JK:Memberikan Jaminan Sosial Kepada 260 juta Penduduk ituTidak Mudah !
https://kabar22.blogspot.com/2018/04/jkmemberikan-jaminan-sosial-kepada-260.html
BLOKBERITA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai sistem jaminan sosial di Indonesia sudah lebih besar dibandingkan beberapa negara besar lainnya. "Mungkin tidak banyak bangsa besar yang mempunyai sistem jaminan sosial yang sebesar kita," ujarnya di saat membuka seminar ketenagakerjaan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Di bidang kesehatan, peserta jaminan sosial yang menjadi peserta BPJS Kesehatan sudah mencapai 187,9 juta orang, atau 72,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Di bidang perlindungan ketenagakerjaan, peserta BPJS Ketenagakerjaan sudah mencapai 25,6 juta orang. Data ini adalah data per 31 Desember 2017 lalu. Sementara itu, kata Kalla, program jaminan kesehatan milik Amerika Serikat yang dikenal dengan Obama Care hanya mencakup sekitar 20 juta orang saja. "Kita kalau digabung antara ketenagakerjaan dan kesehatan tentu jauh lebih besar dari pada itu semua," kata Kalla. Namun, soal kualitas, Kalla memuji jaminan sosial di negara-negara Skandinavia.
Menurutnya, majunya jaminan sosial di negara-negara tersebut juga tak lepas karena jumlah penduduknya yang tak banyak hanya sekitar 5-7 juta orang. "Tetapi memberikan jaminan sosial kepada penduduk negara dengan 260 juta itu tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Obama Care saja untuk kesehatan itu hanya paling 20 juta," kata dia. Lantaran besarnya peran BPJS dalam sistem jaminan sosial di Indonesia, Kalla menilai duo BPJS perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan, kata dia, punya masalah yang beragam. Kalau BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran, BPJS Ketenagakerjaan justru punya banyak dana dari iuran para pekerja.
Meski begitu, Kalla mengingatkan bahwa dana melimpah bisa jadi masalah bila BPJS Ketenagakerjaan tidak bisa mengelolanya dengan baik. Oleh karena itu, ia meminta agar dana tersebut bisa dikelola dengan diinvestasikan lebih baik sehingga punya manfaat dalam jangka panjang untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan. (bazz/kmps)
Di bidang kesehatan, peserta jaminan sosial yang menjadi peserta BPJS Kesehatan sudah mencapai 187,9 juta orang, atau 72,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Di bidang perlindungan ketenagakerjaan, peserta BPJS Ketenagakerjaan sudah mencapai 25,6 juta orang. Data ini adalah data per 31 Desember 2017 lalu. Sementara itu, kata Kalla, program jaminan kesehatan milik Amerika Serikat yang dikenal dengan Obama Care hanya mencakup sekitar 20 juta orang saja. "Kita kalau digabung antara ketenagakerjaan dan kesehatan tentu jauh lebih besar dari pada itu semua," kata Kalla. Namun, soal kualitas, Kalla memuji jaminan sosial di negara-negara Skandinavia.
Menurutnya, majunya jaminan sosial di negara-negara tersebut juga tak lepas karena jumlah penduduknya yang tak banyak hanya sekitar 5-7 juta orang. "Tetapi memberikan jaminan sosial kepada penduduk negara dengan 260 juta itu tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Obama Care saja untuk kesehatan itu hanya paling 20 juta," kata dia. Lantaran besarnya peran BPJS dalam sistem jaminan sosial di Indonesia, Kalla menilai duo BPJS perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan, kata dia, punya masalah yang beragam. Kalau BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran, BPJS Ketenagakerjaan justru punya banyak dana dari iuran para pekerja.
Meski begitu, Kalla mengingatkan bahwa dana melimpah bisa jadi masalah bila BPJS Ketenagakerjaan tidak bisa mengelolanya dengan baik. Oleh karena itu, ia meminta agar dana tersebut bisa dikelola dengan diinvestasikan lebih baik sehingga punya manfaat dalam jangka panjang untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan. (bazz/kmps)