Dolar AS Tembus Rp 14.000, Why ?
https://kabar22.blogspot.com/2018/06/dolar-as-tembus-rp-14000-why.html
BLOKBERITA -- Nilai tukar rupiah kembali melemah pada
pembukaan hari Rabu setelah reli dari beberapa hari yang lalu. Tim Riset
dan Analis Monex Ahmad Yudiawan menjelaskan, pelemahan ini terjadi
karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didukung oleh
menguatnya perekonomian AS serta arah kebijakan The Fed.
" Secara teknikal selama harga bergerak di atas level support di Rp 14.000 maka rupiah berpotensi melanjutkan kenaikan, dan jika rupiah dapat menembus level resisten di Rp 14.100 hal ini akan membuka peluang kenaikan lebih lanjut," kata Ahmad, Kamis (10/5/2018).
Sebelumnya
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan persoalan melemahnya rupiah
sangat bergantung pada kondisi perekonomian dunia
Sementara itu Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya
mengatakan nilai tukar rupiah akibat situasi pasar yang sedang
melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah AS.
Sebagai informasi, saat ini nilai tukar dolar AS semakin perkasa. Rabu siang (9/5), nilai tukar dolar AS mencapai Rp 14.080 atau mendekati Rp 14.100.
Mengutip
Reuters, Rabu (9/5/2018) pada pukul 12.27 WIB, dolar AS sudah menyentuh
Rp 14.080. Dolar bahkan sempat mencapai angka tertinggi di Rp 14.085
dan terendah Rp 14.055. Paginya, dolar AS dibuka di kisaran di Rp
14.045.
Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed dalam keterangan terpisah mengatakan hal tersebut merupakan dampak dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia melambat pada kuartal I-2018.
PDB Indonesia tumbuh 5,06% yoy, di bawah proyeksi 5,20% karena penurunan ekspor dan pengeluaran konsumsi publik. Walaupun konsumsi konsumen yang lambat adalah faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, hal ini mungkin berubah pada kuartal kedua 2018.
" Optimisme terhadap ekonomi Indonesia dan prospek pertumbuhan dapat membaik jika konsumsi meningkat menjelang bulan Ramadan," kata dia.
Bisa Tembus Rp 16.000 ?
Pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) semakin sulit untuk diprediksi. Pasalnya, mata uang negeri paman sam itu sudah tembus Rp 14.277.
Meski masih bergerak liar, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual yakin bahwa rupiah tidak akan melemah jauh bahkan sampai Rp 16.000 seperti saat krisis 1998.
"Enggak sih saya bilang," kata David, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Sebelum melemah lebih dalam, David pun yakin bahwa Bank Indonesia (BI) akan melakukan berbagai langkah untuk menenangkan pasar.
Dia bilang, posisi rupiah yang sudah di level Rp 14.277 ini pun menjadi titik yang paling rendah. Hal ini juga membuat para investor menghitung ulang investasinya. Sebab, nilai aset dalam rupiah menjadi lebih murah dan menjadi menarik untuk ajang investasi.
"Dan dari sisi fundamental, cadev kita sudah lebih bagus, jadi bisa smoothing," ungkap dia.
Mengutip data perdagangan Reuters, nilai tukar dolar AS terus menguat sejak awal tahun 2018. Dolar AS pada Januari berada di level Rp 13.560 dan sempat turun ke Rp 13.284.
Memasuki Februari, dolar AS kembali menguat ke level Rp 13.665 dan sempat turun ke Rp 13.555. Dolar AS juga kembali menguat hingga level Rp 13.689.
Tren penguatan dolar AS berlanjut di bulan berikutnya. Pada Maret, dolar AS berada di level Rp 13.874 dan bergerak tidak terlalu jauh hingga April di level Rp 13.770.
Pada Mei, dolar AS semakin perkasa terhadap rupiah. Dolar AS berada di level Rp 13.937 hingga menyentuh Rp 14.027 dan sempat turun lagi ke Rp 13.946.
Pelemahan dolar AS tidak berlangsung lama, mata uang Paman Sam kembali menguat terhadap rupiah ke level Rp 14.084 hingga Rp 14.213.
Setelah itu, dolar AS perlahan turun cukup dalam ke level Rp 13.841 namun selanjutnya terus mengalami penguatan hingga hari ini.
Meski
demikian, posisi tersebut masih lebih rendah dibandingkan posisi
tertinggi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Rp 14.710. Posisi
nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tersebut dicatatkan pada 24
September 2015.
Mengutip data RTI, pada 24 September 2015, dolar AS dibuka Rp 14.610, tertinggi di 14.855 dan terendah di 14.710.
(bazz/dtc/cnni)
" Secara teknikal selama harga bergerak di atas level support di Rp 14.000 maka rupiah berpotensi melanjutkan kenaikan, dan jika rupiah dapat menembus level resisten di Rp 14.100 hal ini akan membuka peluang kenaikan lebih lanjut," kata Ahmad, Kamis (10/5/2018).
Sebagai informasi, saat ini nilai tukar dolar AS semakin perkasa. Rabu siang (9/5), nilai tukar dolar AS mencapai Rp 14.080 atau mendekati Rp 14.100.
Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed dalam keterangan terpisah mengatakan hal tersebut merupakan dampak dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia melambat pada kuartal I-2018.
PDB Indonesia tumbuh 5,06% yoy, di bawah proyeksi 5,20% karena penurunan ekspor dan pengeluaran konsumsi publik. Walaupun konsumsi konsumen yang lambat adalah faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, hal ini mungkin berubah pada kuartal kedua 2018.
" Optimisme terhadap ekonomi Indonesia dan prospek pertumbuhan dapat membaik jika konsumsi meningkat menjelang bulan Ramadan," kata dia.
Bisa Tembus Rp 16.000 ?
Pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) semakin sulit untuk diprediksi. Pasalnya, mata uang negeri paman sam itu sudah tembus Rp 14.277.
Meski masih bergerak liar, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual yakin bahwa rupiah tidak akan melemah jauh bahkan sampai Rp 16.000 seperti saat krisis 1998.
"Enggak sih saya bilang," kata David, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Dia bilang, posisi rupiah yang sudah di level Rp 14.277 ini pun menjadi titik yang paling rendah. Hal ini juga membuat para investor menghitung ulang investasinya. Sebab, nilai aset dalam rupiah menjadi lebih murah dan menjadi menarik untuk ajang investasi.
"Dan dari sisi fundamental, cadev kita sudah lebih bagus, jadi bisa smoothing," ungkap dia.
Mengutip data perdagangan Reuters, nilai tukar dolar AS terus menguat sejak awal tahun 2018. Dolar AS pada Januari berada di level Rp 13.560 dan sempat turun ke Rp 13.284.
Memasuki Februari, dolar AS kembali menguat ke level Rp 13.665 dan sempat turun ke Rp 13.555. Dolar AS juga kembali menguat hingga level Rp 13.689.
Tren penguatan dolar AS berlanjut di bulan berikutnya. Pada Maret, dolar AS berada di level Rp 13.874 dan bergerak tidak terlalu jauh hingga April di level Rp 13.770.
Pada Mei, dolar AS semakin perkasa terhadap rupiah. Dolar AS berada di level Rp 13.937 hingga menyentuh Rp 14.027 dan sempat turun lagi ke Rp 13.946.
Pelemahan dolar AS tidak berlangsung lama, mata uang Paman Sam kembali menguat terhadap rupiah ke level Rp 14.084 hingga Rp 14.213.
Setelah itu, dolar AS perlahan turun cukup dalam ke level Rp 13.841 namun selanjutnya terus mengalami penguatan hingga hari ini.
Mengutip data RTI, pada 24 September 2015, dolar AS dibuka Rp 14.610, tertinggi di 14.855 dan terendah di 14.710.
(bazz/dtc/cnni)