Kontroversi Priyo Hadiri Rapimnas Golkar Kubu Ical. Politik Muka Dua ?
https://kabar22.blogspot.com/2015/06/kontroversi-priyo-hadiri-rapimnas.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Ace Hasan Syadzily,
mengaku heran dengan kedatangan Priyo Budi Santoso ke pembukaan rapat
pimpinan nasional yang digelar kubu Aburizal Bakrie. Apalagi, Priyo yang
merupakan wakil ketua umum hasil Munas Ancol itu beralasan kehadiran
dirinya ingin mempererat islah antara kubu Agung dan kubu Aburizal.
" Upaya islah sedang terus diupayakan. Sebagaimana hasil rapat kami, terkait islah sudah disepakati ada Tim Bersama, dan Pak Priyo tidak ditugaskan untuk itu," kata Ace saat dihubungi, Sabtu (13/6/2015).
Ace juga menilai bahwa alasan Priyo yang mengaku hadir karena diundang sebagai pengurus Golkar hasil Munas Riau 2009 tidak dapat diterima.
Ace menjelaskan, mayoritas pengurus Golkar hasil Munas Ancol saat ini, dulunya adalah pengurus Golkar Munas Riau. Semuanya diundang oleh Aburizal Bakrie untuk menghadiri Rapat Pimpinan Nasional VIII Partai Golkar hasil Munas Riau itu.
" Namun, kami mengabaikannya. Karena ini menyangkut konsistensi sikap dan komitmen terhadap keberadaan Munas Ancol yang telah dimenangkan Mahkamah Partai Golkar dan SK Kemenkumham," ucap Ace.
Oleh karena itu, kata Ace, DPP Golkar Munas Ancol akan mengklarifikasi langsung ke Priyo mengenai maksud kedatangannya itu. Ace meyakini, Priyo tak mempunyai niatan untuk membelot dari kubu Agung.
Nurdin Halid: Priyo Kembali ke Jalan yang Benar
Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Priyo Budi Santoso, menghadiri rapat pimpinan nasional yang digelar oleh Aburizal Bakrie, di Hotel Shangrila, Jumat (12/6/2015) malam. Priyo pun mendapatkan apresiasi dan pujian dari kubu Aburizal, termasuk dari Ketua Steering Commitee Rapimnas Nurdin Halid.
" Pak Priyo sekarang sudah kembali ke jalan yang benar," kata Nurdin halid saat memberikan sambutan dalam rapimnas.
Ratusan kader Golkar yang hadir hanya tertawa mendengar ucapan Nurdin Halid itu. Nurdin menekankan, bahwa saat ini Partai Golkar di bawah Munas Riau 2009 adalah yang sah secara hukum. Ia menilai, baik Pengadilan Negeri Jakarta Utara maupun Pengadilan Tata Usaha Negara telah mengembalikan Munas Golkar yang sah ke Munas Riau.
Adapun Munas Bali yang diselenggarakan kubu Aburizal dan Munas Ancol yang diselenggarakan kubu Agung pada akhir 2014 lalu, dianggap tidak lagi berlaku. Oleh karena itu, kata dia, saat ini digelar Rapimnas VIII berdasarkan Munas Riau 2009, yang di dalamnya juga tergabung kubu Agung Laksono.
" Terimakasih saudaraku Priyo Budi Santoso yang sudah bersedia hadir dalam rapimnas yang sah," ucap Nurdin.
Priyo sendiri mengaku hadir ke rapimnas kubu Aburizal ini karena menghormati undangan. Dia diundang sebagai Ketua DPP hasil Munas Riau 2009 lalu. Dia juga mengaku datang untuk bersliaturahmi karena kedua kubu beberapa waktu lalu sudah menandatangani kesepakatan islah sementara.
Yorrys: Priyo Bohong
Sementara itu berbeda dengan Nurdin Halid, Wakil Ketua Umum Golkar hasil Munas Ancol, Yorrys Raweyai, mengaku tak pernah menerima undangan menghadiri rapimnas VIII dari hasil Munas Riau 2009 itu. Yorrys menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Priyo Budi Santoso yang menghadiri pembukaan rapat pimpinan nasional yang digelar Aburizal Bakrie karena mendapatkan undangan.
" Bohong itu Priyo bilang diundang, saya enggak terima undangan. Saya juga kan pengurus di Munas Riau kemarin," kata Yorrys di Jakarta, Sabtu (13/6/2015).
Pengurus kubu Agung Laksono lain yang juga menjabat di kepengurusan Munas Riau, kata Yorrys, juga tidak pernah mendapatkan undangan. Kendati demikian, Yorrys enggan menuding Priyo sebagai pembelot.
" Mungkin dia sedang galau saja," ujar Yorrys.
Yorrys meyakini, semua kader yang ada di kubu Agung saat ini tidak akan pindah haluan. Sebab, secara legal, kubu Agung lah yang sah berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.
Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan Pengadilan Tata Usaha Negara yang membatalkan keputusan itu, kata dia, belum berlaku karena ada proses banding.
" Ngaco itu yang bilang Priyo sudah kembali ke jalan yang benar," ucapnya.
Leo Nababan: Anjing Lebih Berharga Ketimbang Pengkhianat
Kehadiran Wakil Ketua Umum Partai hasil Munas Ancol Priyo Budi Santoso (PBS) di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar hasil Munas Riau mendapat reaksi keras dari sejumlah DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol.
Salah satunya adalah Ketua DPP Partai Golkar Leo Nababan. Leo mengakui sudah mengenal Priyo sejak lama.
" Saya secara pribadi sudah mengenal Priyo Budi Santoso sejak lama. Memang begitu sifat beliau (Priyo)," tandasnya.
Ketika ditanya, bagaimana sebenarnya karakter Priyo, Leo tidak mengungkapkan secara jelas. Namun, dia menyampaikan pepatah dalam bahasa Inggris dengan mengutip lagu Mark Twain.
" The more I learn about people, the more I like my dog. Saya sepakat dengan Mark Twain. Saya lebih menghargai anjing setia daripada pengkhianat," tandasnya.
Masih terkait Priyo, Leo juga menceritakan sepuluh tahun lalu ada 10 kader Partai Golkar yang dipecat oleh Akbar Tandjung termasuk Priyo.
" Yang lepas hanya Priyo dan dia menangis-nangis di rumah Akbar Tandjung agar tidak dipecat. Saya dan Pak Agung Laksono saksinya," cerita Leo.
Leo juga menegaskan kehadiran Priyo mewakili pribadinya, tidak mewakili kubu Agung Laksono.
" Tentu kita akan mengambil tindakan tegas atas sikap Priyo ini," pungkas Leo.
[ bin / bbcom / kmps / sp / rmol ]
" Upaya islah sedang terus diupayakan. Sebagaimana hasil rapat kami, terkait islah sudah disepakati ada Tim Bersama, dan Pak Priyo tidak ditugaskan untuk itu," kata Ace saat dihubungi, Sabtu (13/6/2015).
Ace juga menilai bahwa alasan Priyo yang mengaku hadir karena diundang sebagai pengurus Golkar hasil Munas Riau 2009 tidak dapat diterima.
Ace menjelaskan, mayoritas pengurus Golkar hasil Munas Ancol saat ini, dulunya adalah pengurus Golkar Munas Riau. Semuanya diundang oleh Aburizal Bakrie untuk menghadiri Rapat Pimpinan Nasional VIII Partai Golkar hasil Munas Riau itu.
" Namun, kami mengabaikannya. Karena ini menyangkut konsistensi sikap dan komitmen terhadap keberadaan Munas Ancol yang telah dimenangkan Mahkamah Partai Golkar dan SK Kemenkumham," ucap Ace.
Oleh karena itu, kata Ace, DPP Golkar Munas Ancol akan mengklarifikasi langsung ke Priyo mengenai maksud kedatangannya itu. Ace meyakini, Priyo tak mempunyai niatan untuk membelot dari kubu Agung.
Nurdin Halid: Priyo Kembali ke Jalan yang Benar
Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Priyo Budi Santoso, menghadiri rapat pimpinan nasional yang digelar oleh Aburizal Bakrie, di Hotel Shangrila, Jumat (12/6/2015) malam. Priyo pun mendapatkan apresiasi dan pujian dari kubu Aburizal, termasuk dari Ketua Steering Commitee Rapimnas Nurdin Halid.
" Pak Priyo sekarang sudah kembali ke jalan yang benar," kata Nurdin halid saat memberikan sambutan dalam rapimnas.
Ratusan kader Golkar yang hadir hanya tertawa mendengar ucapan Nurdin Halid itu. Nurdin menekankan, bahwa saat ini Partai Golkar di bawah Munas Riau 2009 adalah yang sah secara hukum. Ia menilai, baik Pengadilan Negeri Jakarta Utara maupun Pengadilan Tata Usaha Negara telah mengembalikan Munas Golkar yang sah ke Munas Riau.
Adapun Munas Bali yang diselenggarakan kubu Aburizal dan Munas Ancol yang diselenggarakan kubu Agung pada akhir 2014 lalu, dianggap tidak lagi berlaku. Oleh karena itu, kata dia, saat ini digelar Rapimnas VIII berdasarkan Munas Riau 2009, yang di dalamnya juga tergabung kubu Agung Laksono.
" Terimakasih saudaraku Priyo Budi Santoso yang sudah bersedia hadir dalam rapimnas yang sah," ucap Nurdin.
Priyo sendiri mengaku hadir ke rapimnas kubu Aburizal ini karena menghormati undangan. Dia diundang sebagai Ketua DPP hasil Munas Riau 2009 lalu. Dia juga mengaku datang untuk bersliaturahmi karena kedua kubu beberapa waktu lalu sudah menandatangani kesepakatan islah sementara.
Yorrys: Priyo Bohong
Sementara itu berbeda dengan Nurdin Halid, Wakil Ketua Umum Golkar hasil Munas Ancol, Yorrys Raweyai, mengaku tak pernah menerima undangan menghadiri rapimnas VIII dari hasil Munas Riau 2009 itu. Yorrys menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Priyo Budi Santoso yang menghadiri pembukaan rapat pimpinan nasional yang digelar Aburizal Bakrie karena mendapatkan undangan.
" Bohong itu Priyo bilang diundang, saya enggak terima undangan. Saya juga kan pengurus di Munas Riau kemarin," kata Yorrys di Jakarta, Sabtu (13/6/2015).
Pengurus kubu Agung Laksono lain yang juga menjabat di kepengurusan Munas Riau, kata Yorrys, juga tidak pernah mendapatkan undangan. Kendati demikian, Yorrys enggan menuding Priyo sebagai pembelot.
" Mungkin dia sedang galau saja," ujar Yorrys.
Yorrys meyakini, semua kader yang ada di kubu Agung saat ini tidak akan pindah haluan. Sebab, secara legal, kubu Agung lah yang sah berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.
Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan Pengadilan Tata Usaha Negara yang membatalkan keputusan itu, kata dia, belum berlaku karena ada proses banding.
" Ngaco itu yang bilang Priyo sudah kembali ke jalan yang benar," ucapnya.
Leo Nababan: Anjing Lebih Berharga Ketimbang Pengkhianat
Kehadiran Wakil Ketua Umum Partai hasil Munas Ancol Priyo Budi Santoso (PBS) di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar hasil Munas Riau mendapat reaksi keras dari sejumlah DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol.
Salah satunya adalah Ketua DPP Partai Golkar Leo Nababan. Leo mengakui sudah mengenal Priyo sejak lama.
" Saya secara pribadi sudah mengenal Priyo Budi Santoso sejak lama. Memang begitu sifat beliau (Priyo)," tandasnya.
Ketika ditanya, bagaimana sebenarnya karakter Priyo, Leo tidak mengungkapkan secara jelas. Namun, dia menyampaikan pepatah dalam bahasa Inggris dengan mengutip lagu Mark Twain.
" The more I learn about people, the more I like my dog. Saya sepakat dengan Mark Twain. Saya lebih menghargai anjing setia daripada pengkhianat," tandasnya.
Masih terkait Priyo, Leo juga menceritakan sepuluh tahun lalu ada 10 kader Partai Golkar yang dipecat oleh Akbar Tandjung termasuk Priyo.
" Yang lepas hanya Priyo dan dia menangis-nangis di rumah Akbar Tandjung agar tidak dipecat. Saya dan Pak Agung Laksono saksinya," cerita Leo.
Leo juga menegaskan kehadiran Priyo mewakili pribadinya, tidak mewakili kubu Agung Laksono.
" Tentu kita akan mengambil tindakan tegas atas sikap Priyo ini," pungkas Leo.
[ bin / bbcom / kmps / sp / rmol ]