IHSG Trend Menguat

https://kabar22.blogspot.com/2015/05/ihsg-trend-menguat.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan dalam tren menguat Rabu (20/5). Penguatan ini melanjutkan laju IHSG yang naik 0,60% di 5.296,37, Selasa (19/5). Tapi, asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 429,3 miliar.
Lanjar Nafi analis Reliance Securities, memproyeksikan, pergerakan IHSG masih menguat setelah keputusan BI yang mematok BI rate stagnan di 7,5%. "Pasca pengumuman BI rate, tampak aksi beli investor domestik yang mendorong pergerakan IHSG," ujar dia.
Selain itu, klaim BI yang mengatakan inflasi tetap terkendali dengan target inflasi 2015 di 4% menjadi sentimen positif. Namun aksi jual asing hingga Rp 429,52 miliar dan sektor konsumsi dan pertambangan yang yang melemah, bisa menghambat penguatan IHSG.
Menurut Fadli, analis Net Sekuritas, kenaikan IHSG juga dipengaruhi harga CPO yang naik dan rupiah yang menguat. "Sentimen luar negeri, yakni kesepakatan talangan utang dari Uni Eropa diharapkan akhir bulan ini," jelas dia.
Selain itu, inflasi Eropa diproyeksi sesuai estimasi bisa mengangkat IHSG. Lanjar memproyeksikan, IHSG masih akan menguat di 5.217-5.295. Sedangkan Fadli memprediksi naik di kisaran 5.220-5.320.
Didorong Sektor Pertanian
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melejit dan menembus zona hijau. IHSG ditutup menguat 0,6% atau 31,56 poin menjadi 5.269,37 pada Selasa (19/5).
Penguatan IHSG ini bertepatan dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) di level 7,5%. Penguatan juga bertepatan dengan pencatatan saham perusahaan properti pelat merah PT PP Properti Tbk (PPRO). Perusahaan ini melepas 4,91 miliar lembar saham ke publik dengan perolehan dana sebesar Rp 908,7 miliar.
Tercatat sebanyak 140 saham mengguat, 141 saham melemah, dan 108 saham tidak bergerak. Total frekuensi perdagangan saham mencapai 235.997 kali, dengan volume 6,55 miliar lot senilai Rp 6,44 triliun.
Dari 10 sektor industri pembentuk IHSG, sebanyak delapan sektor menguat dan dua sektor melemah. Penguatan terbesar dipimpin pertanian sebesar 2,62%, diikuti sektor industri aneka 1,75%, keuangan 0,84%, dan konstruksi 0,77%.
Sedangkan sektor yang memerah adalah barang konsumen sebesar 0,06% dan sektor pertambangan dengan pelemahan sebesar 0,22%. Tercatat juga investor asing masih melakukan aksi jual saham bersih (net sell) sebesar Rp 400 miliar.
[ bass / kontan ]
Lanjar Nafi analis Reliance Securities, memproyeksikan, pergerakan IHSG masih menguat setelah keputusan BI yang mematok BI rate stagnan di 7,5%. "Pasca pengumuman BI rate, tampak aksi beli investor domestik yang mendorong pergerakan IHSG," ujar dia.
Selain itu, klaim BI yang mengatakan inflasi tetap terkendali dengan target inflasi 2015 di 4% menjadi sentimen positif. Namun aksi jual asing hingga Rp 429,52 miliar dan sektor konsumsi dan pertambangan yang yang melemah, bisa menghambat penguatan IHSG.
Menurut Fadli, analis Net Sekuritas, kenaikan IHSG juga dipengaruhi harga CPO yang naik dan rupiah yang menguat. "Sentimen luar negeri, yakni kesepakatan talangan utang dari Uni Eropa diharapkan akhir bulan ini," jelas dia.
Selain itu, inflasi Eropa diproyeksi sesuai estimasi bisa mengangkat IHSG. Lanjar memproyeksikan, IHSG masih akan menguat di 5.217-5.295. Sedangkan Fadli memprediksi naik di kisaran 5.220-5.320.
Didorong Sektor Pertanian
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melejit dan menembus zona hijau. IHSG ditutup menguat 0,6% atau 31,56 poin menjadi 5.269,37 pada Selasa (19/5).
Penguatan IHSG ini bertepatan dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) di level 7,5%. Penguatan juga bertepatan dengan pencatatan saham perusahaan properti pelat merah PT PP Properti Tbk (PPRO). Perusahaan ini melepas 4,91 miliar lembar saham ke publik dengan perolehan dana sebesar Rp 908,7 miliar.
Tercatat sebanyak 140 saham mengguat, 141 saham melemah, dan 108 saham tidak bergerak. Total frekuensi perdagangan saham mencapai 235.997 kali, dengan volume 6,55 miliar lot senilai Rp 6,44 triliun.
Dari 10 sektor industri pembentuk IHSG, sebanyak delapan sektor menguat dan dua sektor melemah. Penguatan terbesar dipimpin pertanian sebesar 2,62%, diikuti sektor industri aneka 1,75%, keuangan 0,84%, dan konstruksi 0,77%.
Sedangkan sektor yang memerah adalah barang konsumen sebesar 0,06% dan sektor pertambangan dengan pelemahan sebesar 0,22%. Tercatat juga investor asing masih melakukan aksi jual saham bersih (net sell) sebesar Rp 400 miliar.
[ bass / kontan ]