THR Harus Turun Paling Lambat 10 Juli 2015

https://kabar22.blogspot.com/2015/06/thr-harus-turun-paling-lambat-10-juli.html
JAKARTA, BLOKBERITA -- Pengusaha diimbau membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) paling lambat 10 Juli mendatang. Hal ini guna percepatan penggunaan THR dalam rangka merayakan hari raya Idul Fitri.
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan sosial Kemenakertrans Irianto Simbolon menyatakan, maksimal THR dibayar pada H-7 lebaran. Hal ini berarti jatuh pada tanggal 10 Juli.
" Lebaran 18, berarti paling lambat tanggal 10. Pak Menteri imbau kalau bisa lebih cepat dua minggu sebelumnya. Kenapa? Supaya teman-teman pekerja buruh bisa langsung gunakan itu dalam rangka tujuan merayakan Idul Fitri," ujar Irianto saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Menurutnya, hal ini membuat para karyawan tidak lagi gamang terhadap keperluan Lebaran nanti. Terlebih lagi bagi yang akan mudik dan mengharuskan membeli tiket angkutan umum.
Sementara itu, Irianto menyatakan, pada tahun lalu beberapa perusahaan relatif terlambat membayarkan THR. Akan tetapi, berdasarkan catatan Kemenakertrans, hal tersebut merupakan kesepakatan perusahaan dan karyawan.
" Kalau benar tidak mampu silakan ajukan ke Menteri untuk minta pengecualian dalam rangka ketidakmampuan membayar THR. Syaratnya harus ada kesepakatan dua pihak nanti ada bukti laporan keuangan," ujar Irianto.
" Nanti kita periksa dan nilai apakah memang demikian adanya. Namun tidak dalam rangka dia tidak membayar THR. Jadi ada solusinya, harusnya 100 persen, hanya sanggup 50 persen. Mungkin besok bayar lagi, itu yang kami tempuh," tandasnya.
[ bmw / okee ]
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan sosial Kemenakertrans Irianto Simbolon menyatakan, maksimal THR dibayar pada H-7 lebaran. Hal ini berarti jatuh pada tanggal 10 Juli.
" Lebaran 18, berarti paling lambat tanggal 10. Pak Menteri imbau kalau bisa lebih cepat dua minggu sebelumnya. Kenapa? Supaya teman-teman pekerja buruh bisa langsung gunakan itu dalam rangka tujuan merayakan Idul Fitri," ujar Irianto saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Menurutnya, hal ini membuat para karyawan tidak lagi gamang terhadap keperluan Lebaran nanti. Terlebih lagi bagi yang akan mudik dan mengharuskan membeli tiket angkutan umum.
Sementara itu, Irianto menyatakan, pada tahun lalu beberapa perusahaan relatif terlambat membayarkan THR. Akan tetapi, berdasarkan catatan Kemenakertrans, hal tersebut merupakan kesepakatan perusahaan dan karyawan.
" Kalau benar tidak mampu silakan ajukan ke Menteri untuk minta pengecualian dalam rangka ketidakmampuan membayar THR. Syaratnya harus ada kesepakatan dua pihak nanti ada bukti laporan keuangan," ujar Irianto.
" Nanti kita periksa dan nilai apakah memang demikian adanya. Namun tidak dalam rangka dia tidak membayar THR. Jadi ada solusinya, harusnya 100 persen, hanya sanggup 50 persen. Mungkin besok bayar lagi, itu yang kami tempuh," tandasnya.
[ bmw / okee ]