Kacau ! Dua Pengacara Adu Jotos Jelang Munas Peradi di Makasar

Informasi yang dirangkum merdeka.com, kejadian tersebut sekitar pukul 19.00 WIB di Hotel Clarion Makassar, tempat munas Peradi diselenggarakan.
"Benar terjadi keributan antara utusan yang saya bawa dengan utusan lain," ujar Sekretaris Peradi Riau, Feri Mahendra, saat dihubungi Kamis (26/3) malam.
Menurut Feri, insiden tersebut berawal saat rapat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Peradi Pekanbaru tanggal 18 Maret lalu. Saat itu, Ketua Peradi Riau, Syam Daeng Rani, meninggalkan rapat tanpa alasan. "Ketua kabur, tidak bisa dihubungi hingga rapat di-pending. Tidak ada keputusan," terang Feri.
Keesokan harinya, rapat tetap dilanjutkan di bawah pimpinan Feri. Rapat akhirnya memutuskan Peradi Riau mengirimkan 14 orang delegasi ke Makassar untuk mengusung tiga orang calon ketua Peradi Pusat.
Namun saat di Makassar, Syam Daeng Rani tiba-tiba juga sudah membawa 14 orang. "14 (pengacara) yang dibawa (Sam Daeng) bukan bukan hasil putusan rapat," kata Feri.
Sangur adalah anggota Peradi yang dibawa Sam Daeng Rani sedangkan Robin Hutagalung juga anggota Peradi dibawa oleh Feri Mahendra. Mereka terlibat keributan. Robin diduga menampar Sangur saat registrasi acara. "Terjadi pemukulan tapi saya tidak lihat langsung," kata Feri.
Akhirnya, kata Feri, rombongan Syam Daeng ditolak karena bukan hasil keputusan rapat. "Kita akan minta pertanggungjawaban ketua pusat. Saat ini kasus ditangani di Crisis Center Peradi di munas," jelas Feri.
Hal senada juga disampaikan Penasehat Peradi Pekanbaru, Aziun Azhari. Ia menduga peristiwa terjadi karena situasi yang tidak kondusif.
"Sampai saat ini (tadi malam), belum ada keputusan dari crisis center. Besok ditindaklanjuti lagi, kemungkinan ribut lagi karena kabarnya panitia menerima kelompok tersebut (Sam Daeng)," kata Aziun
Sementara Robin Hutagalung saat dihubungi juga mengakui telah memukul Sangur. Ia beralasan tindakan itu dilakukan karena gaya sangur yang merasa sok hebat.
"Pas di meja panitia, saya melihat Sangur seperti petentengan (bergaya kurang memuaskan orang lain). Langsung saya tampar. Ada perlawanan tapi dilerai keamanan. Kalau tak ada aparat akan saya habisi dia," kata Robin.
Sementara itu, Ketua Peradi Pekanbaru, Syam Daeng Rani, belum bisa dikonfirmasi. Telepon selularnya berulang kali dihubungi tapi tak aktif. [merdeka/zip]