IHSG Semakin Lettoyy
https://kabar22.blogspot.com/2015/07/ihsg-semakin-lettoyy.html
BLOKBERITA -- Sejak bulan Maret tahun ini sudah memperkirakan IHSG dalam kondisi bahaya. Pada penutupan perdagangan hari kamis (30/7/15) IHSG turun sebesar 8 point atau 0.2%. Walau tipis, penutupan IHSG di 4712 kembali menciptakan level penutupan terendah terbaru dalam satu tahun ke belakang . Padahal, di awal perdagangan IHSG masih naik, tapi akhirnya ditutup turun. Akibatnya, candle IHSG hari ini jadi buruk.
Memakai analisa Moving Average (MA), jelas IHSG sedang dalam kondisi trend turun jangka panjang. Lihat saja, level penutupan sudah jauh dibawah MA 200. Kondisi MA 200 juga sudah diatas MA 50, MA 20 dan MA 5.
Bila memakai analisa trend line level penutupan sekarang juga sudah sangat parah. Seluruh support IHSG lebih dari satu tahun ke belakang telah terlewati. Support IHSG terdekat berada di level 4660 s/d 4690 dan itu merupakan level terendah perdagangan di akhir bulan April tahun 2014.
Muramnya IHSG tidak terlepas dari kondisi ekonomi Indonesia dan global. Karena, kondisi tersebut membuat kinerja emiten-emiten di IHSG menjadi muram. Emiten dengan kapitalisasi terbesar saat ini, BBCA, dalam laporan keuangan semester I tahun ini, labanya hanya bertumbuh 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Jauh dari ekspektasi pasar.
Tapi sebenarnnya kondisi BBCA masih jauh lebih baik dibandingkan dengan BBNI. Karena, bank plat merah ini labanya dalam semester I tahun ini longsor sampai 50%. Sampai saat ini, laporan keuangan dari bank plat merah utama, seperti BBRI dan BMRI belum dikeluarkan.
Kelesuan bukan hanya terjadi di industri perbankan saja, tapi juga ke seluruh indutri, termasuk otomotif. Lihat saja, ASII laba semester I tahun ini terperosok sampai 18% . Apalagi, indutri kelapas sawit dan batu bara kineja makin hari makin terpuruk. Seperti, AALI labanya turun 67% PTBA turun 31%.
Indonesian Review sejak bulan Maret tahun ini sudah memperkirakan IHSG dalam kondisi bahaya. Bahkan ketika Jokowi optimis IHSG akan menuju 6.000 kami tidak sependapat dan mengatakan itu hanya mimpi.
Kami sejak jauh hari juga selalu memperingatkan agar Investor menjauh dari pasar, karena IHSG sudah overvalue dan tidak mencerminkan realita kondisi ekonomi nasional .Kecuali untuk trader, kami selalu merekomendasikan untuk mencari titik support untuk masuk, tapi itu pun dengan alokasi modal terbatas.
Untuk trader rekomendasi kami tetap untuk masuk di level support dengan alokasi terbatas.Sedang untuk investor, kami masih merekomendasikan untuk tetap berada di tepian pasar.
[ bin / inrev ]
Memakai analisa Moving Average (MA), jelas IHSG sedang dalam kondisi trend turun jangka panjang. Lihat saja, level penutupan sudah jauh dibawah MA 200. Kondisi MA 200 juga sudah diatas MA 50, MA 20 dan MA 5.
Bila memakai analisa trend line level penutupan sekarang juga sudah sangat parah. Seluruh support IHSG lebih dari satu tahun ke belakang telah terlewati. Support IHSG terdekat berada di level 4660 s/d 4690 dan itu merupakan level terendah perdagangan di akhir bulan April tahun 2014.
Muramnya IHSG tidak terlepas dari kondisi ekonomi Indonesia dan global. Karena, kondisi tersebut membuat kinerja emiten-emiten di IHSG menjadi muram. Emiten dengan kapitalisasi terbesar saat ini, BBCA, dalam laporan keuangan semester I tahun ini, labanya hanya bertumbuh 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Jauh dari ekspektasi pasar.
Tapi sebenarnnya kondisi BBCA masih jauh lebih baik dibandingkan dengan BBNI. Karena, bank plat merah ini labanya dalam semester I tahun ini longsor sampai 50%. Sampai saat ini, laporan keuangan dari bank plat merah utama, seperti BBRI dan BMRI belum dikeluarkan.
Kelesuan bukan hanya terjadi di industri perbankan saja, tapi juga ke seluruh indutri, termasuk otomotif. Lihat saja, ASII laba semester I tahun ini terperosok sampai 18% . Apalagi, indutri kelapas sawit dan batu bara kineja makin hari makin terpuruk. Seperti, AALI labanya turun 67% PTBA turun 31%.
Indonesian Review sejak bulan Maret tahun ini sudah memperkirakan IHSG dalam kondisi bahaya. Bahkan ketika Jokowi optimis IHSG akan menuju 6.000 kami tidak sependapat dan mengatakan itu hanya mimpi.
Kami sejak jauh hari juga selalu memperingatkan agar Investor menjauh dari pasar, karena IHSG sudah overvalue dan tidak mencerminkan realita kondisi ekonomi nasional .Kecuali untuk trader, kami selalu merekomendasikan untuk mencari titik support untuk masuk, tapi itu pun dengan alokasi modal terbatas.
Untuk trader rekomendasi kami tetap untuk masuk di level support dengan alokasi terbatas.Sedang untuk investor, kami masih merekomendasikan untuk tetap berada di tepian pasar.
[ bin / inrev ]