Anwar Ibrahim dan Mahathir Bersatu akan Gulingkan Najib
https://kabar22.blogspot.com/2016/03/anwar-ibrahim-dan-mahathir-bersatu-akan.html
BLOKBERITA – Datuk Seri Anwar Ibrahim yang sedang menjalani hukuman penjara menyatakan dukungan terhadap mantan Perdana Menteri, yang juga musuh lamanya, Tun Dr Mahathir Mohamad dalam usahanya memberi tekanan kepada Datuk Seri Najib Tun Razak, Perdana Menteri ini, untuk mengundurkan diri.
“Saya mendukung pendirian mitra dari masyarakat sipil, partai politik dan individu-individu termasuk Tun Dr Mahathir, Tan Sri Muhyiddin Yassin dan lain-lain untuk memobilisasi kekuatan dan kesepahaman bersama seperti disuarakan oleh pemimpin oposisi baru-baru ini. Kesepahaman bersama ini akan berfokus untuk menuntut pengunduran diri Najib selaku Perdana Menteri yang telah nyata gagal menjalankan negara,” kata Anwar dalam satu pernyataan melalui situs Facebooknya pada Kamis, 3 Maret 2016.
Intervensi Anwar dari sel penjaranya menandai perkembangan dramatis terbaru dalam kekacauan politik yang bahkan telah digambarkan oleh adik Najib, Nazir Razak sebagai “Game of Thrones” Malaysia.
Anwar kini menjalani hukuman penjara lima tahun di penjara Sungai Buloh atas tuduhan mencabuli bekas pembantunya Mohd Saiful Bukhari Azlan tujuh tahun lalu.
Mantan wakil perdana menteri itu yang dipecat dari UMNO pada 1998 yang masa itu dipimpin Mahathir, mengatakan bahwa sudah saatnya bagi rakyat bersatu dalam usaha ini tanpa membatasi agenda maupun permusuhan pribadi.
“Kita harus menyusun peta jalan baru bagi menyelamatkan negara,” katanya, seperti yang dilansir Star Online pada 3 Maret 2016.
Anwar mengatakan, tuntutan perubahan itu akan melibatkan reformasi institusi utama dalam negara. Bahkan, katanya, hak rakyat harus dikembalikan melalui sistem pemilu yang bersih, peradilan dan media yang bebas.
“Kebijakan ekonomi juga harus diubah untuk mengutamakan ulang upaya ke arah pertumbuhan yang segar dan distribusi kekayaan yang adil,” katanya seperti dikutip dari Tempo.
Dia mengatakan, warga sudah belajar dari sejarah bahwa transisi kekuasaan yang berarti bukanlah transisi tokoh semata tetapi perubahan sistem.
Dengan bersatunya Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar dengan Mahathir yang notabene adalah musuhnya menandakan berakhirnya permusuhan hampir 22 tahun.
Meskipun demikian, Nurul Izzah, anak sulung Anwar, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa “semangat” persatuan untuk menggulingkan Najib tidak lantas membebaskan Mahathir dari “pelanggaran dan kesalahan masa lalunya, termasuk kesalahan perhitungan ekonomi yang besar saat masih berkuasa.”
Pernyataan Anwar hadir setelah Muhyiddin menyatakan kesiapan untuk bergabung dengan himpunan pada 27 Maret ini untuk mendesak pengunduran diri Najib sebagai perdana menteri.
Rencana itu mendapat dukungan dari mantan perdana menteri Dr Mahathir yang sudah menyatakan kesediaan untuk turut serta dalam himpunan tersebut.
Anwar merupakan penasihat Partai Keadilan Rakyat dan ketua umum Pakatan Rakyat yang merupakan oposisi Malaysia. Semasa awal politiknya, dia merupakan ‘anak didik’ Mahathir Mohamad, tetapi kemudiannya tampil sebagai seorang pengkritik Mahathir yang lantang.
Dia dipeak dari UMNO setelah beda visi dengan Mahathir terutama pada krisis Asia 1998. Saat itu Anwar yang merupakan wakil perdana menteri ingin pinjam uang di Bank Dunia dan IMF, namun tidak disetujui Mahathir yang memegang jabatan PM saat itu.
Anwar juga pernah mencoba menggulingkan Mahathir dari UMNO, setelah menganggap dia tidak terlalu islamis. (plo/88)
“Saya mendukung pendirian mitra dari masyarakat sipil, partai politik dan individu-individu termasuk Tun Dr Mahathir, Tan Sri Muhyiddin Yassin dan lain-lain untuk memobilisasi kekuatan dan kesepahaman bersama seperti disuarakan oleh pemimpin oposisi baru-baru ini. Kesepahaman bersama ini akan berfokus untuk menuntut pengunduran diri Najib selaku Perdana Menteri yang telah nyata gagal menjalankan negara,” kata Anwar dalam satu pernyataan melalui situs Facebooknya pada Kamis, 3 Maret 2016.
Intervensi Anwar dari sel penjaranya menandai perkembangan dramatis terbaru dalam kekacauan politik yang bahkan telah digambarkan oleh adik Najib, Nazir Razak sebagai “Game of Thrones” Malaysia.
Anwar kini menjalani hukuman penjara lima tahun di penjara Sungai Buloh atas tuduhan mencabuli bekas pembantunya Mohd Saiful Bukhari Azlan tujuh tahun lalu.
Mantan wakil perdana menteri itu yang dipecat dari UMNO pada 1998 yang masa itu dipimpin Mahathir, mengatakan bahwa sudah saatnya bagi rakyat bersatu dalam usaha ini tanpa membatasi agenda maupun permusuhan pribadi.
“Kita harus menyusun peta jalan baru bagi menyelamatkan negara,” katanya, seperti yang dilansir Star Online pada 3 Maret 2016.
Anwar mengatakan, tuntutan perubahan itu akan melibatkan reformasi institusi utama dalam negara. Bahkan, katanya, hak rakyat harus dikembalikan melalui sistem pemilu yang bersih, peradilan dan media yang bebas.
“Kebijakan ekonomi juga harus diubah untuk mengutamakan ulang upaya ke arah pertumbuhan yang segar dan distribusi kekayaan yang adil,” katanya seperti dikutip dari Tempo.
Dia mengatakan, warga sudah belajar dari sejarah bahwa transisi kekuasaan yang berarti bukanlah transisi tokoh semata tetapi perubahan sistem.
Dengan bersatunya Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar dengan Mahathir yang notabene adalah musuhnya menandakan berakhirnya permusuhan hampir 22 tahun.
Meskipun demikian, Nurul Izzah, anak sulung Anwar, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa “semangat” persatuan untuk menggulingkan Najib tidak lantas membebaskan Mahathir dari “pelanggaran dan kesalahan masa lalunya, termasuk kesalahan perhitungan ekonomi yang besar saat masih berkuasa.”
Pernyataan Anwar hadir setelah Muhyiddin menyatakan kesiapan untuk bergabung dengan himpunan pada 27 Maret ini untuk mendesak pengunduran diri Najib sebagai perdana menteri.
Rencana itu mendapat dukungan dari mantan perdana menteri Dr Mahathir yang sudah menyatakan kesediaan untuk turut serta dalam himpunan tersebut.
Anwar merupakan penasihat Partai Keadilan Rakyat dan ketua umum Pakatan Rakyat yang merupakan oposisi Malaysia. Semasa awal politiknya, dia merupakan ‘anak didik’ Mahathir Mohamad, tetapi kemudiannya tampil sebagai seorang pengkritik Mahathir yang lantang.
Dia dipeak dari UMNO setelah beda visi dengan Mahathir terutama pada krisis Asia 1998. Saat itu Anwar yang merupakan wakil perdana menteri ingin pinjam uang di Bank Dunia dan IMF, namun tidak disetujui Mahathir yang memegang jabatan PM saat itu.
Anwar juga pernah mencoba menggulingkan Mahathir dari UMNO, setelah menganggap dia tidak terlalu islamis. (plo/88)