'Zero Sum Game' Tanding Raja Bola di Semifinal Liga Champions

https://kabar22.blogspot.com/2015/04/zero-sum-game-tanding-raja-bola-di.html
BLOKBERITA -- Real Madrid dan Juventus akhirnya mengisi 2 slot tersisa di semifinal Liga Champions musim ini. Madrid dan Juve sukses mengandaskan perlawanan lawan masing-masing dalam 2 leg.
Dalam laga yang digelar di Santiago Bernabeu, Rabu 22 April 2015
atau Kamis dini hari WIB, Madrid yang tampil pincang nyatanya sukses
menekuk Atletico Madrid dengan skor 1-0. Ya, ada 3 pemain pilar mereka
yang absen karena cedera. Ketiganya adalah Karim Benzema, Luka Modric,
dan Gareth Bale.
Cedera ketiganya ternyata tak berpengaruh sama sekali bagi Madrid. Sebaliknya, Madrid tampil bagus.
Javier 'Chicharito' Hernandez, yang selama ini akrab di bangku
cadangan, justru menjadi juru selamat Madrid di laga dini hari tadi. Dia
membayar lunas kepercayaan Carlo Ancelotti dengan mencetak gol
kemenangan di menit 88.
"Dia adalah solusi yang fantastis. Chicharito bermain sangat bagus
dan dengan intensitas luar biasa. Dia pantas mendapatkannya karena dia
jarang bermain musim ini," puji Ancelotti yang dilancarkan pada
Chicharito.
"Saat saya mengatakan padanya akan bermain, dia langsung siap. Dia
benar-benar seorang profesional. Saya senang melihat sikapnya," lanjut
sang pelatih, seperti dilansir Inside Spanish Football.
Kemenangan di leg 2 Liga Champions menjadi yang pertama bagi El
Real dalam derby Madrid musim ini. Pada 7 pertemuan sebelumnya, Madrid
tak pernah menang atas Atletico.
Masih ada prestasi lain yang diukir Madrid. Keberhasilan mereka
melaju ke semifinal Liga Champions musim ini merupakan yang kelima dalam
lima tahun terakhir.
Madrid juga tercatat sebagai tim yang paling sering ke semifinal
Liga Champions. Total, Madrid sudah mencapai semifinal Liga Champions
sebanyak 31 kali.
Sementara itu, Stade Louis II menjadi saksi bisu dari keberhasilan
Juve mengakhiri penantian panjang mereka. Si Nyonya Tua memang sudah
absen lama di semifinal Liga Champions.
Terakhir kali mereka bermain di semifinal adalah pada musim
2002/03. Saat itu mereka juga berhasil lolos ke partai puncak. Sayang,
Juve ketika itu gagal juara karena kalah pada babak adu penalti dari AC
Milan.
"Saya senang untuk para pemain, karena saya pikir mereka pantas ada
di semifinal untuk semua yang sudah mereka lakukan di Liga Champions,"
tutur pelatih Juve, Massimiliano Allegri.
Slot di semifinal Liga Champions kini sudah terisi penuh. Sebelum
Madrid dan Juve, Barcelona serta Bayern Munich sudah lebih dulu
memastikan diri tampil di semifinal.
Keempatnya belum mengetahui siapa lawan mereka di semifinal. Pasalnya, undian baru digelar di Nyon, Swiss, Jumat 24 April 2015.
Bakal Dihiasi Laga Seru
Seluruh partai di Liga Champions selalu menghadirkan cerita dan
kejutan. Jadi, sangat menarik untuk disimak seperti apa hasil undian
untuk semifinal nanti.
Ada 3 kemungkinan yang akan keluar untuk partai semifinal. Mari kita berhitung dengan cara yang sederhana:
Skema 1:
Bayern Munich versus Juventus
Barcelona versus Real Madrid
Skema 2:
Real Madrid versus Juventus
Barcelona versus Bayern Munich
Skema 3
Barcelona versus Juventus
Real Madrid versus Bayern Munich
Nah, dari 3 perkiraan tersebut mana yang menurut Anda paling
menarik? Kami pikir, semua laga sangat menarik. Namun, agak disayangkan
jika skema pertama yang muncul. Laga El Clasico tampaknya kurang seru
jika terjadi di semifinal. Duel tersebut layaknya final kepagian.
Bagaimana dengan skema kedua? Bisa jadi skema ini akan menyajikan partai menarik sejak semifinal hingga final.
Madrid versus Juventus, ini adalah salah satu pertandingan klasik
di kancah Eropa. Sejak 2003 silam, keduanya sudah bertemu 8 kali di
ajang Liga Champions. Hasilnya, sangat ketat! Juve lebih unggul dari
Madrid karena mereka sudah memenangkan 4 pertemuan. Sedangkan, Madrid 3
kali menang dan sisanya diakhiri dengan hasil imbang.
Kemudian Barca kontra Bayern. Yang menarik di sini adalah pertemuan antara Pep Guardiola dengan mantan klubnya, Barca.
Ya, Guardiola merupakan salah satu pelatih tersukses Barca.
Tercatat, selama melatih Barca di periode 2008 hingga 2012, Guardiola
sudah mempersembahkan 3 gelar La Liga, 2 trofi Copa del Rey, 2 titel
Liga Champions, serta 2 titel Piala Dunia Antarklub.
"Saya tidak peduli jika Barca harus bertemu dengan Bayern. Saya
hanya senang terhadap kinerja Guardiola dan hasil yang dia raih. Timnya
sempat terlihat nyaris tersingkir (lawan Porto), tapi mereka kemudian
mencetak 6 gol. Pep telah menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih
hebat," kata pelatih Barca, Luis Enrique.
"Tak ada alasan bagi kami ingin menghindari siapapun di semifinal
karena kami harus menampilkan performa terbaik terlepas dari tim mana
yang kami hadapi," tutur Iniesta, seperti dilansir Marca.
Skenario partai final yang ditawarkan lewat skema ini juga cukup
menarik. Pertama, bisa jadi ada El Clasico di final. Kemudian, ada
kemungkinan Barca bakal bertemu Juve. Dua kemungkinan lain adalah
pertandingan antara Madrid versus Bayern atau Bayern versus Juve.
Bergeser ke skema ketiga. Ini juga menarik, terutama duel antara
Madrid versus Bayern. Seperti diketahui, keduanya adalah juara Liga
Champions di 2 edisi sebelumnya.
Aroma balas dendam akan sangat kental di partai ini. Pasalnya,
musim lalu langkah Bayern harus terhenti di semifinal oleh Madrid.
Parahnya, saat itu Bayern dibantai dalam 2 leg dengan agregat 5-0.
Apa pun hasil undiannya, Ancelotti menuturkan Madrid siap untuk
menjalani babak semifinal. Pelatih yang pernah menukangi AC Milan
tersebut tak mau pilih-pilih lawan di semifinal nanti. Menurut
Ancelotti, semua tim yang maju ke semifinal Liga Champions musim ini
sangat kuat.
"Kami menghormati tiga tim lain. Apapun yang terjadi, saya paham kalau mereka layak berada di semifinal," kata Ancelotti.
"Kita lihat apa yang akan terjadi dalam drawing. Sepanjang kami
bisa menunjukkan komitmen, maka tak masalah harus melawan siapa,"
sambungnya.
Sementara itu, kubu Juve merasa menjadi tim non unggulan di
semifinal nanti. Klub asal Turin tersebut sadar bahwa level permainan
mereka jauh di bawah tiga kontestan lain.
Meski begitu, hal tersebut tak membuat nyali pemain Juve ciut.
Sebaliknya, para pemain Juve sangat bernafsu untuk bisa menggulingkan
tiga raksasa yang mengepung mereka.
"Saya tak takut dengan siapa pun. Saya pikir empat tim di semifinal
punya kualitas masing-masing. Dan pada Jumat nanti, kami akan lihat
siapa yang akan kami hadapi," kata Vidal seperti dilansir Football Italia.
Ada hal yang begitu diyakini Vidal bakal membawa Juventus bisa
melewati hadangan berikutnya. Menurutnya, Juve sudah semakin dewasa.
"Kami bermain dengan kepala kami sekarang dan merupakan tim yang dewasa," ujar gelandang asal Chile tersebut.
Sementara itu CEO Juve, Beppe Marotta, mengaku timnya butuh
keberuntungan di semifinal nanti. "Kami akan lakukan yang terbaik.
Memang, kemampuan teknik dan finansial mereka dalam level yang berbeda.
Tapi, di sepakbola siapa yang tahu. Kami memang harus realistis, tapi
kalau kami beruntung ya siapa yang tahu," tutur Marotta.
Duelnya Para Raja
Apapun hasil undiannya, laga semifinal Liga Champions pasti akan
menarik. Pasalnya, para semifinalis adalah tim yang paling sukses
sepanjang sejarah Liga Champions.
Jika dikumpulkan, 4 tim tersebut ternyata sudah mengoleksi 21 trofi
Liga Champions. Madrid sudah mengumpulkan 10 trofi. Kemudian, Bayern 5
trofi. Di bawahnya ada Barca yang mengumpulkan 4 titel. Dan terakhir,
Juve dengan koleksi 2 trofi.
Semakin seru karena semifinal nanti akan menjadi ajang pertaruhan
harga diri masing-masing tim. Ya, ditinjau lebih jauh, keempat kontestan
berstatus sebagai "raja".
Barca masih nyaman berada di posisi puncak klasemen sementara La
Liga. Lalu, Juve merupakan calon kuat juara Serie A. Bayern pun sampai
sekarang masih kokoh di puncak klasemen sementara Bundesliga.
Terakhir adalah Madrid. Memang, di liga domestik, Les Merengues
menempati posisi runner up. Tapi, status mereka di ajang Liga Champions
adalah juara bertahan.
Nah, Madrid memiliki misi lain di Liga Champions kali ini. Mereka
ingin mematahkan kutukan tak ada tim yang mampu mempertahankan gelar
juara di Liga Champions selama dua musim beruntun.
Gengsi semakin meningkat ketika mengetahui ada tiga tim yang berpeluang untuk mengakhiri musim dengan status treble winners. Barca, Juve, dan Bayern merupakan tiga kontestan di semifinal yang punya peluang besar meraih treble winners.
Liga Champions hampir mencapai pada puncaknya. Drama dan kejutan
apa lagi yang akan terjadi. Akankah kutukan Liga Champions terputus?
Atau justru ada salah satu kontestan yang mengakhiri gelar dengan status
treble winners? Menarik untuk disimak bagaimana akhir dari pertempuran
sengit Liga Champions musim ini.
[ mrhill / viva ]