Mbah Gotho, Manusia Tertua di Dunia Ternyata Seorang Perokok Berat

BLOKBERITA, SRAGEN -- Di Indonesia, di sebuah rumah sederhana di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, hidup seorang pria tua renta yang bisa jadi merupakan manusia tertua di dunia. Masyarakat sekitar lebih akrab memanggilnya Mbah Gotho. Berdasarkan data identitas atau KTP yang dipunyai, dia lahir tahun 1870 silam. Yang berarti saat ini, dia sudah berusia lebih dari 145 tahun.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan tim dari Kantor Arsip dan Dokumentasi Sragen beberapa waktu lalu, saat dilahirkan, Mbah Gontho bernama Saparman, baru kemudian setelah menikah sesuai tradisi masyarakat Jawa saat itu, dia berganti nama menjadi Sodimejo. Nama Gotho sendiri di kalangan pedesaan bermakna sebagai seseorang yang selalu bersemangat dan cenderung menggunakan otot ketika berjalan atau bertindak.

Di usianya yang sudah renta, Mbah Gotho masih terlihat cukup sehat, meski badannya membungkuk dan lebih banyak duduk. Sayangnya fungsi pendengaran Mbah Gotho sudah semakin melemah. Kendati usianya sudah renta namun ingatannya masih jernih dan penuturannya masih lancar dan runtut.

" Saya ini lahir di hari Kamis Wage, bulan Sapar, makanya orang tua saya memberi nama Saparman," ujarnya saat ditemui wartawan, Selasa (30/8) malam.

Sedang untuk tahun lahir, dia tidak ingat pasti. Namun seingat dia, saat masih muda dia pernah menyaksikan peresmian Pabrik Gula Gondang. Pabrik Gula Gondang Sragen menurut sejarah dibangun pada tahun 1880.

" Saya ingat saat itu saya sudah ikut datang menonton peresmian Pabrik Gula Gondang. Saat itu saya sudah besar dan bisa membantu bapak membajak di sawah, umur 10 tahun saya sudah diajari membajak," ucapnya lancar.

Kepala Desa Cemeng Sriyanto (54) tak bisa memastikan kebenaran usia Mbah Gotho. Namun yang dia ingat, sejak dirinya masih sangat kecil, ia sudah mendapati Mbah Gotho sebagai seorang kakek.

" Dari saya kecil beliau ya sudah sangat tua, rambutnya putih semua, tapi tubuhnya tetap tegak berotot, tinggi dan gemuk," katanya.

Sriyanto menambahkan, meskipun Mbah Gotho lahir di desa tersebut, namun data kependudukan yang mencatat kelahiran Mbah Gotho sudah tak lagi bisa ditemukan. Dia hanya berpegangan pada dokumen berupa Kartu Keluarga dan KTP yang dimiliki oleh Mbah Gotho yang mencatat bahwa lelaki renta itu dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1870. Sriyanto yakin bahwa usia Mbah Gotho sudah jauh melewati seabad.

"Ada warga kami almarhum Mbah Dipo, sudah meninggal sekitar 5 tahun lalu, usianya 112 tahun. Beliau bilang bahwa Mbah Gotho itu lebih tua. Saat Mbah Dipo masih anak-anak, Mbah Gotho sudah usia menikah," tandasnya.

Mbah Gotho merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara. Dia dilahirkan dari pasangan Setrodikromo dan Saliyem. Sepanjang hidupnya Mbah Gotho telah menikah dengan empat orang wanita. Yang pertama dia menikahi saudara sepupunya sendiri, namun gagal di tengah jalan. Pernikahannya yang terakhir dengan Rayem yang membuahkan tiga orang anak. Mbah Gotho dikaruniai 12 cucu, 17 cicit dan 2 canggah. Sedangkan istrinya Rayem, yang usainya terpaut jauh dengannya, sudah wafat tahun 1997 lalu.

" Saya sudah menikah empat kali, anak saya lima, tapi yang dua meninggal saat masih anak-anak, cucu saya banyak. Tapi istri saya ada yang cerai ada yang meninggal. Tiga anak saya yang hidup hingga dewasa semua dari istri terakhir. Dari tiga itu, sekarang yang dua sudah meninggal juga. Semua saudara saya juga sudah lama meninggal, tinggal saya saja. Saya menuruni simbah saya yang juga panjang umur," ucapnya.

Saat ini, Mbah Gotho tinggal di rumah milik salah satu cucunya bernama Suryanto yang juga warga Cemeng. Meski kesehatannya mulai berkurang, namun untuk usia setua Mbah Gotho tergolong luar biasa. Setahun terakhir dia terlihat semakin sulit berjalan, lebih banyak menghabiskan waktu duduk di ruang tengah rumah cucunya itu sembari menikmati sebatang demi sebatang rokok yang disediakan cucunya.

" Simbah tidak pernah menderita sakit serius. Dulu ikut emak saya, tapi setelah emak wafat, beliau ikut saya," tuturnya.

Suryanto menjelaskan, meskipun terus merokok, Mbah Gotho juga tidak pernah diserang batuk. Bahkan tidak ada satupun jenis makanan yang dihindarinya. Semua makanan yang disediakan oleh cucunya, akan disantapnya dengan senang hati.

Mbah Gotho mengaku di usianya yang telah renta, tak lagi punya harapan atau impian pada kehidupan di dunia. Dia hanya ingin segera menemukan kematian dengan tenteram dan bersatu dengan nyanyian alam raya.

" Saya ini hanya tinggal menunggu mati. Menjadi orang itu harus sabar dan narimo (menerima apa adanya)," tutupnya.

Perokok Berat

Slogan “ROKOK DAPAT MEMATIKANMU, MEMBUNUHMU, MEMBUATMU MATI LEBIH CEPAT” adalah slogan abal abal alias omong kosong. Kenapa? Karena yang menghidupkan dan mematikan adalah Allah bukan Rokok.

Demikianlah Mbah Gotho seorang kakek yang beralamat di Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Meskipun capaian usianya begitu mengesankan, keinginan Mbah Gotho hanya satu: “Apa yang saya inginkan hanyalah mati.”

Selama tiga bulan terakhir dia mulai memerlukan bantuan ketika hendak mandi dan menyuap makanan. Dia terlihat semakin lemah. Tapi di usia 145 tahun, ia masih menjadi seorang perokok berat.

Menurut dokumen resmi yang menunjukkan tanggal kelahirannya, dan menurut petugas kependudukan resmi, Mbah Gotho dikonfirmasi lahir tanggal 31 Desember 1870.

Jika catatan itu benar, maka Mbah Gotho tercatat sebagai manusia tertua dalam sejarah. 

Karena catatan dunia terakhir tentang orang tertua di dunia dipegang oleh perempuan warga negara Perancis, Jeanne Calment, yang tercatat berusia 122 tahun saat meninggal –atau 23 tahun lebih muda dari Mbah Gotho.
Kesamaan Mbah Gotho dan Jeanne Calment adalah bahwa keduanya adalah perokok berat. Clement mulai merokok pada usia 21 tahun dan berhenti merokok ketika usianya mencapai 117 tahun.

Mbah Gotho kini menghabiskan waktunya dengan mendengar siaran radio, sebab matanya sudah terganggu dan tak kuat lagi menonton televisi terlalu lama.

Ketika ditanya apa resepnya bisa panjang umur, dia hanya menjawab: “Resepnya hanyalah sabar.”

[ bass / merdeka / suanet ]
View

Related

REGIONAL 4165998232803232768

Posting Komentar

Follow us

Terkini

Facebook

Quotes



















.

ads

loading...

Connect Us

loading...
item