Wali Kota Tegal Ditangkap KPK, Para PNS Sujud Syukur!

BLOKBERITA, SEMARANG – Jajaran pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Tegal diharap tidak bertindak anarkistis setelah mengetahui kabar penangkapan Wali Kota Siti Masitha oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Para pegawai diminta tidak menampilkan hal-hal buruk, apalagi berbuat kekacauan setelah Wali Kota Tegal ditangkap.
“Ndak usahlah. Dulu Kota Tegal memang ada problem di internal. Tapi gak perlu menunjukkan seperti itu,” pinta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Selasa (29/8/2017) malam.
Imbauan itu untuk menanggapi beredarnya informasi bahwa para PNS Tegal banyak melakukan sujud syukur atas ditangkapnya Masitha. Sujud syukur dilakukan di Balai Kota Tegal, Selasa malam.
Warga dan PNS setempat yang sempat datang di Balai Kota Tegal pada Selasa malam juga menurunkan foto Siti Masitha yang tertempel di salah satu dinding kantor wali kota.
“Mereka (PNS) situasi batinnya berkecamuk, saya bisa merasakan. Karena di sana dulu ada persoalan. Tapi tak perlu hal semacam itu,” katanya.
“Penggantian pegawai, mutasi, sampai digugat PTUN mereka (PNS) menang,” katanya.
Oleh karena itu, Ganjar meminta agar hal-hal buruk tidak ditampilkan di hari kemudian.
Untuk memastikan kondisi Tegal, Gubernur Ganjar akan berkunjung ke daerah itu. Ia ingin memastikan roda pemerintahan di sana berjalan meski pemimpinnya ditangkap KPK.
"Kebetulan besok (hari ini, red) mau ada acara, saya mau mau berkunjung ajak bicara dengan teman yang ada di sana," ujarnya.

KPK Sita Rp 300 Juta

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membeberkan kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Wali Kota Tegal Siti Masitha.
Bersamaan dengan penangkapan Masitha, sejumlah uang jutaan rupiah diamankan petugas KPK.
"Rp 300 (juta). Yang dilaporkan ke saya sementara Rp 300 juta," kata Ganjar ketika dikonfirmasi, Selasa (29/8/2017) malam kemarin.
Ganjar menuturkan bahwa berdasarkan laporan internal, Wali Kota Tegal ditangkap KPK diduga karena terlibat kasus proyek rumah sakit umum daerah setempat.
Gubernur mengingatkan semua pihak bahwa Jateng bukan zona nyaman untuk melalukan korupsi. Semua zona telah diawasi, sehingga diingatkan untuk tidak bermain-main soal korupsi.
"Semua orang sekarang dapat melaporkan, era sekarang transparansi dan akuntabel. Sudah tidak musim yang seperti itu, maka risiko besar akan dihadapi. Kita sedih betul dengan kejadian ini," ujar pria berambut putih ini.
Dalam waktu dekat, Ganjar Pranowo akan berkunjung ke Pemkot Tegal. Ia ingin memastikan roda pemerintahan di sana berjalan, meski pemimpinnya tersangkut OTT.
"Kebetulan besok mau ada acara, saya mau mau berkunjung ajak bicara dengan teman yang ada di sana," ujarnya.

Detik-Detik Penangkapan Walkot Tegal

Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno dalam operasi tangkap tangan (OTT), Selasa (29/8/2017) sekitar pukul 17.50 WIB.
Operasi tangkap tangan itu berlangsung di rumah dinas wali kota di kompleks Balai Kota, Jalan Ki Gede Sebayu, Kota Tegal.
Petugas Satpol PP Kota Tegal bernama Mufid mengatakan, Masitha dibawa ke mobil setelah memberikan pemaparan dan evaluasi pembangunan Kota Tegal di Gedung Adipura di Kompleks Pendopo Kota Tegal.
"Saat pemaparan, ada orang yang mengatakan dari petugas KPK mau menerobos masuk ke dalam ruangan. Saat itu, yang jaga saya," kata Mufid.
Dia pun melarang petugas KPK masuk dengan alasan wali kota sedang melakukan pemaparan.
"Kemudian mereka mengatakan akan mendobrak pintu. Mereka juga ngomong itu tugas negara," imbuhnya.
Meskipun demikian, dia tetap menghalangi petugas KPK yang berjumlah sekitar delapan orang itu.
"Mereka pun akhirnya mau menahan diri untuk tidak masuk ke ruangan. Mereka mau menunggu," ucap Mufid.
Tidak lama setelah itu, Masitha selesai memberikan pemaparan dan keluar dari ruangan. Kemudian, dia masuk ke dalam rumah dinas yang berada di sebelah Ruang Adipura.
"Petugas itu mengikutinya ke dalam rumah dinas. Setelah itu, Bu Wali keluar dengan diikuti petugas tersebut. Handphone Bu Wali juga dibawa," katanya.
Dia melihat delapan petugas KPK datang dengan menggunakan dua mobil, yakni Honda Jazz dan Toyota Kijang Innova. Di kaca mobil tersebut terdapat gambar Pancasila berwarna emas.
Selain Masitha, petugas KPK juga membawa Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, Abdal Hakim Tohari dan Direktur Keuangan, Cahyo Supriadi.
Dari pantauan pada Selasa malam, pintu ruang kerja di dalam rumah dinas itu terlihat disegel, sedangkan seluruh pintu masuk sudah dikunci. Informasi yang dihimpun, ada lima petugas KPK yang datang melakukan penangkapan.
Beberapa saat sebelum penangkapan oleh petugas KPK, Siti Masitha Soeparno memberi pengarahan kepada sejumlah pegawai negeri sipil di gedung Adipura, kompleks Balaikota Tegal.
Dia memimpin rapat evaluasi capaian kerja triwulan yang diikuti seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Tadi Bu Wali memberi pengarahan kepada kami. Kemudian setelah rapat kembali ke rumah dinas sekitar pukul 17.00. Kemungkinan setelah itu Bu Wali dibawa (KPK)," ungkap seorang PNS yang menolak disebutkan namanya di kompleks Balai Kota Tegal, Jalan Ki Gede Sebayu, Kota Tegal.
Rumah dinas wali kota dan gedung Adipura sama-sama berada di kompleks Balai Kota Tegal. Tak hanya ruangan wali kota, penyegelan oleh KPK juga terjadi di ruang Direktur RSUD Kardinah, Abdal Hakim. Penyegelan juga dilakukan terhadap ruang kerja Wakil Direktur Umum dan Keuangan Cahyo Supriadi.
Rumah dinas wali kota tertutup rapat. Begitu pula akses ke dua ruangan yang disegel di RSUD Kardinah Kota Tegal. Seluruh awak media tak diperbolehkan masuk di dua lokasi itu.
Siti Masitha atau yang akrab disapa "Bunda Sitha" diduga ditangkap terkait suap proyek infrastruktur dan perizinan di Pemerintahan Kota Tegal.
Selain mengamankan Siti Masitha, penyidik juga menyita sejumlah uang yang diduga menjadi alat suap. Saat ini, jumlah uang itu tengah dalam penghitungan.
Dikonfirmasi mengenai penangkapan dan penyitaan uang, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan masih akan mendalaminya.
"Soal yang di Tegal perlu saya pastikan lebih lanjut. Nanti perkembangannya disampaikan kemudian," ucap Febri.

Mendagri Kaget

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku kenal baik dengan Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT). Bahkan, beberapa waktu lalu ia sempat bertemu dengan putri mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Soeparno itu.
Oleh karena itu, ia pun kaget dan tidak menyangka, Wali Kota Tegal ditangkap KPK.
"Wali Kotanya (Siti Mashita) habis ketemu aku di rakor wanita Golkar. Sedih dan prihatin. Saya kenal baik dan tidak menyangka," kata Tjahjo melalui pesan singkatnya, Selasa (29/8/2017).
Dengan kejadian itu, ia pun mengimbau kepada semua pihak, agar lebih memahami area yang ramah akan korupsi.
"Instropeksi bagi semuanya, khususnya saya untuk lebih memahami terkait area rawan korupsi," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.
Siti Masitha bersama dengan Wakil Wali Kota Muhammad Nur Sholeh merupakan kepala daerah kota Tegal hasil pemilihan tahun 2013 lalu. Ia dilantik pada 23 Maret 2014 menggantikan Ikmal Jaya yang sebelumnya ditangkap juga oleh KPK karena korupsi pelaksanaan tukar guling (ruilslag) tanah.
Hingga saat ini KPK belum memberikan informasi detil terkait perihal penangkapan tersebut. Siti masih dalam pemeriksaan intensif KPK. Rencananya, KPK akan menggelar konferensi pers pada Rabu (30/8/2017).   (bin/kmps/tribunews/suaramerdeka)

View

Related

NASIONAL 7945663059511224945

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item