak memperoleh manfaat.
Peraih Nobel di bidang ekonomi tahun ini mengembangkan teori kontak, yakni bingkai kerja komprehensif untuk menganalisis berbagai isu dalam perencanaan kontrak.
Di akhir era 1970an, Holmström mendemonstrasikan bagaimana pimpinan perusahaan, semisal pemegang saham harus merancang kontrak yang optimal bagi misalnya CEO perusahaan, di mana tindakannya sebagian tak terpantau oleh pimpinan.
Prinsip-prinsip informatif Holmström menegaskan bagaimana kontrak harus berkaitan dengan gaji CEO berdasar kinerja. Model ini dinamakan model principal (pemegang saham)-agent (CEO).
Menurut Holmström, kontrak yang optimal harus mempertimbangkan risiko insentif secara cermat.
Di periode berikutnya, Holmström menggeneralisasikan beberapa teorinya lebih realistis, misalnya pegawai tak hanya diberi gaji, tapi juga potensi promosi jabatan.
Di pertengahan era 1980an, Hart membuat kontribusi fundamental pasa cabang baru teori kontrak yang berkaitan tentang kasus penting pada kontrak yang tak terselesaikan.
Cabang teori ini banyak membucarakan tentang alokasi optimal hak kendali.
"Temuan Hart tentang kontrak yang tak terselesaikan telah memberi secercah cahaya tentang kepemilikan dan kontrol bisnis, serta memberi dampak luas pada beberapa bidang ekonomi, ilmu politik, dan hukum," tulis Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.
Riset Hart memberikan kontribusi berupa perangkat teori baru untuk mempelajari pertanyaan seperti perusahaan semacam apa yang harus merger, paduan utang dan pembiayaan ekuitas yang sesuai, dan ketika institusi seperti sekolah atau lembaga pemasyarakatan seharusnya dimiliki swasta atau pemerintah.
Hart dan Holmström meluncurkan teori kontrak sebagai ladang subur bagi penelitian dasar. Dalam beberapa dekade terakhir, keduanya pun mengeksplorasi banyak aplikasi teori itu.
"Analisis mereka tentang pengaturan kontrak secara optimal memberikan dasar intelektual untuk merancang kebijakan dan institusi di banyak bidang, mulai dari legislasi kebangkrutan hingga institusi politik," ujar Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia. (bmw/kmps)
Hart adalah profesor di Harvard University, sementara Holmström adalah profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.
Dalam siaran pers resmi, Selasa (11/10/2016), Hart dan Holmström dianugerahi penghargaan bergengsi itu berkat kontribusinya berupa teori kontrak.
Ekonomi modern terikat banyak kontrak dan teori yang diciptakan Hart dan Holmström sangat berguna untuk memahami kontrak dan institusi dalam kehidupan nyata, serta potensi jebakan dalam merancang kontrak.
"Hubungan kontraktual di masyarakat termasuk misalnya pemegang saham dan jajaran manajemen top, perusahaan asuransi dan pemilik mobil, atau otoritas publik dan pemasoknya," tulis Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia tentang penjelasan teori kontrak.
Hubungan tersebut berpotensi memicu konflik kepentingan, sehingga kontrak harus dirancang secara tepat dan sesuai untuk memastikan semua pihak memperoleh manfaat.
Peraih Nobel di bidang ekonomi tahun ini mengembangkan teori kontak, yakni bingkai kerja komprehensif untuk menganalisis berbagai isu dalam perencanaan kontrak.
Di akhir era 1970an, Holmström mendemonstrasikan bagaimana pimpinan perusahaan, semisal pemegang saham harus merancang kontrak yang optimal bagi misalnya CEO perusahaan, di mana tindakannya sebagian tak terpantau oleh pimpinan.
Prinsip-prinsip informatif Holmström menegaskan bagaimana kontrak harus berkaitan dengan gaji CEO berdasar kinerja. Model ini dinamakan model principal (pemegang saham)-agent (CEO).
Menurut Holmström, kontrak yang optimal harus mempertimbangkan risiko insentif secara cermat.
Di periode berikutnya, Holmström menggeneralisasikan beberapa teorinya lebih realistis, misalnya pegawai tak hanya diberi gaji, tapi juga potensi promosi jabatan.
Di pertengahan era 1980an, Hart membuat kontribusi fundamental pasa cabang baru teori kontrak yang berkaitan tentang kasus penting pada kontrak yang tak terselesaikan.
Cabang teori ini banyak membucarakan tentang alokasi optimal hak kendali.
"Temuan Hart tentang kontrak yang tak terselesaikan telah memberi secercah cahaya tentang kepemilikan dan kontrol bisnis, serta memberi dampak luas pada beberapa bidang ekonomi, ilmu politik, dan hukum," tulis Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.
Riset Hart memberikan kontribusi berupa perangkat teori baru untuk mempelajari pertanyaan seperti perusahaan semacam apa yang harus merger, paduan utang dan pembiayaan ekuitas yang sesuai, dan ketika institusi seperti sekolah atau lembaga pemasyarakatan seharusnya dimiliki swasta atau pemerintah.
Hart dan Holmström meluncurkan teori kontrak sebagai ladang subur bagi penelitian dasar. Dalam beberapa dekade terakhir, keduanya pun mengeksplorasi banyak aplikasi teori itu.
"Analisis mereka tentang pengaturan kontrak secara optimal memberikan dasar intelektual untuk merancang kebijakan dan institusi di banyak bidang, mulai dari legislasi kebangkrutan hingga institusi politik," ujar Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia. (bmw/kmps)