Dugaan Mafia di Skandal Pencatutan Nama Presiden
https://kabar22.blogspot.com/2015/11/dugaan-mafia-di-skandal-pencatutan-nama.html
JAKARTA, BLOKBERITA — Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Taufiq Hidayat, menilai ada kepentingan-kepentingan para mafia di balik skandal pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke PT Freeport Indonesia.
Dia meminta pemerintah untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Pemerintah harus segera sadar, di balik skandal ini adalah para mafia. Sesuatu yang dalam janji kampanye pilpres akan diperangi jika menang," kata Taufiq saat dihubungi, Selasa (17/11/2015).
Taufiq tak menyebut siapa mafia yang dimaksud.
Namun, dia menegaskan, adanya dugaan keterlibatan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid dalam pencatutan nama Jokowi-JK ini menjadi bukti betapa oligarki partai politik telah masuk ke dalam pemerintahan.
"Oligarki parpol ini merasuk melalui Koalisi Merah Putih, terutama Partai Golkar hasil Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie," ucap loyalis Agung Laksono ini.
Taufiq pun mengapresiasi langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang berani melaporkan Ketua DPR ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
Menurut dia, hal ini menunjukkan komitmen dari Menteri ESDM untuk menjaga prinsip good governance di lingkungan tanggung jawabnya.
Dia berharap ke depannya pemerintah tak tinggal diam dan terus melakukan berbagai upaya untuk melawan jaringan mafia di berbagai sektor.
Termasuk mafia peradilan yang menurut Taufiq telah membuat dualisme di Partai Golkar tak kunjung usai.
"Mafia migas ini kerja sama dengan mafia peradilan yang selalu mengalahkan DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta. Sekali lagi, lawan mafia," ucap Taufiq.
Dalam laporannya ke MKD, Senin (16/11/2015) kemarin, Sudirman menyebut Setya Novanto bersama Reza menemui bos PT Freeport sebanyak tiga kali.
Pada pertemuan ketiga 6 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika, dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut.
Sudirman turut menyampaikan bukti berupa transkrip pembicaraan antara Novanto, pengusaha, dan petinggi PT Freeport.
Adapun rekaman asli dari percakapan itu juga akan segera disampaikan oleh Sudirman. (bin/kmps)
Dia meminta pemerintah untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Pemerintah harus segera sadar, di balik skandal ini adalah para mafia. Sesuatu yang dalam janji kampanye pilpres akan diperangi jika menang," kata Taufiq saat dihubungi, Selasa (17/11/2015).
Taufiq tak menyebut siapa mafia yang dimaksud.
Namun, dia menegaskan, adanya dugaan keterlibatan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid dalam pencatutan nama Jokowi-JK ini menjadi bukti betapa oligarki partai politik telah masuk ke dalam pemerintahan.
"Oligarki parpol ini merasuk melalui Koalisi Merah Putih, terutama Partai Golkar hasil Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie," ucap loyalis Agung Laksono ini.
Taufiq pun mengapresiasi langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang berani melaporkan Ketua DPR ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
Menurut dia, hal ini menunjukkan komitmen dari Menteri ESDM untuk menjaga prinsip good governance di lingkungan tanggung jawabnya.
Dia berharap ke depannya pemerintah tak tinggal diam dan terus melakukan berbagai upaya untuk melawan jaringan mafia di berbagai sektor.
Termasuk mafia peradilan yang menurut Taufiq telah membuat dualisme di Partai Golkar tak kunjung usai.
"Mafia migas ini kerja sama dengan mafia peradilan yang selalu mengalahkan DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta. Sekali lagi, lawan mafia," ucap Taufiq.
Dalam laporannya ke MKD, Senin (16/11/2015) kemarin, Sudirman menyebut Setya Novanto bersama Reza menemui bos PT Freeport sebanyak tiga kali.
Pada pertemuan ketiga 6 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika, dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut.
Sudirman turut menyampaikan bukti berupa transkrip pembicaraan antara Novanto, pengusaha, dan petinggi PT Freeport.
Adapun rekaman asli dari percakapan itu juga akan segera disampaikan oleh Sudirman. (bin/kmps)