Mengapa Wanita Berisik Saat Bercinta ?
https://kabar22.blogspot.com/2015/10/mengapa-wanita-berisik-saat-bercinta.html
BLOKBERITA -- Dalam hubungan suami istri, sering kali saya melihat di film-film, saat wanita bercinta, terutama saat mencapai orgasme, apalagi mencapai Big O, reaksi kebanyakan wanita-wanita tersebut hampir sama, yaitu : matanya merem merasakan nikmat dan mulutnya bersuara tanpa terkendali. Ada wanita yang hanya merintih sambil menggigit bibir sampai perih, ada yang mendesah karena miss V-nya sudah sangat basah dan ada yang menjerit kencang sampai ranjang berderit-derit.
Saya ingin mengetahui apa alasannya, mengapa banyak wanita mengeluarkan suara-suara spontan seperti itu, sementara hanya sedikit pria yang bercinta sambil bersuara.
Saya merangkum literatur yang ada di internet melalui mesin pencari Google, cerita teman-teman kantor, teman kongkow dan teman-teman golf. Hasil rangkuman mengapa banyak wanita mengeluarkan suara-suara tersebut, saya sampaikan di tulisan ini.
Untuk lebih jelas, tegas dan lugasnya, silakan disimak alasan-alasan tersebut :
1. Wanita bersuara (mendesah, melenguh atau menjerit) untuk menunjukan dia menikmati sesi bercinta tersebut
Untuk mengetahui apakah wanita menikmati atau tidak saat bercinta mudah saja. Lihat saja mimik mukanya dan suara yang dikeluarkan.
Jika mimik mukanya datar, tidak merem, tidak melotot matanya, tandanya ia merasa biasa-biasa saja saat bercinta, tidak ada passion (gairah), tidak merasakan sensasi bercinta sehingga tidak akan meraih orgasme. Apalagi saat bercinta, wanita tersebut sambil baca majalah, atau sambil dandan, bisa dipastikan sesi bercinta tidak dinikmatinya.
Sebaliknya, jika mimik mukanya seperti orang menahan nikmat, dan suara-suara keluar tidak terkendali dan tidak direncanakan, 1000% wanita tersebut menikmati sesi bercinta tersebut.
2. Wanita bersuara untuk membuat pria lebih semangat dan bergairah.
Banyak pria makin semangat mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam bercinta karena mendengar wanitanya mendesah keenakan bahkan sampai menjerit hebat, walaupun suara yang dikeluarkan hanya pendek-pendek, seperti ohh yess, oh noo, d*mn, s*it, I Love You dll.
Di sini ego seorang pria sangat berperan, karena ada anggapan, ‘pria sejati’ adalah pria yang bisa membuat pasangannya meraih orgasme.
Itulah sebabnya berbagai macam cara dilakukan pria yang ‘belum sejati’ untuk mengorgasmekan pasangannya, baik dengan berolahraga teratur, diet ketat, mendatangi klinik-klinik penambah ukuran Mr P seperti Mak Erot, maupun mengkonsumsi obat-obatan penambah vitalitas seperti viagra.
3. Wanita bersuara dalam bercinta adalah pilihan, daripada diam
Mungkin rekan-rekan pernah mendengar keluhan pria tentang pasangan bercintanya : “tak enak bercinta dengannya, ia hanya berbaring diam seperti gedebog pisang”, “aku seperti bercinta dengan orang pingsan”, “aku ingin pasanganku seperti di film-film yang ku tonton, mendesah, melenguh bahkan menjerit, jika ia terus diam, jangan-jangan aku kalah dan mengecewakannya.”
Itulah sebabnya banyak wanita, disengaja atau tidak disengaja (kebanyakan naturak), mengeluarkan suara saat bercinta, baik ia menikmatinya ataupun tidak menikmatinya (hanya menjalankan kewajiban seorang istri), karena pilihannya hanya 2, memberikan suara atau tidak memberikan suara, tidak boleh abstain. Daripada dituduh seperti orang pingsan atau gedebog pisang, mending bersuara, pasangan senang, jatah bulanan lancar.
Itulah rangkuman mengapa banyak wanita mengeluarkan suara-suara saat bercinta, berdasarkan mbah google dan cerita dari mulut ke mulut. (bmw/australiaberita)
Saya ingin mengetahui apa alasannya, mengapa banyak wanita mengeluarkan suara-suara spontan seperti itu, sementara hanya sedikit pria yang bercinta sambil bersuara.
Saya merangkum literatur yang ada di internet melalui mesin pencari Google, cerita teman-teman kantor, teman kongkow dan teman-teman golf. Hasil rangkuman mengapa banyak wanita mengeluarkan suara-suara tersebut, saya sampaikan di tulisan ini.
Untuk lebih jelas, tegas dan lugasnya, silakan disimak alasan-alasan tersebut :
1. Wanita bersuara (mendesah, melenguh atau menjerit) untuk menunjukan dia menikmati sesi bercinta tersebut
Untuk mengetahui apakah wanita menikmati atau tidak saat bercinta mudah saja. Lihat saja mimik mukanya dan suara yang dikeluarkan.
Jika mimik mukanya datar, tidak merem, tidak melotot matanya, tandanya ia merasa biasa-biasa saja saat bercinta, tidak ada passion (gairah), tidak merasakan sensasi bercinta sehingga tidak akan meraih orgasme. Apalagi saat bercinta, wanita tersebut sambil baca majalah, atau sambil dandan, bisa dipastikan sesi bercinta tidak dinikmatinya.
Sebaliknya, jika mimik mukanya seperti orang menahan nikmat, dan suara-suara keluar tidak terkendali dan tidak direncanakan, 1000% wanita tersebut menikmati sesi bercinta tersebut.
2. Wanita bersuara untuk membuat pria lebih semangat dan bergairah.
Banyak pria makin semangat mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam bercinta karena mendengar wanitanya mendesah keenakan bahkan sampai menjerit hebat, walaupun suara yang dikeluarkan hanya pendek-pendek, seperti ohh yess, oh noo, d*mn, s*it, I Love You dll.
Di sini ego seorang pria sangat berperan, karena ada anggapan, ‘pria sejati’ adalah pria yang bisa membuat pasangannya meraih orgasme.
Itulah sebabnya berbagai macam cara dilakukan pria yang ‘belum sejati’ untuk mengorgasmekan pasangannya, baik dengan berolahraga teratur, diet ketat, mendatangi klinik-klinik penambah ukuran Mr P seperti Mak Erot, maupun mengkonsumsi obat-obatan penambah vitalitas seperti viagra.
3. Wanita bersuara dalam bercinta adalah pilihan, daripada diam
Mungkin rekan-rekan pernah mendengar keluhan pria tentang pasangan bercintanya : “tak enak bercinta dengannya, ia hanya berbaring diam seperti gedebog pisang”, “aku seperti bercinta dengan orang pingsan”, “aku ingin pasanganku seperti di film-film yang ku tonton, mendesah, melenguh bahkan menjerit, jika ia terus diam, jangan-jangan aku kalah dan mengecewakannya.”
Itulah sebabnya banyak wanita, disengaja atau tidak disengaja (kebanyakan naturak), mengeluarkan suara saat bercinta, baik ia menikmatinya ataupun tidak menikmatinya (hanya menjalankan kewajiban seorang istri), karena pilihannya hanya 2, memberikan suara atau tidak memberikan suara, tidak boleh abstain. Daripada dituduh seperti orang pingsan atau gedebog pisang, mending bersuara, pasangan senang, jatah bulanan lancar.
Itulah rangkuman mengapa banyak wanita mengeluarkan suara-suara saat bercinta, berdasarkan mbah google dan cerita dari mulut ke mulut. (bmw/australiaberita)