JK Minta Masukan SBY Tentang SDGs
https://kabar22.blogspot.com/2015/09/jk-minta-masukan-sby-tentang-sdgs.html
NEW YORK, BLOBERITA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengaku minta masukan dari Susilo Bambang Yudhoyono sebelum berangkat
menggantikan Presiden Joko Widodo berbicara di Sidang Umum PBB, New
York, AS, khususnya terkait pembahasan dan penerimaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Dulu, ini, kan pak SBY yang ikut mengawali Millenium Development Goals (MDGs), tentu kita tanya seperti apa dan masukannya bagaimana,” ujar Wapres Kalla di sela-sela kunjungan kerjanya di New York, AS, Kamis (24/9/2015) sore waktu setempat atau pagi ini di Jakarta.
Saat menjadi Presiden, berpasangan dengan Wapres Boediono, SBY pernah memimpin Ketua Bersama Panel Tingkat Tinggi Pasca 2015 di Nusa Bali, untuk merumuskan Agenda Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pasca 2015. Kerangka kerja Agenda Pembangunan Pasca 2015 pernah dibahas di London pada 2012, Monrovia dan Liberia, yang diikuti juga oleh SBY. Dari serangkaian pertemuan itulah, akhirnya setelah MDGs berakhir pada akhir Desember 2015, akan digantikan oleh SDGs.
MDGs sejauh ini merupakan komitmen 192 negara pada tahun 2000 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada 8 target MDGs yang harus dicapai sebelum 2015, selain menghapus kemiskinan yang ektrem dan kelaparan, memenuhi pendidikan dasar, mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi angka kematian anak, dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu.
Sebagai kelanjutan dari MDGs, SDGs kini menjadi model pembangunan global yang tak hanya mencakup kesejahteraan rakyat di negara-negara berkembang, tetapi juga di seluruh negara yang anggota PBB penerima SDGs. Jika MDGs hanya ada 8 langkah mencapai target kesejahteraan, maka SDG memiliki 17 langkah pada 15 tahun ke depan.
Dijadwalkan, besok Jumat (25/9/2015) pagi waktu New York, saat pembukaan Sidang Umum PBB, yang akan diisi dengan pidato Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Paus Fransiskus, akan dideklarasikan SDGs sebagai komitmen global negara-negara di dunia.
Saat deklarasi, Wapres Kalla direncanakan dampingi Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambis. (bass/kmps)
“Dulu, ini, kan pak SBY yang ikut mengawali Millenium Development Goals (MDGs), tentu kita tanya seperti apa dan masukannya bagaimana,” ujar Wapres Kalla di sela-sela kunjungan kerjanya di New York, AS, Kamis (24/9/2015) sore waktu setempat atau pagi ini di Jakarta.
Saat menjadi Presiden, berpasangan dengan Wapres Boediono, SBY pernah memimpin Ketua Bersama Panel Tingkat Tinggi Pasca 2015 di Nusa Bali, untuk merumuskan Agenda Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pasca 2015. Kerangka kerja Agenda Pembangunan Pasca 2015 pernah dibahas di London pada 2012, Monrovia dan Liberia, yang diikuti juga oleh SBY. Dari serangkaian pertemuan itulah, akhirnya setelah MDGs berakhir pada akhir Desember 2015, akan digantikan oleh SDGs.
MDGs sejauh ini merupakan komitmen 192 negara pada tahun 2000 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada 8 target MDGs yang harus dicapai sebelum 2015, selain menghapus kemiskinan yang ektrem dan kelaparan, memenuhi pendidikan dasar, mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi angka kematian anak, dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu.
Sebagai kelanjutan dari MDGs, SDGs kini menjadi model pembangunan global yang tak hanya mencakup kesejahteraan rakyat di negara-negara berkembang, tetapi juga di seluruh negara yang anggota PBB penerima SDGs. Jika MDGs hanya ada 8 langkah mencapai target kesejahteraan, maka SDG memiliki 17 langkah pada 15 tahun ke depan.
Dijadwalkan, besok Jumat (25/9/2015) pagi waktu New York, saat pembukaan Sidang Umum PBB, yang akan diisi dengan pidato Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Paus Fransiskus, akan dideklarasikan SDGs sebagai komitmen global negara-negara di dunia.
Saat deklarasi, Wapres Kalla direncanakan dampingi Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambis. (bass/kmps)