Surat Terbuka Iyyas Subiakto Kepada Prof. Amien Rais
https://kabar22.blogspot.com/2017/06/surat-terbuka-iyyas-subiakto-kepada.html
BLOKBERITA, JAKARTA
– Akun facebook Iyyas Subiakto menulis surat terhormat kepada Pak Amien
Rais, ini merupakan surat “pedas” dan menohok kepada Amien Rais,
berikut tulisannya:
PAK AMIN YANG TERHORMAT
Seperti disengat lebah ujung hidung saya
mendengar berita bahwa bapak mengakui menerima uang haram dari Siti
Fadillah dan Rokhmin Dahuri, saya masih berharap uang itu salah kirim,
tapi masak bisa salah nomor rekening karena rekening bank biasanya agak
panjang nomornya, lagi pula tidak disimpan dikontak hp sehingga tidak
bisa salah pencet.
Pak Amin baru saja saya dipanggil dan
diminta menulis surat pernyataan maaf oleh teman-teman yang bijak dari
PP Muhammadiyah Jatim karena saya menulis tentang Bapak dan Pak Din,
saya lakukan dengan rasa tanggung jawab di depan Kapolsek Waru, karena
sebagai warga Muhammadiyah teman-teman terlukai dengan tulisan saya
tentang bapak dan Pak Din. Apakah sekarang kawan-kawan nan bijak itu
tidak ikut terluka manakala bapak melakukan hal terhina, padahal Bapak
adalah pimpinan yang diagungkan tanpa bantahan.
Kemudian saya kaget saat Bapak dan
teman-teman meluncurkan buku Usut Korupsi Ahok di gedung sakral rumah
rakyat di MPR, Bapak memberi kata pengantar, atas nama kebenaran kami
gusar karena kalau fakta itu tidak ada alangkah terhinanya kita dan
bapak khususnya mengatakan yang tidak ada dan kini bapak ditengarai
melakukan hal yang terhina itu dengan jumlah seujung kuku.
Pak Amin, saya pernah menulis surat ke
rumah bapak kalau tidak salah 1 tahun yang lalu, saya memberi masukan
bahwa bapak tidak usah lagi keluyuran di jalan jadi reformis murahan,
kenapa tidak back to campus sebagai negarawan, memberi tauladan
anak-anak muda yang butuh energi kebenaran bukan menerima hasutan karena
nafsu setan. Sosok Bapak masih tercatat sebaga tokoh reformasi negeri
ini, kenapa hal ini bisa terjadi, apa bapak sudah lupa diri bahwa
berjuang tidak bisa dikawinkan dengan pecundang apalagi jadi pialang
karena pasti mengkristal menjadi jalang
Saya pernah menerawang, bapak dan Pak
Jokowi dua pendekar dari Solo yang telah mengguncang Indonesia dengan
kiprah politik nan cantik, sayang bapak begitu syirik kepada Pak Jokowi,
nazar jalan kaki dari Solo ke Monas yang tidak bapak lakukan, menjadi
hempasan moral pertama buat bapak, karena kemenangan Jokowi adalah
kemenangan rakyat yang berdaulat bukan dibuat-buat, begitu bapak salah
hitung We and You is End. Sejak kasus itu Bapak makin liar, bapak
terseret pada orasi demo pinggir jalan yang isinya bukan kelas Bapak,
tapi karena Bapak ikut disana akhirnya bapak menjadi kelas yang sama
dengan mereka, Rasullullah berkata: “Bila engkau ingin tau siapa
dirinya, lihatlah siapa kawannya”, it clear, now we know who are you.
Namun dengan tidak mengurangi rasa hormat saya masih berharap polisi
tidak menemukan P21, dua alat bukti, yang diumumkan Pak Amin Rais
terbukti menerima uang korupsi, done!. kalau itu terjadi maka saya akan
membaca surat Ali Imran ayat 26; Tuhanlah yang memberi Kemuliaan, dan
Dia juga menghinakan (membiarkan terhina), apakah itu buah perbuatan
atau suratan kayaknya tipis untuk melihat perbedaannya.
Akhir kalam saya sampaikan, semoga bapak
ikhlas dan kuat menghadapinya, tidak perlu sampai seperti teman bapak
yang mau melumpuhkan Indonesia, karena ketahuan suaranya mirip mbek
dikandang kambing, tapi ngelesnya sampai keujung dunia padahal buktinya
ya sudah ada, terus apa kata dunia, kalau imamnya saja kelasnya
pendusta, lha pengikutnya apa bukan durjana. Pak Amin, semoga bapak
diparengi sehat, bisa menjalankan puasa di bulan Ramadhan yang penuh
ampunan, semoga bila ada sedikit sesal Allah SWT akan mempertimbangkan
ampunan, asal bapak tidak menyimpan yang lain dilipatan ingatan karena
akan bisa menjadi kasus susulan seperti fitnah yang bersahut-sahutan
yang selama ini bapak tuliskan, dan kini semua terbantahkan. #Indonesia
sdg berduka karena guru bangsanya sdg menuai karma perbuatannya,
wallahua’lam. (SFA).
Surat Terbuka Kepada Dr. Din Syamsuddin
Setelah membaca surat kabar yang memuat statement DS ( Din Syamsuddin)
pada diskusi Kebangsaan di Surabaya, Iyas Subiakto merilis tulisan yang
tersebar di media sosial. Berikut tulisan dengan nama Iyas Subiakto yang
diterma redaksi:
Intinya dia menyoroti kesenjangan
sosial yang secara ekonomi dipegang segelintir golongan (tionghoa)
sehingga ada ketimpangan dimasyarakat dalam segi kesejahteraan, dia
menyoroti pemerintahan jokowi seolah semua salah dan jadi biang
keroknya.
Din adalah kader Golkar zaman
Soeharto dan melepas ikatan itu utk merambah dan mencari panggung baru
dalam politik dan kedudukan.
Menjadi ketum Muhammadiyah dan
sekarang menjadi ketua Dewan Pertimbangan MUI sebagai produser Fatwa dan
Sertifikat halal dengan Fatwa kontroversial dalam kasus Ahok yang
dituduh sebagai seorang penista agama yang lucu dan menggelikan bagi
orang waras dan tidak bebal.
Din selaku Public Figur yang selalu
mau tersohor kadang selalu amnesia, dia lupa dan diam saja saat Soeharto
membangun perkoncoan dengan segelintir orang-orang cina dan membabat
habis sumber daya Indonesia selama 32 tahun.
Ditambah presiden rekaman 10 tahun yang cuma nyanyi dan memperkaya diri, kemana anda Din, hello….?
Kok sekarang Tiba Tiba Nyentil
Jokowi yang baru 2.5 tahun dan saat ini sedang di Papua untuk melihat
jalan yang dibangun dengan medan berat menembus rencana 4300 km.
Din, pernah gak ente bicara soal
Papua negeri yang selama 70 tahun dirampok Amerika dan terakhir Amin
Rais koncomu itu ternyata jadi komisaris disana?
Apa ente kagak melek bagaimana
seorang Jokowi bereskan Petral, menekan Freeport, membangun
infrastruktur, melakukan terobosan cari dana tambahan melalui tax
amnesti, lha ente ngapain cuma ngompori ikut demo kelas teri yang cuma
urusan Ahok soal DKI.
Kalian berteriak-teriak 9 naga
dibelakang Ahok gak taunya 9 Naga tersebut duduk berseri dibelakang
Anies dan kelompok kalian yang mendukung dengan cara jahiliyah dan
murahan menjual dan memperalat agama tanpa rasa salah dan berdosa.
Din orang buang hajat saja pakai
mules dulu, masak sekelas profesor mau ngomong gak mikir dulu, kita
harusnya malu dikerjai Ahok sendiri dan kita harus dengan segala energi
merebut 1 kursi DKI.
Dari cina pekerja yang
nasionalismenya diatas rata-rata sementara kalian yang merasa punya
negara malu-malu muka ternyata juga didukung cina yang kelakuannya hitam
pula.
Mending Ahok ngaku kafir gak pengen
jadi mualaf kalau cuma mau nganglap jabatan dan kedudukan, jual iman itu
rendah seperti kiayi HT yang modal peci khotbah di masjid sementara
kalian mendesain mimbar khotbah mengumbar fitnah.
Din, tak kasi tau ya, sekarang ini
kalau kau mau buat ekonomi ini berimbang butuh 100 tahun lagi untuk kasi
waktu sama orang islam ini belajar dagang bukan cuma mikir jadi PNS dan
pensiunan.
Negara ini uangnya habis 60% APBN
untuk bayar pegawai sementara pajak hanya dibayar dari 28% WP itupun
kadang nunggak serta kerjasama malak ama petugas pajak yang katanya
bijak.
Ngomong enak Din, kalau ente bijak
kenapa gak nyuruh Soeharto niru Mahattir yang memprotek etnis melayu
untuk dikasi ruang berniaga?
Bukan seperti cendana yang bahkan
cengkeh dan jerukpun mereka kuasai, Din, kami sudah lama membaca gestur
anda dan teman-teman anda disana.
Din, Kami tahu anda pingin juga
menjadi menteri agama bahkan bernafsu dicalonkan sebagai calon presiden
tapi tidak pernah terlaksana.
Kelakuan kalian yang selalu membuat 1 ramadhan dan 1 syawal berbeda dengan pemerintah kan menunjukkan arogansi murahan.
Pendiri Muhammadiyah KH. Achmad Dahlan begitu tawaduk dan seorang negarawan, masak kalian penerusnya jadi kurang sopan?
Din, ente dan AR itu kan Icon Muhammadiyah kok malah gak genah, untung masih ada Buya yang bijaksana.
Dalam hari yang sama di Surabaya
saat ente berdiskusi, Tommy soeharto sedang mendeklarasikan partainya (
Partai Berkarya) di Sby untuk ikut pemilu.
Saya kok curiga jangan-jangan anda
ikut merestui dan jalan sama tommy, ah..sudahlah apapun yang kalian
kerjakan kami sudah tau semua, kenapa Allah membenci munafik karena
kelasnya lebih rendah dari setan yang gentel masuk neraka, kalau kalian
kan maunya ke neraka lewat surga, ya mana ada Din.
Saya sarankan kalau mau bicara
jangan mendua dan sembuhkanlah penyakit amnesiamu itu sehingga kami bisa
percaya bahwa kalian bukan orang gila.
Di Indonesia ini bukan cuma ada kalian yang suka memainkan agama untuk kepentingan.
Indonesia adalah Kami yang suka kedamaian, dan kami akan lawan kalian yang wujudnya menyembah Tuhan tap hatinya dilambari setan.
# Kami lawan kalian bersama Jokowi demi negeri bukan demi pencuri.
Sumber: Akun Facebook Iyyas Subiakto