Rupiah Berpotensi Melemah

BLOKBERITA, JAKARTA -- Posisi rupiah sepanjang pekan depan diproyeksi masih belum bertenaga untuk mengalahkan dominasi USD. Meski siap didukung oleh data ekonomi domestik, katalis eksternal masih tetap menjadi faktor utama penggerak mata uang Garuda.
Mengutip Bloomberg, Jumat (30/12) valuasi rupiah tergelincir tipis 0,01% ke level Rp 13.471 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah terangkat 0,26% ke level Rp 13.436 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menuturkan, sepanjang pekan depan pasar akan menyoroti beberapa data ekonomi AS yang penting. Di antaranya mulai dari index manufaktur, risalah FOMC Desember 2016 lalu hingga rilis data sektor tenaga kerja AS di pengujung minggu. Pasalnya semua data yang akan dirilis bisa dijadikan acuan mengenai prospek kenaikan suku bunga The Fed sepanjang tahun 2017 ini.
"Diduga data-data tersebut masih akan positif, ini membuat ruang gerak rupiah semakin sempit," tutur Rully. Walau memang di awal pekan rupiah punya kans tipis pasca pasar libur tahun baru dan potensi pelaku pasar melakukan aksi profit taking pada USD sembari menanti rilis data-data ekonomi lanjutan.
Jika memang tertekan lebih lanjut, posisi rupiah masih akan dalam rentang yang terjaga. "Masih belum akan menembus level Rp 13.600 per dollar AS," duga Rully.

BI: 4 Hal Pengaruhi Rupiah 

KARTA. Bank Indonesia (BI) mewaspadai beberapa hal yang terjadi di global di awal tahun 2017. Hal tersebut terkait dengan pergerakan nilai tukar rupiah.

Dalam penutupan perdagangan Jumat (30/12) lalu, nilai tukar rupiah berada di level Rp 13.473 per dollar AS. Posisi tersebut sedikit melemah dibanding hari sebelumnya yang berada di level Rp 13.471 per dollar AS.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, secara umum dunia menunggu pidato Donald Trump saat pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan dilangsungkan pada 20 Januari 2017 mendatang. Dalam pidatonya tersebut, Trump akan menjelaskan kabinet dan program kerjanya sehingga adanya kepastian mengenai kebijakan yang akan diambilnya nanti.

Dari pidato Trump tersebut juga akan memberikan sinyal terhadap arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) selama setahun ini. Agus bilang, arah suku bunga The Fed di tahun depan juga menjadi kekhawatiran BI.

"Tentu berdampak pada borrowing cost atau biaya meminjam bagi negara-negara yang punya utang dalam dollar AS akan cukup tertekan," kata Agus akhir pekan lalu. (elvin/kontan)
View

Related

HEADLINES 6122777209099346877

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item