Bang Buyung Nasution Meninggal Dunia
https://kabar22.blogspot.com/2015/09/bang-buyung-nasution-meninggal-dunia.html
JAKARTA, BLOKBERITA —
Pengacara senior, Adnan Buyung Nasution (81), meninggal dunia di Rumah
Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015) sekitar pukul
10.15 WIB. Kabar tersebut dibenarkan oleh salah satu anaknya, Pia Akbar
Nasution.
"Iya, betul. Ayah saya meninggal. Tadi pukul 10.15. Nanti akan dibawa ke rumah duka," kata Pia saat dihubungi sekitar pukul 10.40 WIB.
Menurut Pia, saat ini, jenazah ayahnya sedang dipersiapkan dibawa ke rumah duka.
"Saya mohon dimaafkan bapak, ya," ujarnya singkat.
Adnan diketahui mulai dirawat sejak pekan lalu. Pia sebelumnya menuturkan bahwa Adnan Buyung dirawat di rumah sakit awalnya karena mengalami sakit pada giginya.
Pengacara senior kelahiran 20 Juli 1934 itu sudah menderita gagal ginjal sejak Desember 2014 kemudian harus mengalami perawatan lebih lanjut setelah menjalani pencabutan gigi.
Pesan Terakhir ABN
Todung Mulya Lubis sempat menjenguk Adnan Buyung Nasution (ABN) saat masa kritisnya di Rumah Sakit Pondok Indah pada 20 September 2015. Di situlah Buyung menuliskan pesan tertulis.
Saat itu, Todung datang bersama keluarganya dan beberapa rekan pengacara datang pada siangnya. Mereka bertahan di sekitar tempat tidur Buyung hingga malam hari. Buyung, sebut Todung, menangis begitu melihat Todung dan rekan-rekannya.
"Dia tidak bisa berbicara saat itu, jadi dia cuma bisa menangis, apalagi saat kita pegang tangan dia," ujar Todung di rumah duka, bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015) siang.
Tiba-tiba, Adnan Buyung memberikan isyarat dengan tangannya, meminta secarik kertas untuk menulis pesan. Dengan tertatih-tatih dan gerak patah-patah, Buyung berhasil menulis kalimat menggunakan spidol merah.
"Jagalah LBH/YLBHI, teruskan pemikiran dan perjuangan untuk masyarakat miskin dan tertindas," demikian tulis Buyung.
Tulisan itu tidak terbaca jelas.
"Dia menulis sambil menangis. Lalu, saya jawab, 'iya Bang, iya,'" ujar Todung.
Tak disangka, pesan itu adalah pesan terakhir Buyung kepada Todung dan rekan-rekannya. Senior, rekan kerja, sahabat, itu pun pergi untuk selama-lamanya, Jumat sekitar pukul 10.00 WIB.
Meski begitu, pesan Buyung itu pun memiliki makna mendalam bagi Todung, yakni bukan hanya untuk dirinya, melainkan untuk penegak hukum di Indonesia.
"Pesan bagi semuanya adalah, dia saja dalam sakitnya masih memikirkan negerinya, bangsanya. Dia seperti tidak bisa menerima sakitnya, 'kenapa saya tak bisa berbuat sesuatu lagi'. Itu pesannya. Tapi, ya namanya umur ya urusan Allah, kita doakan yang terbaik," ujar Todung.
Ingin Dikubur Di samping Makam Putranya
Semasa menjalani perawatan di rumah sakit, pengacara senior Adnan Buyung Nasution sempat berpesan agar ia dimakamkan di samping makam putra pertamanya, Iken Basya Rinanda Nasution. Keluarga pun akan memenuhi permintaan Adnan Buyung tersebut.
"Saat di rumah sakit, Ayah meminta untuk dimakamkan di samping kuburan putranya yang pertama, Iken Basya Rinanda Nasution," ujar putra ketiga Adnan Buyung, Rasyid Alam Perkasa Rinanda Nasution, saat ditemui di rumah duka, Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015).
Adnan Buyung Nasution mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, hari ini sekitar pukul 10.15 WIB. Ia sempat dirawat di rumah sakit selama lebih kurang sepekan. Namun, komplikasi penyakit jantung dan ginjal membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Rencananya, Adnan akan dimakamkan pada Kamis (23/9/2015) di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Jenazah Adnan Buyung akan dishalatkan seusai pelaksanaan shalat Idul Adha.
Adnan meninggalkan seorang istri, Tengku Sabariah Sabaroedin, dan tiga orang anak. Ketiganya ialah Mauldy Donggur Rinanda Nasution, Rasyid Alam Perkasa Rinanda Nasution, dan Pia Ariestiana Rinanda Nasution.
[ geb / kmps ]
"Iya, betul. Ayah saya meninggal. Tadi pukul 10.15. Nanti akan dibawa ke rumah duka," kata Pia saat dihubungi sekitar pukul 10.40 WIB.
Menurut Pia, saat ini, jenazah ayahnya sedang dipersiapkan dibawa ke rumah duka.
"Saya mohon dimaafkan bapak, ya," ujarnya singkat.
Adnan diketahui mulai dirawat sejak pekan lalu. Pia sebelumnya menuturkan bahwa Adnan Buyung dirawat di rumah sakit awalnya karena mengalami sakit pada giginya.
Pengacara senior kelahiran 20 Juli 1934 itu sudah menderita gagal ginjal sejak Desember 2014 kemudian harus mengalami perawatan lebih lanjut setelah menjalani pencabutan gigi.
Pesan Terakhir ABN
Todung Mulya Lubis sempat menjenguk Adnan Buyung Nasution (ABN) saat masa kritisnya di Rumah Sakit Pondok Indah pada 20 September 2015. Di situlah Buyung menuliskan pesan tertulis.
Saat itu, Todung datang bersama keluarganya dan beberapa rekan pengacara datang pada siangnya. Mereka bertahan di sekitar tempat tidur Buyung hingga malam hari. Buyung, sebut Todung, menangis begitu melihat Todung dan rekan-rekannya.
"Dia tidak bisa berbicara saat itu, jadi dia cuma bisa menangis, apalagi saat kita pegang tangan dia," ujar Todung di rumah duka, bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015) siang.
Tiba-tiba, Adnan Buyung memberikan isyarat dengan tangannya, meminta secarik kertas untuk menulis pesan. Dengan tertatih-tatih dan gerak patah-patah, Buyung berhasil menulis kalimat menggunakan spidol merah.
"Jagalah LBH/YLBHI, teruskan pemikiran dan perjuangan untuk masyarakat miskin dan tertindas," demikian tulis Buyung.
Tulisan itu tidak terbaca jelas.
"Dia menulis sambil menangis. Lalu, saya jawab, 'iya Bang, iya,'" ujar Todung.
Tak disangka, pesan itu adalah pesan terakhir Buyung kepada Todung dan rekan-rekannya. Senior, rekan kerja, sahabat, itu pun pergi untuk selama-lamanya, Jumat sekitar pukul 10.00 WIB.
Meski begitu, pesan Buyung itu pun memiliki makna mendalam bagi Todung, yakni bukan hanya untuk dirinya, melainkan untuk penegak hukum di Indonesia.
"Pesan bagi semuanya adalah, dia saja dalam sakitnya masih memikirkan negerinya, bangsanya. Dia seperti tidak bisa menerima sakitnya, 'kenapa saya tak bisa berbuat sesuatu lagi'. Itu pesannya. Tapi, ya namanya umur ya urusan Allah, kita doakan yang terbaik," ujar Todung.
Ingin Dikubur Di samping Makam Putranya
Semasa menjalani perawatan di rumah sakit, pengacara senior Adnan Buyung Nasution sempat berpesan agar ia dimakamkan di samping makam putra pertamanya, Iken Basya Rinanda Nasution. Keluarga pun akan memenuhi permintaan Adnan Buyung tersebut.
"Saat di rumah sakit, Ayah meminta untuk dimakamkan di samping kuburan putranya yang pertama, Iken Basya Rinanda Nasution," ujar putra ketiga Adnan Buyung, Rasyid Alam Perkasa Rinanda Nasution, saat ditemui di rumah duka, Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015).
Adnan Buyung Nasution mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, hari ini sekitar pukul 10.15 WIB. Ia sempat dirawat di rumah sakit selama lebih kurang sepekan. Namun, komplikasi penyakit jantung dan ginjal membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Rencananya, Adnan akan dimakamkan pada Kamis (23/9/2015) di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Jenazah Adnan Buyung akan dishalatkan seusai pelaksanaan shalat Idul Adha.
Adnan meninggalkan seorang istri, Tengku Sabariah Sabaroedin, dan tiga orang anak. Ketiganya ialah Mauldy Donggur Rinanda Nasution, Rasyid Alam Perkasa Rinanda Nasution, dan Pia Ariestiana Rinanda Nasution.
[ geb / kmps ]