Pengamat Inteljen: Lion Air Tidak Punya Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara !
https://kabar22.blogspot.com/2016/05/pengamat-inteljen-lion-air-tidak-punya.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Lolosnya ratusan penumpang
Lion Air dari Singapura lewat Terminal-1 Domestik Bandara Soekarno-Hatta
patut dicurigai. Untuk itu masyarakat berharap Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan untuk memeriksa manajemen dan pemilik maskapai
penerbangan Lion Air yang dengan sengaja menurunkan penumpang
internasional di terminal domestik yang lepas dari pemeriksaan imigrasi.
Pengamat Inteljen, Soleman Ponto di Metro TV menilai lion air telah melakukan tindakan yang sangat riskan.
" Ini jelas menunjukkan kalau Lion Air tidak punya tanggung-jawab kepada bangsa dan negara kita, karena ini bisa mengakibatkan hal-hal yang berbahaya seperti penyelundupan narkoba besar-besaran," tandasnya di acara dialog Metro TV pukul 19.15 WIB 16/5/2016.
Hal ini senada juga disampaikan oleh pengamat penerbangan Alvin Lie, yang menyatakan bukan hanya pihak maskapai penerbangan yang lalai dalam hal ini. Ia menyebut ada empat pihak yang berperan sehingga kesalahan prosedur ini terjadi.
“ Satu, dari pihak Lion Air. Dua, dari pihak ground handling yang mengatur bagasi dan sebagainya, juga dari pihak Angkasa Pura bagaiman pengawasannya. Satu lagi pihak otoritas bandara,” kata Alvin kepada wartawan, Minggu (15/5/2016).
Alvin melanjutkan, peristiwa lolosnya penumpang asing beserta barang bawaannya dari pemeriksaan merupakan insiden yang serius. Sebab, jika para penumpang tersebut terdapat orang maupun barang yang berbahaya, maka dampaknya bisa sangat mengkhawatirkan.
“ Saya menilai peristiwa ini sangat serius, karena bisa meloloskan tanpa melalui imigrasi dan barang tanpa melalui bea cukai. Kalau manusia dan barang yang dilarang atau berbahaya masuk tanpa pengawasan, dampaknya akan serius,” lanjut dia.
Alvin pun menilai ada yang tidak beres dalam koordinasi antara lembga-lembaga yang bertugas melakukan pengawasan di Bandara Soekarno-Hatta, sehingga perlu ditinjau kemnali sistem operasional di sana. Ia pun menyarakankan agar pihak maskapai Lion Air terutama, untuk mengevaluasi internal manajemennya, agar kesalahan fatal semacam ini tak kembali terulang.
“ Saya kira perlu meninjau kembali sistem operasional di bandara Soekarno-Hatta untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi ke depan. Lion Air juga, ini kan kelalaian yang sengat serius, perlu dievaluasi manajemen mereka,” tutup Alvin.
Terpisah, pengusaha nasional, Poppy Dharsono juga mengomentari insiden Lion Air kepada pers di Jakarta, Minggu (15/5)
Tak Lazim
Pengamat Inteljen, Soleman Ponto di Metro TV menilai lion air telah melakukan tindakan yang sangat riskan.
" Ini jelas menunjukkan kalau Lion Air tidak punya tanggung-jawab kepada bangsa dan negara kita, karena ini bisa mengakibatkan hal-hal yang berbahaya seperti penyelundupan narkoba besar-besaran," tandasnya di acara dialog Metro TV pukul 19.15 WIB 16/5/2016.
Hal ini senada juga disampaikan oleh pengamat penerbangan Alvin Lie, yang menyatakan bukan hanya pihak maskapai penerbangan yang lalai dalam hal ini. Ia menyebut ada empat pihak yang berperan sehingga kesalahan prosedur ini terjadi.
“ Satu, dari pihak Lion Air. Dua, dari pihak ground handling yang mengatur bagasi dan sebagainya, juga dari pihak Angkasa Pura bagaiman pengawasannya. Satu lagi pihak otoritas bandara,” kata Alvin kepada wartawan, Minggu (15/5/2016).
Alvin melanjutkan, peristiwa lolosnya penumpang asing beserta barang bawaannya dari pemeriksaan merupakan insiden yang serius. Sebab, jika para penumpang tersebut terdapat orang maupun barang yang berbahaya, maka dampaknya bisa sangat mengkhawatirkan.
“ Saya menilai peristiwa ini sangat serius, karena bisa meloloskan tanpa melalui imigrasi dan barang tanpa melalui bea cukai. Kalau manusia dan barang yang dilarang atau berbahaya masuk tanpa pengawasan, dampaknya akan serius,” lanjut dia.
Alvin pun menilai ada yang tidak beres dalam koordinasi antara lembga-lembaga yang bertugas melakukan pengawasan di Bandara Soekarno-Hatta, sehingga perlu ditinjau kemnali sistem operasional di sana. Ia pun menyarakankan agar pihak maskapai Lion Air terutama, untuk mengevaluasi internal manajemennya, agar kesalahan fatal semacam ini tak kembali terulang.
“ Saya kira perlu meninjau kembali sistem operasional di bandara Soekarno-Hatta untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi ke depan. Lion Air juga, ini kan kelalaian yang sengat serius, perlu dievaluasi manajemen mereka,” tutup Alvin.
Terpisah, pengusaha nasional, Poppy Dharsono juga mengomentari insiden Lion Air kepada pers di Jakarta, Minggu (15/5)
“ Pihak imigrasi dan kepolisian jangan
diam terhadap ratusan orang yang sudah masuk dari Singapura lewat
terminal domestik itu. Siapa mereka sehingga Lion Air berani menurunkan
mereka di jalur domestik yang bebas dari imigrasi dan pabean,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa Bandara
Internasional Soekarno-Hatta adalah pintu masuk resmi ke Indonesia
yang sudah dikenal oleh dunia internasional yang memiliki pengawasan dan
pengamanan yang ekstra ketat. Kalau lewat pintu masuk resmi bisa
ditembus tanpa imigrasi dan pabean dengan cara seperti yang difasilitasi
oleh Lion Air, maka penerbangan Lion Air berhasil mempromosikan
siapapun silahkan datang ke Indonesia, tanpa imigrasi ataupun pabean.
“ Kalau dibiarkan maka siapapun orang
asing dengan Lion Air bisa masuk Indonesia sehingga tidak perlu lewat
imigrasi dan pabean. Hebar bener. Mungkin karena pemiliknya dekat dan
berada dalam kekuasaan sehingga punya kebebasan untuk melanggar
peraturan,” ujarnya.
Poppy Dharsono mengingatkan agar para
pengusaha nasional menjalankan bisnis dengan wajar dan tidak melanggar
peraturan. Pemerintah juga dituntut untuk tegas dan tidak pandang bulu
pada pengusaha walaupun dekat dengan kekuasaan.
“Diatas segalanya adalah kedaulatan
bangsa dan negara. Yang dilakukan oleh Lion Air itu membobol kedaulatan,
keamanan dan pertahanan negara,” tegasnnya.
Sebelumnya Natalie, seorang penumpang
dari pesawat Lion Air JT 161 di atas melaporkan masuknya pesawat dari
Singapura pada pukul 18.50 dan tiba pukul 19.35.
“Anak saya Natalie berangkat tanggal 10
Mei dari Singapore 18.50 menggunakan pesawat Lion Air JT 161 tiba di
Jakarta 19.35 WIB. Pesawat ini mendarat tidak di Terminal II sebagaimana
lazimnya kedatangan dari luar negeri melainkan pesawat mendarat di
Terminal I, Terminal domestik,” ujar Zara Zetira, ibu dari Natalie
kepada pers di Jakarta, (15/5).
Tak Lazim
Zara menjelaskan bahwa para penumpang
tidak diarahkan sebagaimana mestinya yang sudah menjadi prosedur baku
bagi penumpang yang baru masuk dari luar negeri.
“ Anak saya dan penumpang warga negara asing tidak diarahkan oleh petugas ground crew
Lion Air untuk cap paspor imigrasi, yang seharusnya menjadi protokol
wajib bagi airlines yang berasal dari luar negeri. Apakah ini lazim?
Penumpang penerbangan dari luar negeri mendarat di terminal domestik
tanpa melewati pos imigrasi? Jika ini lazim, tidakkah berpengaruh pada
keamanan negara, andai ada warga asing penyusup tanpa izin?” ujarnya.
Zara merasa heran, sebab, pihak Lion Air
bisa sangat abai mengenai hal ini. Menurutnya, jika ini terjadi pada
Bandara Halim Perdanakusumah, dimana juga terdapat penerbangan militer,
akan sangat membahayakan keselamatan negara.
" Jika ini lazim, tidakkah berpengaruh
pada keamanan negara, andai ada warga asing penyusup tanpa izin?
Bagaimana ya bila nanti sepenuhnya Lion Air menguasai Halim
Perdanakusumah, waga negara asing bebas masuk juga tanpa pos imigrasi?"
lanjut Zara.
Kesalahan Lion
Sementara itu, Direktorat Jenderal
Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mendalami insiden salah turun
penumpang pesawat Lion Air penerbangan internasional tujuan
Singapura-Jakarta di terminal domestik yang semestinya di terminal
internasional.
Hal ini lantaran penumpang semestinya
melewati pos imigrasi terlebih dahulu sebagaimana berlaku untuk
kedatangan internasional guna mencegah penyelundupan orang asing.
“ Teman-teman imigrasi Soekarno Hatta
sedang mendalami kasus tersebut,” kata Kepala Humas Dirjen Imigrasi Heru
Santoso kepada pers, Sabtu (14/5).
Ia mengakui ada kesalahan dari pihak
Lion Air yang menurunkan penumpangnya di terminal 1 dari semestinya di
terminal 2. Atas hal ini juga, pihak Lion Air sedang dimintai keterangan
atas kejadian ini. Sementara, untuk penumpang yang diduga lolos dari pos imigrasi, pihaknya memastikan akan mencarinya.
“ Sebagian penumpang sudah bisa dipanggil
kembali untuk dibawa ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Soekarno
Hatta, dan sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian hal
ini adalah kesalahan dari alat angkut dan menjadi tanggung jawab Lion
Air,” katanya.
Sementara, Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1
Khusus Bandara Soetta Alif Suadi mengatakan berdasarkan informasi dari
pihak Lion dan AP2, bahwa pesawat JT 161 dari Singapura pada pada Selasa
(10/5) parkir di R51 yang diketahui sebagai remote area).
Dalam proses penjemputan diakuinya ada kesalahan oleh sopir bus yang membawa penumpang salah turun di terminal 1 atau domestik.
“ Tapi kemudian disadari salah dan
penumpang naik bus kembali dan dibawa ke terminal 2 untuk clearance CIQ,
atas kasus ini akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Alif.
[bin/gram/metrotv/okez/bgcom]
[bin/gram/metrotv/okez/bgcom]