Presiden Perancis, Francois Hollande: ISIS sebagai Dalang Serangan di Paris
https://kabar22.blogspot.com/2015/11/presiden-perancis-francois-hollande.html
PARIS, BLOKBERITA -- Presiden Perancis Francois Hollande
menyebutkan bahwa serangan teroris yang sedikitnya membunuh 127 orang,
Jumat (13/11/2015) malam, sebagai perang yang dilakukan oleh kelompok
militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Ini adalah perang yang dilakukan oleh pasukan teroris, pasukan jihad, Daesh, melawan Perancis. Ini adalah perang yang telah dipersiapkan, diatur dan direncanakan dari luar negeri dengan melibatkan orang di sini melakukan investigasi dalam menunjang rencana tersebut," ujar Hollande dari Istana Presiden Élysée Palace, Sabtu (14/11/2015).
Kata 'Daesh' yang dipakai oleh Hollande adalah istilah untuk ISIS dalam bahasa Arab.
Namun demikian, Hollande tidak menjelaskan secara spesifik data pemerintah yang membuktikan keterlibatan ISIS.
Sementara itu, beredar pernyataan di Twitter yang belum bisa diverifikasi bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di Perancis. Mereka menyebut serangan ini sebagai 'mukjizat'.
Korban Tewas Jadi 150 Orang
Serangan di Paris, Perancis, pada Jumat (13/11/2015) terjadi secara serempak di sejumlah tempat.
Serangan tersebut berupa penembakan dan bom bunuh diri. Pejabat Perancis menyatakan, sedikitnya 153 orang tewas dalam penembakan dan pengeboman di Paris dan Saint-Denis, tempat Stadion Stade de France berada.
Sebanyak 112 orang di antaranya terbunuh di ruang konser Bataclan, menurut Kementerian Dalam Negeri Perancis.
Stasiun TV jaringan CNN, BFMTV, melaporkan, unit SWAT menyerbu ruang konser Bataclan. Menurut kepolisian setempat, dua penyerang dibunuh.
"Polisi juga membebaskan sedikitnya 100 sandera di dalam ruang konser," kata produser CNN. Beberapa di antaranya tampak terluka.
Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan kepada wartawan, "Para teroris yang melakukan kekejaman ini akan menghadapi Perancis yang nekat dan bersatu."
Menurut Hollande, dalam menghadapi teror ini, semua warga Perancis harus mengetahui cara mempertahankan diri, memobilisasi kekuatan, dan mengatasi teroris. (bin/cnn/bbc/kmps)
"Ini adalah perang yang dilakukan oleh pasukan teroris, pasukan jihad, Daesh, melawan Perancis. Ini adalah perang yang telah dipersiapkan, diatur dan direncanakan dari luar negeri dengan melibatkan orang di sini melakukan investigasi dalam menunjang rencana tersebut," ujar Hollande dari Istana Presiden Élysée Palace, Sabtu (14/11/2015).
Kata 'Daesh' yang dipakai oleh Hollande adalah istilah untuk ISIS dalam bahasa Arab.
Namun demikian, Hollande tidak menjelaskan secara spesifik data pemerintah yang membuktikan keterlibatan ISIS.
Sementara itu, beredar pernyataan di Twitter yang belum bisa diverifikasi bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di Perancis. Mereka menyebut serangan ini sebagai 'mukjizat'.
Korban Tewas Jadi 150 Orang
Serangan di Paris, Perancis, pada Jumat (13/11/2015) terjadi secara serempak di sejumlah tempat.
Serangan tersebut berupa penembakan dan bom bunuh diri. Pejabat Perancis menyatakan, sedikitnya 153 orang tewas dalam penembakan dan pengeboman di Paris dan Saint-Denis, tempat Stadion Stade de France berada.
Sebanyak 112 orang di antaranya terbunuh di ruang konser Bataclan, menurut Kementerian Dalam Negeri Perancis.
Stasiun TV jaringan CNN, BFMTV, melaporkan, unit SWAT menyerbu ruang konser Bataclan. Menurut kepolisian setempat, dua penyerang dibunuh.
"Polisi juga membebaskan sedikitnya 100 sandera di dalam ruang konser," kata produser CNN. Beberapa di antaranya tampak terluka.
Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan kepada wartawan, "Para teroris yang melakukan kekejaman ini akan menghadapi Perancis yang nekat dan bersatu."
Menurut Hollande, dalam menghadapi teror ini, semua warga Perancis harus mengetahui cara mempertahankan diri, memobilisasi kekuatan, dan mengatasi teroris. (bin/cnn/bbc/kmps)