James Moffett Mundur, Sudirman Said Tersudut
https://kabar22.blogspot.com/2015/12/jim-moffett-mundur-sudirman-said.html
BLOKBERITA -- Pengunduran diri Direktur Utama sekaligus pendiri
perusahaan Freeport-McMoRan, James R. Moffett, mempersulit Menteri ESDM
Sudirman Said.
James R. Moffett mundur setelah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan jatuhnya harga komoditas perusahaan tambangnya. Perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia ini mengalami kesulitan tahun ini karena nilai kedua hasil tambangnya itu mengalami penurunan. Untuk nilai tembaganya saja turun sebanyak 26 persen.
Di perdagangan bursa saham per tengah hari Senin kemarin waktu Amerika Serikat (28/12), nilai saham perusahaan Freeport-McMoRan itu terjun bebas sekitar 61 sen atau sekitar 8,1 persen menjadi 6,95 dolar AS per saham.
Hubungan Moffett dengan Sudirman Said, diantaranya bisa dibaca dan dianalisa melalui Surat Kementerian ESDM pada tanggal 7 Oktober. Dalam surat balasan kepada Freeport Indonesia itu, Sudirman misalnya menulis bahwa terkait dengan permohonan perpanjangan kontrak PTFI, pihaknya memahami bahwa pemerintah Indonesia dan PTFI telah berdsikusi dan menyepakati seluruh aspek dalam naskah kesepkatan kerjasama yang ditandatangi pada 25 Juli 2014. Pemerintah Indonesia, lanjut Sudirman, juga berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan investasi asing di Indnesia.
Surat pada tanggal 7 Oktober ini, yang kemudian langsung dirilis pada 8 Oktober oleh Freeport, ternyata bisa menaikkan saham Freeport. Pada 9 Oktober, harga saham Freeport naik 2,61 persen menjadi 13,35 dolar AS, setelah pada 8 Oktober saham Freeport juga telah naik lebih dari 10 persen. Nampak, surat Sudirman ini menaikkan nilai saham, sehingga Sudirman boleh dikatakan sedang mau menyelamatkan Moffett.
Di Freeport-McMoRan, tentu saja Jim Moffett bukan satu-satunya eksekutif di Freeport McMoran. Belakangan, misalnya, hadir Carl Icahn, yang Oktober lalu berhasil menguasai hampir 9 persen saham Freeport dan menjadi shareholder individu terbesar. Moffett pun akhirnya terpaksa harus mundur setelah nilai saham Freeport terus terjun bebas.
Kondisi internal Freeport McMoran yang berujung pada pengunduran diri Moffett sepintas membenarkan dugaan bahwa ada hubungannya antara surat yang ditulis Sudirman Said tanggal 7 Oktober itu dengan upaya menyelamatkan situasi keuangan Freeport McMoran.
Bagi Sudirman Said, ini bisa mempersulit posisi dirinya di tengah kabar mengenai rencana kocok ulang Kabinet Kerja.
Hal lain yang juga membebani posisi Sudirman Said adalah Dana Ketahanan Energi yang dibaca sebagai cara pemerintah menarik dana dari rakyat secara ilegal.
Sudah Terbaca Sejak Awal
Mundur atau jatuhnya Direktur Utama sekaligus pendiri perusahaan Freeport-McMoRan, James R. Moffett, sudah diprediksi sejak awal.
Demikian disampaikan ekonom senior, Dradjad H Wibowo. Bahkan Dradjad sudah menganalisa hal ini kepada jaringan terbatas pasar global pada awal Desember 2015.
Pada awal Desember itu, Dradjad sudah menganalisa bila kekuatan bisnis Moffett sedang anjlok. Freeport McMoRan sedang di-hostile oleh Carl Icahn yang Oktober lalu berhasil menguasai hampir 9 persen saham Freeport dan menjadi shareholder individu terbesar.
"Icahn telah memasukkan dua direktur, dan kekuasaan Moffet semakin melemah. Harga saham Freeport digoreng anjlok sehingga langkah hostile semakin mulus," kata Dradjad mengulang kembali analisanya beberapa saat lalu (Selasa, 29/12).
Pada September 2015, lanjut Dradjad, saham Freeport masih 11 sampai dengan 12 dolar AS. Dan surat Menteri ESDM Sudirman Said pada tanggal 7 Oktober 2015 tidak ada nilai pasarnya berdasarkan hukum internsional. Sebab surat tersebut berpotensi menimbulkan masalah hukum dan politik di Indonesia.
"Saham Freeport hanya akan mendapat booster dari Indonesia jika pemerintah Indonesia menerbitkan IUPK. Tapi dengan political brouhaha terkait rekaman Ketua DPR Indonesia oleh Presiden Freeport Indonesia, saya sangat yakin pemerintah Indonesia tidak akan menerbitkan IUPK hingga 2019," ungkap Dradjad.
Diketahui, brouhaha adalah sesuatu yang dipikir banyak orang benar-benar penting, sehingga membuat heboh dan keributan, padahal sama sekali tak penting dan kosong melompong.
Menurut Dardjad, jika Freeport Indonesia (FI) maju ke arbitrase internasional, maka FI berpeluang besar menang. Tapi lamanya waktu arbitrase dan rusaknya hubungan dengan Indonesia membuat IUPK sulit terbit. Tanpa IUPK dari Indonesia, dan dengan masih lemahnya pasar mineral, minyak dan gas, maka ini hanya masalah waktu bagi Moffet dipaksa mundur dari perusahaan yg didirikannya.
Jika arbitrase dilakukan dan FI menang, lanjut Dradjad, maka Freeport McMoran dan FI dapat memaksakan kompensasi keuangan dari pemerintah Indonesia. Dan melihat rekam jejak Icahn, Dradjad mengaku tidak terkejut jika Icahn memaksakan arbitrase.
"Siap-siap untuk rock and roll, guys! Untuk yang belum tahu, Icahn ini sangat terkenal. Dia pencaplok perusahaan yang dingin. Dan makanya beberapa waktu lalu saya pernah bilang, Presdir FI salah langkah sebagai pebisnis," demikian Dradjad. [bin/rmol]
James R. Moffett mundur setelah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan jatuhnya harga komoditas perusahaan tambangnya. Perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia ini mengalami kesulitan tahun ini karena nilai kedua hasil tambangnya itu mengalami penurunan. Untuk nilai tembaganya saja turun sebanyak 26 persen.
Di perdagangan bursa saham per tengah hari Senin kemarin waktu Amerika Serikat (28/12), nilai saham perusahaan Freeport-McMoRan itu terjun bebas sekitar 61 sen atau sekitar 8,1 persen menjadi 6,95 dolar AS per saham.
Hubungan Moffett dengan Sudirman Said, diantaranya bisa dibaca dan dianalisa melalui Surat Kementerian ESDM pada tanggal 7 Oktober. Dalam surat balasan kepada Freeport Indonesia itu, Sudirman misalnya menulis bahwa terkait dengan permohonan perpanjangan kontrak PTFI, pihaknya memahami bahwa pemerintah Indonesia dan PTFI telah berdsikusi dan menyepakati seluruh aspek dalam naskah kesepkatan kerjasama yang ditandatangi pada 25 Juli 2014. Pemerintah Indonesia, lanjut Sudirman, juga berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan investasi asing di Indnesia.
Surat pada tanggal 7 Oktober ini, yang kemudian langsung dirilis pada 8 Oktober oleh Freeport, ternyata bisa menaikkan saham Freeport. Pada 9 Oktober, harga saham Freeport naik 2,61 persen menjadi 13,35 dolar AS, setelah pada 8 Oktober saham Freeport juga telah naik lebih dari 10 persen. Nampak, surat Sudirman ini menaikkan nilai saham, sehingga Sudirman boleh dikatakan sedang mau menyelamatkan Moffett.
Di Freeport-McMoRan, tentu saja Jim Moffett bukan satu-satunya eksekutif di Freeport McMoran. Belakangan, misalnya, hadir Carl Icahn, yang Oktober lalu berhasil menguasai hampir 9 persen saham Freeport dan menjadi shareholder individu terbesar. Moffett pun akhirnya terpaksa harus mundur setelah nilai saham Freeport terus terjun bebas.
Kondisi internal Freeport McMoran yang berujung pada pengunduran diri Moffett sepintas membenarkan dugaan bahwa ada hubungannya antara surat yang ditulis Sudirman Said tanggal 7 Oktober itu dengan upaya menyelamatkan situasi keuangan Freeport McMoran.
Bagi Sudirman Said, ini bisa mempersulit posisi dirinya di tengah kabar mengenai rencana kocok ulang Kabinet Kerja.
Hal lain yang juga membebani posisi Sudirman Said adalah Dana Ketahanan Energi yang dibaca sebagai cara pemerintah menarik dana dari rakyat secara ilegal.
Sudah Terbaca Sejak Awal
Mundur atau jatuhnya Direktur Utama sekaligus pendiri perusahaan Freeport-McMoRan, James R. Moffett, sudah diprediksi sejak awal.
Demikian disampaikan ekonom senior, Dradjad H Wibowo. Bahkan Dradjad sudah menganalisa hal ini kepada jaringan terbatas pasar global pada awal Desember 2015.
Pada awal Desember itu, Dradjad sudah menganalisa bila kekuatan bisnis Moffett sedang anjlok. Freeport McMoRan sedang di-hostile oleh Carl Icahn yang Oktober lalu berhasil menguasai hampir 9 persen saham Freeport dan menjadi shareholder individu terbesar.
"Icahn telah memasukkan dua direktur, dan kekuasaan Moffet semakin melemah. Harga saham Freeport digoreng anjlok sehingga langkah hostile semakin mulus," kata Dradjad mengulang kembali analisanya beberapa saat lalu (Selasa, 29/12).
Pada September 2015, lanjut Dradjad, saham Freeport masih 11 sampai dengan 12 dolar AS. Dan surat Menteri ESDM Sudirman Said pada tanggal 7 Oktober 2015 tidak ada nilai pasarnya berdasarkan hukum internsional. Sebab surat tersebut berpotensi menimbulkan masalah hukum dan politik di Indonesia.
"Saham Freeport hanya akan mendapat booster dari Indonesia jika pemerintah Indonesia menerbitkan IUPK. Tapi dengan political brouhaha terkait rekaman Ketua DPR Indonesia oleh Presiden Freeport Indonesia, saya sangat yakin pemerintah Indonesia tidak akan menerbitkan IUPK hingga 2019," ungkap Dradjad.
Diketahui, brouhaha adalah sesuatu yang dipikir banyak orang benar-benar penting, sehingga membuat heboh dan keributan, padahal sama sekali tak penting dan kosong melompong.
Menurut Dardjad, jika Freeport Indonesia (FI) maju ke arbitrase internasional, maka FI berpeluang besar menang. Tapi lamanya waktu arbitrase dan rusaknya hubungan dengan Indonesia membuat IUPK sulit terbit. Tanpa IUPK dari Indonesia, dan dengan masih lemahnya pasar mineral, minyak dan gas, maka ini hanya masalah waktu bagi Moffet dipaksa mundur dari perusahaan yg didirikannya.
Jika arbitrase dilakukan dan FI menang, lanjut Dradjad, maka Freeport McMoran dan FI dapat memaksakan kompensasi keuangan dari pemerintah Indonesia. Dan melihat rekam jejak Icahn, Dradjad mengaku tidak terkejut jika Icahn memaksakan arbitrase.
"Siap-siap untuk rock and roll, guys! Untuk yang belum tahu, Icahn ini sangat terkenal. Dia pencaplok perusahaan yang dingin. Dan makanya beberapa waktu lalu saya pernah bilang, Presdir FI salah langkah sebagai pebisnis," demikian Dradjad. [bin/rmol]