Triks Pertamina Menggaruk Untung Lewat Pertalite

JAKARTA, BLOKBERITA -- Setelah Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), kini giliran anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Inaz Nasrullah Zubir yang menaruh curiga produk baru PT Pertamina (Persero) yakni Pertalite hanya sebuah modus cari untung.

Inaz mengatakan, berdasarkan penjelasan Pertamina Pertalite merupakan campuran antara naphta dengan High Octane Mogas Component (HOMC), tidak tercermin dari paparan Pertamina.

“ Naphta selama ini diekspor. Kan dibilang RON90 itu blending naphta plus HOMC. Nah naphta mana yang mau diblending?” kata Inaz dalam sesi tanya jawab di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR-RI dengan PT Pertamina (Persero), di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Sejauh pengetahuan Inaz, kilang-kilang di Singapura atau PerlabuhanTanjung Pelepas pun tidak mungkin bisa hanya menghasilkan komposisi pas menjadi RON88 dari pencampuran antara naphta dan RON92. Blending naphta dan RON92 menghasilkan pula RON89 dan RON90.

“ Saya menduga, Pertamina bermaksud melakukan spread yang RON88 dan RON90. Padahal impornya RON88, untuk mendapatkan keuntungan. Tapi dugaan ini baru bisa terbukti setelah (impor RON88) dibongkar,” terang Inaz.

“ Karena mencampur naphta dan RON92 tidak akan persis menghasilkan RON88. Trader juga sudah jaga-jaga, pasti akan buat RON89 atau RON90. Saya duga apa memang RON90 itu sebenarnya dari satu-dua tangki yang dibeli, yang katanya RON88. Saya duga itu seperti itu,” tandas Inaz.


Tanda Tanya Besar

PT Pertamina dalam waktu dekat ini akan meluncurkan produk bahan bakar minta (BBM) baru yaitu Pertalite. Namun, kemunculan bensin jenis baru ini mengundang tanda tanya besar.

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mempertanyakan alasan Pertamina meluncurkan BBM baru dengan kandungan oktan 90 itu (RON 90). Padahal, sejak 1 Januari 2007 emisi standar kendaraan yang digunakan Indonesia yaitu standar EURO 2, yang bisa dipenuhi dengan bensin dengan oktan 91.

Executive Director KPBB Ahmad Safrudin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/4/2015) menyatakan heran dengan Pertamina yang tak mengeluarkan produk bensin sesuai standar emisi Euro 2 yang digunakan Indonesia, padahal hanya berbeda 1 oktan.

Lebih lanjut dia mencurigai adanya akal-akalan dalam penentuan harga Pertalite nantinya. Pasalnya, di pasaran global tak ada BBM dengan kandungan oktan 90. "Ini ada upaya untuk menyesatkan masyarakat, kenapa? Kalau kita cari RON 92 atau RON 91. Di Google saja langsung ketahuan harganya (di pasar minyak dunia). RON 90 tidak ada, sehingga ada penyesatan informasi publik karena sulit dilacak harganya," kata dia.

Terkait dengan harga Pertalite yang sebelumnya pernah disebutkan sekitar Rp 8.000-Rp 8.300 per liter, dia menilai harga tersebut tak masuk akal. Berdasarkan hitungan KPBB dengan mengacu pada harga pokok penjualan dan struktur biaya BBM di Indonesia, harga bensin dengan oktan 92 saja hanya Rp 6.928 per liter.


Sesatkan Publik

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menyebut langkah PT Pertamina meluncurkan produk bahan bakar minyak RON 90 atau Pertalite menyesatkan publik.

Musababnya, menurut Direktur Program KPBB Karya Ersada, Pertalite tidak memenuhi standar Euro 2. "Kami anggap pemikiran sesat, karena seharusnya ke RON 92," kata Karya di kantor KPBB di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa, 21 April 2015.

Pertamina, menurut Karya, seharusnya menambahkan dua oktan lagi. Alasannya, kendaraan bermotor di Indonesia sudah menerapkan standar Euro 2 sejak 2007. Teknologi mesin harusnya menggunakan bahan bakar yang lebih bagus, katanya, yaitu RON 91 ke atas.

Di banyak negara di dunia, Karya mengatakan, tidak ada negara yang menggunakan RON 90. Malaysia dan Thailand, ucap dia, bahkan memakai bahan bakar dengan level di atas RON 91. "Jadi pemerintah jangan membodohi masyarakat," ujar Karya.

Peluncuran Pertalite juga tidak sejalan dengan keinginan tim Antimafia Migas. Tim yang dipimpin Faisal Basri itu mengharapkan RON 88 dihapus dan digantikan dengan RON 92.
 " Tim Antimafia kurang puas," ujar Karya.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I.G.N. Wiratmadja, mengatakan pemerintah mendukung rencana Pertamina. Menurut dia, peluncuran produk baru itu bebas dari kepentingan pihak tertentu.

Formula BBM baru ini juga, menurut dia, sudah dilaporkan ke Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat.
" Pertamina sebagai distributor sudah semakin transparan," kata dia dalam konferensi pers di kantornya semalam.

Vice President Fuel Marketing Pertamina Muhammad Iskandar menjelaskan Pertalite bakal dijual di Jakarta pada Mei. Dia menjelaskan Pertalite hadir bukan menggantikan Premium karena perusahaannya masih memproduksi Premium.

" Ini murni bisnis jadi ini varian produk. Jadi jangan sampai keliru misinya untuk tarik Premium. Margin ke SPBU pasti lebih bagus," katanya kepada pers akhir pekan lalu.

[ kmps / bbcom / tempo / geb ] 
View

Related

EKBIS 8523942045387542490

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item