Asal dari Eropa, CC4 Narkotik "Surgawi" Paling Berbahaya
https://kabar22.blogspot.com/2015/04/datang-dari-eropa-cc4-narkotik-surgawi.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Kepala Badan Narkotika Nasional Nusa Tenggara Barat, Kombes Polisi Mufti Djusnir memastikan pengguna CC4 akan merasakan efek yang sangat parah setelah mengonsumsinya. Tidak tanggung-tanggung, pengguna CC4 juga diyakini akan mengalami kondisi depresi yang sangat berat.
Penggeledahan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang yang dilakukan oleh Direktorat IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri pada Kamis (9/4) malam telah menguak adanya jenis narkotika baru yang beredar di Indonesia.
Namun ternyata, keberadaan CC4 telah dikenal sejak lama di daratan Eropa Timur dan Eropa Tengah sejak 1960-an.
Mufti menjelaskan, CC4 mulai populer pada tahun 2006 ketika dua ilmuwan, Etter dan Staplatom, melanjutkan penelitian-penelitian sebelumnya untuk menjadi CC4 sebagai obat untuk manusia.
"Singkatnya, pada mulanya CC4 dikembangkan agar bisa menghilangkan kecanduan rokok dan nikotin," kata Mufti saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (11/4).
Dia menjelaskan, CC4 merupakan senyawa kimia dengan nama ilmiah 1,2-bisN-cytisiny5ethane (dibaca: 1, 2 bis N cytisinylethane). Nama lainnya adalah 'Cyt'. CC4 memiliki unsur hidrokarbon (CH), Nitrogen (N), dan Oksigen (O).
Namun, Mufti melanjutkan, penelitian yang dilakukan Etter dan Staplatom kemudian dipatahkan oleh seorang peneliti bernama Freedman.
Pada tahun 2007, Freedman mengatakan, CC4 tak mampu mengurangi kadar nikotin pada manusia. Hal serupa juga diumumkan oleh Moore dan Singh dalam penelitian di tahun 2011.
CC4 diketahui berfungsi menghilangkan zat nikotin pada hewan. Dengan dosis 0.003 mg sampai 0,3 mg CC4, sudah mulai mengurangi zat nikotin dalam tubuh hewan. Akan tetapi, menurut tiga peneliti terakhir, CC4 tidak dapat menjalankan fungsi yang sama pada tubuh manusia.
Malah, ketiganya menyebut CC4 memiliki efek samping yang sangat serius untuk manusia.
Pemicu Orang Bunuh Diri
"CC4 menyebabkan stres. Depresi berat untuk manusia. Seperti apa depresi beratnya? Menurut tiga peneliti itu bisa mendorong keinginan kuat untuk bunuh diri," ujar Mufti.
Dengan demikian, CC4 tidak bisa dikategorikan sebagai obat, karena efek sampinya tidak bisa dikendalikan. Seperti narkotika pada umumnya, CC4 bekerja memengaruhi susunan saraf pusat.
Menurut Mufti, ada tiga reseptor tubuh manusia yang dipengaruhi CC4. Pertama, reseptor serotonin yang menimbulkan rasa senang atau ceria. Kedua, reseptor dopamine yang menimbulkan halusinasi. Ketiga, reseptor noreadrenaline yang menjadikan tubuh kuat, energik, tetapi berisiko ke jantung.
"Khusus CC4 ini bekerja dominan di reseptor dopamine yang cenderung menimbulkan halusinasi," jelas Mufti.
Akan tetapi, ada efek samping dari CC4 yang meningkatkan kardiovaskular di mana ia meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan curah jantung.
Pada orang dewasa, darah yang dipompa ke jantung sekitar 4 liter sampai 6 liter per menit. Dengan curah jantung meningkat, maka darah yang mengalir ke jantung semakin besar.
Pada akhirnya, menurut Mufti, CC4 akan menimbulkan efek baru yang menyebabkan perubahan neuropsikiatri. "Perubahan neuropsikiatri ini yang bisa membuat depresi," tuturnya.
Masalah seriusnya adalah, lanjut Mufti, CC4 memberi efek yang sangat besar meski dosisnya hanya sedikit. "Ini yang menjadi kekhawatiran jika dosis konsumsi semakin tinggi maka resikonya juga makin tinggi."
Seorang petugas dari Direktorat IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri yang enggan disebutkan namanya sempat mengatakan, bahwa CC4 memiliki efek sepuluh kali lipat lebih kuat dibandingkan satu butir ineks.
Sulit Dikenali
Dalam penangkapan AS di Lapas Cipinang, polisi menemukan 120 lembaran berbentuk seperti perangko. Ratusan lembaran itu ditunjukkan polisi sebagai CC4.
CC4 sendiri sebenarnya merupakan senyawa kimia cair berwarna bening. Ia mudah larut dalam air. Tidak berbau dan rasanya pahit.
Dengan kondisi fisik seperti itu, Mufti mengatakan, bakal sulit mengenali senyawa CC4 secara kasat mata karena ia tidak berwarna dan tidak memiliki bau.
Cara mendeteksi yang bisa ditempuh adalah dengan menelitinya lewat alat khusus atau dibawa ke laboratorium.
Para pembuat narkotika CC4 mengedarkannya dengan media lembaran kertas seukuran perangko. Warna kertasnya pun bisa beragam. Dalam kasus CC4 di Lapas Cipinang, terlihat kertas yang digunakan berwarna hitam.
" Khusus CC4 ini bekerja dominan di reseptor dopamine yang cenderung menimbulkan halusinasi ". ----> Kepala Badan Narkotika Nasional Nusa Tenggara Barat, Kombes Polisi Mufti Djusnir |
Hingga saat ini, Mufti menyebut, CC4 tidak pernah dikategorikan sebagai obat karena ia tidak membuat kondisi manusia lebih baik, malah CC4 punya efek samping yang tidak bisa dikendalikan. Riset mengenai CC4 sebagai obat juga belum final.
"Sebagai seorang ahli kimia farmasi, saya mengatakan CC4 bukan obat. Ini narkoba karena tidak ada standar," tandas Mufti.
[ cnn / bbcom / grd ]