Saham Freeport Dropped, Pemerintah Tak Perlu Beli
https://kabar22.blogspot.com/2016/01/saham-freeport-dropped-pemerintah-tak.html
BLOKBERITA -- Mantan
Menteri Keuangan era Presiden Soeharto Fuad Bawazier mengingatkan
pemerintah untuk tidak membeli saham PT Freeport Indonesia (PTFI) yang
dilepas senilai 1,7 miliar USD untuk saham sebesar 10,64 persen.
Menurut Fuad, saat ini harga saham
perusahaan asal Amerika Serikat itu tak ada lagi nilainya.
" Harganya
(saham Freeport) itu sudah drop, hancur. Kalau pemerintah beli, BUMN
pasti bangkrut dan rugi. Siapa pun negara di dunia ini sudah nggak akan
mau beli saham Freeport itu," kata Fuad usai menghadiri acara pelantikan
Pengurus Keluarga Belasar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) di Kantor
Kementerian Pendidikan Dasar dan Budaya, Jakarta, Ahad (17/01/2016).
Sebelumnya, Freeport telah mengajukan
penawaran divestasi saham ke pemerintah di akhir tenggat waktu.
Perusahaan tambang yang berinduk di Amerika Serikat itu mengirimkan
surat kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang
pelepasan 10,64% kepemilikannya. “ Kami sudah menerima kemarin,” ujar
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono, Kamis
(14/1/2016).
Menurut Bambang, persentase saham yang
dilepas tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 77 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Dalam surat penawaran itu, Freeport menyatakan saham yang akan dilepas
senilai USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 23,5 triliun.
Fuad melanjutkan, sejak 2012 saham
perusahaan McMorran itu terus menurun dari harga 60 dolar per sahamnya.
Tahun lalu, harga saham Freeport pun drop menjadi 8 dolar AS. Saat ini
harga saham perusahaan tambang terbesar dunia itu hanya 3,5 dolar AS per
sahamnya.
Fuad curiga jika Freeport dengan kondisi
yang sudah kepepet akan melepas semua sahamnya. Padahal dia belum
tentu dapat jaminan jika masih akan terus melakukan kegiatan penambangan
setelah 2019 nanti.
" Kalau tidak diperpanjang ya sahamnya
seharga tissue toilet, kecebong aja repot. Dunia tak ada lagi yang mau
beli. Karena gak ada penghasilan lagi nanti. Pemerintah harus berani
tolak itu penawaran sahamnya atau kasih ke swasta aja,"kata Fuad.
Atas dasar itu menurut Fuad, tak ada
lagi alasan bagi pemerintah untuk membeli saham Freeport. Terlebih
mengingat sahamnya sudah go public dan bisa diakses semua pihak.
" Itu sudah go public sahamnya di Wall
Street. Siapa yang mau tanggung jawab nanti kalau sahamnya sudah tinggal
1 dollar ? Terus rugi, gak ada harganya. Jadi tunggu aja nanti sampai
renegoisasi 2019 dengan syarat. Masa kita sekarang mau beli nyemplungin
kaki beli saham itu," cetusnya. (bin/rmol)